Mohon tunggu...
Yose Revela
Yose Revela Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

YNWA. Wonosobo, 14 Juli 1992 yoserevela@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Pemain Kidal, Warna Unik di Sepak Bola

11 Juni 2022   14:42 Diperbarui: 11 Juni 2022   15:08 1310
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lionel Messi & Mohamed Salah (Mirror.co.uk)

Bicara soal kaki terkuat pesepakbola, para pemain berkaki kanan jumlahnya memang jauh lebih banyak dari yang berkaki kiri alias kidal. Tapi, bukan berarti para pemain kidal ini lalu terlupakan begitu saja.

Meski jumlahnya relatif terbatas dari masa ke masa, selalu ada pemain kidal yang bersinar terang. Beberapa dari mereka bahkan dikenal karena ciri khas atau kelebihan khususnya.

Di pos penjaga gawang, ada dua kiper bergaya klasik (shot-stopper) dari Eropa yang terkenal punya refleks istimewa, yakni Petr Cech (Republik Ceko) dan Iker Casillas (Spanyol).

Sementara itu, di untuk tipikal kiper modern, ada Jose Luis Chilavert (Paraguay) dan Ederson (Brasil) yang cukup nyaman memainkan bola di kakinya dengan akurasi umpan sangat baik.

Chilavert bahkan menjadi kiper pertama yang mampu mencetak hat-trick pada tahun 1999, saat memperkuat Velez Sarsfield di Liga Argentina. Secara total, kiper berjuluk Si Bulldog ini mencetak 67 gol sepanjang karirnya, kebanyakan lewat eksekusi tendangan bebas atau penalti.

Di lini belakang, ada empat nama familiar yang identik dengan kaki kiri spesialnya. Mereka adalah Paolo Maldini (Italia), Roberto Carlos, dan Marcelo (Brasil) serta Andy Robertson (Skotlandia).

Maldini dikenal karena loyalitasnya di AC Milan dan gaya mainnya yang elegan, sementara tiga nama lainnya dikenal punya kecepatan dan umpan silang kualitas yahud di sisi kiri.

Tapi, dari keempatnya, nama Roberto Carlos menjadi yang paling familiar, khususnya bagi generasi awal penikmat game PlayStation. Maklum, legenda Real Madrid ini juga dikenal punya tendangan geledek.

Karenanya, oleh para pemain PlayStation di masa itu, Carlos kerap dijadikan penyerang tengah dadakan. Anda mungkin salah satu diantaranya.

Selain Roberto Carlos, Brasileiro kidal lain yang juga jadi legenda di game PlayStation adalah Adriano Leite, legenda Inter Milan.

Adriano Leite dan Roberto Carlos, dua legenda game PlayStation berkaki kidal (Alamy.com)
Adriano Leite dan Roberto Carlos, dua legenda game PlayStation berkaki kidal (Alamy.com)
Bedanya, jika Carlos sering "disalahgunakan" menjadi penyerang, Adriano memang adalah seorang penyerang murni dengan tendangan geledek dan fisikalitas istimewa.

Sosok kidal ikonik lainnya hadir di lini tengah dalam diri Edgar Davids. Semasa bermain, Si Pitbull yang kini jadi asisten Louis Van Gaal di Timnas Belanda ini dikenal dengan gaya main tanpa kompromi dan bertenaga kuda.

Selain karena gaya mainnya, mantan pemain Ajax Amsterdam dan Juventus ini cukup familiar, karena biasa memakai kacamata renang setiap kali bermain. Kebiasaan ini muncul, setelah Davids menjalani operasi mata karena penyakit glaukoma yang dideritanya.

Dari benua Asia, kaki kidal juga menjadi satu ciri khas Shunsuke Nakamura. Legenda Timnas Jepang yang bersinar saat membela Glasgow Celtic (Skotlandia) dan Reggina (Italia) ini dikenal sebagai salah satu spesialis tendangan bebas pada masanya.

Di era kekinian, nama David Silva (Spanyol), Angel Di Maria dan Paulo Dybala (Argentina) dan Mesut Ozil (Jerman) mungkin menjadi nama familiar dari sektor dapur serangan, yang ternyata berkaki kidal.

Ketiganya sama-sama dikenal punya kemampuan dribel aduhai dan visi bermain di atas rata-rata. Makanya, pergerakan dan umpan mereka cukup sulit diantisipasi.

Diego Maradona dan Johan Cruyff (Planetfootball.com)
Diego Maradona dan Johan Cruyff (Planetfootball.com)
Keistimewaan yang kurang lebih sama juga dimiliki Johan Cruyff, salah satu dedengkot Total Football Belanda, plus duo nomor 10 milik Argentina, yakni Lionel Messi dan Diego Maradona. Hanya saja, mereka melengkapinya dengan kemampuan mencetak gol yang tak kalah ampuh dengan penyerang murni.

Di sektor depan, kehadiran pemain kidal menjadi satu warna tersendiri. Atribut spesial mereka menjadi satu penyebab populernya manuver "cut inside" dari sisi sayap ke kotak penalti.

Awalnya, manuver ini identik dengan sosok Arjen Robben di Timnas Belanda dan Bayern Munich. Kaki kidalnya menjadi satu senjata mematikan di sisi kanan serangan tim.

Belakangan, pola ini juga dipakai Mohamed Salah di Liverpool, yang juga berkaki kidal. Dalam prosesnya, kehadiran pemain berkaki kanan di sisi kiri macam Luis Diaz (Kolombia) ikut berkembang menjadi tren.

Hasilnya, manuver "cut inside" menjadi populer, karena mampu menambah daya gedor serangan. Rapatnya pertahanan pun bisa dibelah, lewat tusukan dari kedua sisi sayap

Meski pola pergerakannya relatif mirip, manuver ini tetap sulit diantisipasi, khususnya bagi pemain yang tidak kidal. Makanya, ada pola penjagaan khusus, dengan 2-3 pemain sekaligus bisa ditugaskan untuk meredam gebrakan si kidal.

Gareth Bale, bintang Timnas Wales (Goal.com)
Gareth Bale, bintang Timnas Wales (Goal.com)
Tentu saja, ini menjadi satu kemajuan, karena pemain kidal tidak hanya sebatas bertugas menyisir sisi sayap dan mengirim umpan silang seperti pada kasus Gareth Bale dan Ryan Giggs (Wales) khususnya di awal karir mereka, tapi sudah dibebaskan bereksplorasi sesuai ciri khas mereka.

Di sepak bola nasional, Timnas Indonesia pernah punya dua penyerang kidal dalam diri Boaz Solossa dan Christian Gonzales, yang sama-sama pernah menjadi top skor Liga Indonesia.

Tongkat estafet itu belakangan diteruskan di generasi terkini, lewat kehadiran sosok Elkan Baggott, Alfeandra Dewangga, Egy Maulana Vikri, Witan Sulaeman dan Pratama Arhan. 

Di Tim Garuda, mereka hadir mengisi berbagai sektor di lapangan, dan terbukti mampu tampil baik di posisi masing-masing.

Egy Maulana Vikri dan Witan Sulaeman (Bolasport.com)
Egy Maulana Vikri dan Witan Sulaeman (Bolasport.com)
Meski berbeda dengan kebanyakan orang, mereka terbukti mampu menciptakan dimensi dan warna khasnya sendiri. Inilah yang membuat pemain kidal lekat dengan ingatan, sekalipun sudah pensiun.

Ada satu ciri khas spesial, yang "limited edition". Karenanya, alih-alih disebut sebagai satu "kelainan", ini lebih tepat disebut sebagai satu keunikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun