Mohon tunggu...
Yose Revela
Yose Revela Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

YNWA. Wonosobo, 14 Juli 1992 yoserevela@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Lemparan ke Dalam, dari Masa ke Masa

16 Juni 2022   05:43 Diperbarui: 16 Juni 2022   07:31 1217
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di era kekinian, lemparan ke dalam juga jadi satu aspek yang mendapat perhatian khusus di Liverpool dalam beberapa tahun terakhir. Terbukti, sejak tahun 2018 Juergen Klopp menugaskan Thomas Gronnemark sebagai pelatih khusus lemparan ke dalam.

Sebelumnya, pria asal Denmark ini juga sempat menjalani peran serupa di FC Midtjylland. Meski sekilas terlihat aneh, spesialisasi Gronnemark ini ternyata sempat menjadi salah satu kunci sukses Midtjylland di kasta tertinggi Liga Denmark.

Karenanya, bukan kejutan kalau Andy Robertson dan Trent Alexander-Arnold di Liverpool juga punya kemampuan lemparan jauh cukup baik. Alhasil, lemparan jauh kadang jadi senjata lain mereka, khususnya saat ruang melepas umpan silang dibatasi lawan.

Thomas Gronnemark, pelatih khusus lemparan ke dalam Liverpool (Dailymail.co.uk)
Thomas Gronnemark, pelatih khusus lemparan ke dalam Liverpool (Dailymail.co.uk)
Soal lemparan ke dalam, gaya Trent Alexander-Arnold belakangan juga jadi sorotan, karena mirip lemparan basket. Gaya unik ini sempat hadir, saat Liverpool menghadapi Chelsea di final Piala FA 2022. 

Di level antarnegara, lemparan jauh juga sempat jadi satu senjata andalan Timnas Islandia saat diperkuat Aron Gunnarsson. Pemain kelahiran tahun 1989 ini juga menjadi kapten Timnas Islandia, kala mereka lolos ke babak perempat final Euro 2016 dan tampil di Piala Dunia 2018.

Belakangan, lemparan jauh menjadi satu elemen populer di Timnas Indonesia, karena ada Pratama Arhan yang punya keahlian ini. Ada juga Alfeandra Dewangga, yang diketahui piawai melempar jauh, meski tidak sepopuler Pratama Arhan.

Dalam beberapa kesempatan, lemparan jauh pemain Tokyo Verdy itu menjelma jadi senjata rahasia Tim Garuda, karena biasa menghadirkan bahaya seperti tendangan bebas atau sepak pojok. Makanya, memaksakan lemparan ke dalam belakangan mulai coba dihindari lawan.

Sebagai contoh, saat Timnas Indonesia menghajar Nepal 7-0, Rabu (14/6, dinihari WIB) di Kualifikasi Piala Asia 2023 yang baru tuntas, lemparan ke dalam pertama tim asuhan Shin Tae-yong baru didapat di akhir babak pertama.

Pratama Arhan, spesialis lemparan jauh Timnas Indonesia (Bolasport.com)
Pratama Arhan, spesialis lemparan jauh Timnas Indonesia (Bolasport.com)
Hanya saja, kelanjutan kisah lemparan ke dalam di sepak bola kini berada di titik simpang. Maklum, Dewan Asosiasi Sepakbola Internasional (IFAB) sedang membahas kemungkinan mengganti (kembali) lemparan ke dalam dengan tendangan ke dalam, seperti dalam sepak bola sebelum tahun 1863.

Wacana tersebut awalnya diapungkan Arsene Wenger, sebelum akhirnya dibahas IFAB dalam agenda pertemuan terbaru yang diadakan di Doha, Qatar, Selasa (14/6).

Mantan pelatih Arsenal itu sebelumnya sempat mengkritik peran defensif lemparan ke dalam, karena sering jadi celah untuk membuang waktu. Makanya, ketika bertugas menjadi kepala pengembangan global di FIFA (sejak 2019) Si Profesor berusaha menggolkan perubahan ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun