Pertimbangannya, supaya permainan di sepak bola bisa lebih mengalir seperti di futsal. Meski mengundang pro-kontra, Usul ini cukup menarik, karena akan membuat aspek menyerang di sepak bola lebih berwarna.
Tapi, di lapangan yang ukurannya jauh lebih luas dari lapangan futsal, agak sulit membuat permainan sepak bola seintens futsal. Ruang geraknya masih jauh lebih luas.
Ditambah lagi, jika pertimbangannya adalah untuk meminimalkan aksi buang waktu, seharusnya, waktu permainan otomatis distop setiap kali bola keluar lapangan atau ada insiden, entah cedera, pelanggaran atau yang lainnya.
Otomatis, tidak ada lagi aksi nakal seperti pura-pura cedera, diving atau sejenisnya, khususnya di menit-menit akhir. Permainan pun akan lebih enak dilihat, karena taktik dan teknik akan lebih banyak berbicara ketimbang aksi teatrikal di lapangan.
Terlepas dari pro-kontra yang akan muncul nanti, menarik ditunggu, apakah lemparan ke dalam akan benar-benar digantikan oleh tendangan ke dalam atau tidak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H