Ditambah lagi, kiper kelahiran Amerika Serikat ini memperkuat Panathinaikos, klub raksasa Yunani yang kerap tampil di kompetisi antarklub Eropa. Dengan aturan liga Yunani yang tidak terlalu ketat soal pemain non-Uni Eropa, ia bisa memperkuat Timnas Indonesia, tanpa khawatir soal karier bermain di Eropa.
Meski pelatih Shin Tae-yong menyatakan belum berminat, minat sang pemain untuk menjadi WNI bisa menjadi nilai plus. Dengan catatan, tak ada panggilan dari Timnas Amerika Serikat dalam waktu dekat, karena Timnas Amerika Serikat adalah tim langganan tampil di Piala Dunia.
Adanya sejumlah pemain keturunan yang didekati, bahkan berlanjut ke proses naturalisasi, tentu menjadi satu kabar bagus, karena bisa menambah kekuatan Timnas Indonesia.
Nama-nama ini berpotensi bertambah, karena penelusuran dan pendekatan masih terus dilakukan oleh Hasani Abdulgani. Salah satu anggota Exco PSSI ini dikenal punya kemampuan dan jejaring relasi yang baik di Eropa, dalam menelusuri pemain keturunan Indonesia di luar negeri.
Dari penelusurannya, ada sejumlah nama pemain keturunan Indonesia yang akhirnya berseragam Merah-Putih, mulai dari Irfan Bachdim (Belanda), Stefano Lilipaly (Belanda), Ezra Walian (Belanda), hingga yang paling gres Elkan Baggott (Inggris).
Di luar nama-nama pemain keturunan dari Eropa, Timnas Indonesia juga punya Ronaldo Kwateh. Hanya saja, penyerang blasteran Indonesia-Liberia ini memang lahir dan tinggal di Indonesia.
Meski sama-sama pemain keturunan Indonesia, kasusnya berbeda dengan Elkan Baggott, yang lahir di Bangkok (Thailand) dan sempat lama tinggal di Inggris.
Tapi, di antara nama-nama terkini yang berpeluang dinaturalisasi, ada satu fakta unik yang muncul. Dari kesepuluh nama yang didekati, hanya tiga nama yang bukan bek atau kiper, yakni Ragnar Oratmangoen (gelandang sayap), Tijani Reijnders (gelandang), dan Jordi Wehrmann (gelandang).
Jika lebih spesifik lagi, dari ketiga nama pemain keturunan yang berpeluang dinaturalisasi, semuanya berposisi bek. Sebelumnya, ada Elkan Baggott yang merupakan seorang bek tengah.
Kebetulan? Sama sekali tidak.
Di sini, saya melihat ada satu benang merah, antara pemain naturalisasi, lini belakang, dan Timnas Indonesia.