Meski pola pergerakannya relatif mirip, manuver ini tetap sulit diantisipasi, khususnya bagi pemain yang tidak kidal. Makanya, ada pola penjagaan khusus, dengan 2-3 pemain sekaligus bisa ditugaskan untuk meredam gebrakan si kidal.
Tentu saja, ini menjadi satu kemajuan, karena pemain kidal tidak hanya sebatas bertugas menyisir sisi sayap dan mengirim umpan silang seperti pada kasus Gareth Bale dan Ryan Giggs (Wales) khususnya di awal karir mereka, tapi sudah dibebaskan bereksplorasi sesuai ciri khas mereka.
Di sepak bola nasional, Timnas Indonesia pernah punya dua penyerang kidal dalam diri Boaz Solossa dan Christian Gonzales, yang sama-sama pernah menjadi top skor Liga Indonesia.
Tongkat estafet itu belakangan diteruskan di generasi terkini, lewat kehadiran sosok Elkan Baggott, Alfeandra Dewangga, Egy Maulana Vikri, Witan Sulaeman dan Pratama Arhan.Â
Di Tim Garuda, mereka hadir mengisi berbagai sektor di lapangan, dan terbukti mampu tampil baik di posisi masing-masing.
Meski berbeda dengan kebanyakan orang, mereka terbukti mampu menciptakan dimensi dan warna khasnya sendiri. Inilah yang membuat pemain kidal lekat dengan ingatan, sekalipun sudah pensiun.
Ada satu ciri khas spesial, yang "limited edition". Karenanya, alih-alih disebut sebagai satu "kelainan", ini lebih tepat disebut sebagai satu keunikan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H