Dengan torehan 17 poin di posisi buncit klasemen dan 9 laga sisa, rasanya akan sulit buat Norwich lolos lagi dari ancaman degradasi. Dalam 8 pertandingan terakhir saja, hanya 1 hasil imbang dan 7 kekalahan beruntun yang dicatat.
Apalagi, 4 dari 9 lawan mereka adalah tim pemburu tiket Eropa, yakni Tottenham Hotspur, West Ham, Manchester United, dan Wolverhampton Wanderers. Itu masih belum termasuk tim yang sedang dalam tren positif seperti Aston Villa dan Newcastle United.
Andai akhirnya terdegradasi, tapi promosi lagi musim depan, kita boleh menyimpulkan, Norwich City mungkin tim kuat di kasta kedua, tapi belum cukup kuat untuk bisa bertahan dari degradasi di kasta tertinggi.
Fenomena ini sudah berulang selama empat tahun terakhir, dan bisa saja berlanjut, kecuali mereka menurun setelah ini.
Menariknya, siklus yo-yo ala Norwich City ini menunjukkan, sebuah tim yang sukses berbenah dan mampu naik kelas tetap perlu berbenah. Dalam kompetisi yang serba dinamis, pembenahan secara kontinyu perlu rutin dilakukan, supaya tim dapat tetap bersaing di level tertinggi.
Jika tidak sesering apapun tim itu naik ke kasta tertinggi, dia akan tetap jadi bulan-bulanan, karena kualitas aslinya memang kalah kelas.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H