Mohon tunggu...
Yose Revela
Yose Revela Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

YNWA. Wonosobo, 14 Juli 1992 yoserevela@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Nasib Apes Seorang Legenda

13 Maret 2022   16:25 Diperbarui: 13 Maret 2022   16:42 388
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Anatoliy Tymoshchuk, asisten pelatih Zenit St Petersburg asal Ukraina (Theguardian.com)

Aksi militer Rusia di Ukraina telah membawa efek domino di berbagai bidang, termasuk olahraga sepak bola, yang seharusnya tidak ada kaitannya dengan politik.

Salah satu yang banyak jadi sorotan adalah nasib Chelsea, yang dibatasi sedemikian rupa oleh FA Inggris dan ditinggal sponsor, karena keterkaitan Roman Abramovich dengan Vladimir Putin, presiden Rusia.

Di tengah sorotan tajam pada Abramovich, ada satu sosok lain, yang belakangan ikut menjadi sorotan, yakni Anatoliy Tymoshchuk, legenda Timnas Ukraina. 

Pada Jumat (11/3) lalu, UAF (PSSI-nya Ukraina) memutuskan untuk melarangnya aktif di sepak bola nasional Ukraina dan menghapus namanya dari sepak bola Ukraina.

Bukan cuma itu, UAF akan coba melobi UEFA, untuk bisa mencopot lisensi kepelatihan eks pemain Shakhtar Donetsk. Sebuah perlakuan yang cukup menyeramkan buat seorang legenda Timnas mereka sendiri.

Padahal, dirinya adalah pemegang rekor tampil terbanyak di Timnas Ukraina (144 kali). Bersama Si Biru-Kuning, eks gelandang bertahan ini juga sempat tampil di Piala Dunia 2006 (perempatfinalis) dan tampil di dua edisi Piala Eropa (2012 dan 2016).

Kok bisa?

Penyebabnya, rekan seangkatan Andriy Shevchenko di Timnas Ukraina ini memilih diam sejak konflik meletus. Tidak ada komentar apapun yang terlontar darinya. Ini dianggap UAF "mencoreng citra sepak bola Ukraina dan melanggar kode etik".

Dari segi netralitas, sikap Tymoshchuk sebenarnya bisa dimengerti, karena sepak bola seharusnya tidak dicampuradukkan dengan masalah politik, sepanjang tidak ada politisasi.

Pada saat bersamaan, Andriy Voronin (rekan seangkatannya di Timnas Ukraina) telah memilih hengkang dari posisi asisten pelatih Dynamo Moskow dan mengungsi ke Jerman, segera setelah eks pemain Liverpool ini mengkritisi Vladimir Putin.

Sikap dan langkah serupa juga sudah diambil Yaroslav Rakitskiy (Zenit St Petersburg). Bek tengah Timnas Ukraina ini menutuskan pergi dari klub raksasa Rusia, selagi kompatriotnya di klub masih setia dengan sikap bungkam.

Masalahnya, keputusan Tolya untuk bertahan sebagai asisten pelatih Zenit St Petersburg telah membuatnya mengalami "pembunuhan karakter" sedemikian rupa.

Selain larangan aktif di sepak bola Ukraina, juara Piala UEFA dan Piala Super Eropa 2008 (bersama Zenit St Petersburg) ini juga harus merelakan, catatan prestasinya bersama Shakhtar Donetsk (1998-2007) dan partisipasi di Timnas Ukraina (2000-2016) dihapus UAF, seperti halnya penghargaan "Order For Courage Ukraine" dari pemerintah Ukraina, dan Warga Kehormatan Kota Lutsk (kota asalnya) dari pemerintah kota setempat.

Peraih "Treble Winner" tahun 2013 bersama Bayern Munich ini bahkan sampai dicap "pembelot", karena tak kunjung berbicara apapun. Padahal, diam pun adalah hak setiap orang.

Terlepas dari faktor nasionalisme, sikap diam eks kapten Timnas Ukraina ini seharusnya masih bisa dimengerti. Ia memilih untuk bersikap profesional, dan memilih diam, karena memang bukan ranahnya.

Eks kapten Zenit ini hanya ketiban sial, karena dirinya adalah salah satu pemain tersukses dari Ukraina. Jika statusnya hanya mantan pemain Timnas Ukraina tanpa prestasi istimewa di level antarnegara dan antarklub, mungkin UAF tak akan repot-repot menghapus namanya.

Terbukti, pada saat Tymoshchuk panen sanksi dan kritik, Ivan Ordets yang juga masih tetap berada di Rusia dan cenderung memilih diam, nyatanya tak sampai dihapus karakternya. 

Padahal, bek tengah Dynamo Moskow ini juga sempat tampil di berbagai kelompok umur bersama Timnas Ukraina, termasuk selusin caps bersama tim senior.

Ivan Ordets, bek Dynamo Moskow asal Ukraina (Gettyimages.com)
Ivan Ordets, bek Dynamo Moskow asal Ukraina (Gettyimages.com)
Memang, asisten pelatih Zenit St Petersburg sejak 2017 ini adalah orang Ukraina yang bekerja di Rusia, tapi bidang kerjanya tak ada kaitan sama sekali dengan perang. Zenit St Petersburg sendiri memang disponsori oleh Gazprom, perusahaan migas milik pemerintah Rusia, tapi cukup sampai di situ.

Andai UAF dan UEFA nantinya benar-benar mencopot lisensi kepelatihan Tymoshchuk, setelah serentetan sanksi yang didapat dari UAF, maka, situasi ini akan menjadi semakin aneh, karena ternyata (secara ironis) politisasi di sepak bola tidak diharamkan.

Apalagi, jika pemain atau pelatih Ukraina di Rusia juga diperlakukan sama persis. Mengerikan.

Ironisnya, apa yang dilakukan  UAF pada Tymoshchuk seolah justru menegaskan, politisasi di sepak bola itu haram, kecuali di tingkat federasi. Hanya di sanalah sepak bola dan politik boleh bebas berhubungan mesra.

Miris!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun