Mohon tunggu...
Yose Revela
Yose Revela Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

YNWA. Wonosobo, 14 Juli 1992 yoserevela@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Sisi Lain "Rekrutmen" Pemain Keturunan di Timnas Indonesia

7 Januari 2022   17:14 Diperbarui: 8 Januari 2022   09:02 1361
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Elkan Baggott saat menjalani latihan bersama timnas Indonesia menjelang laga kontra Laos di Piala AFF 2020. Sumber: PSSI via Kompas.com

Tapi, melihat bagaimana rekam jejak pemain keturunan di Indonesia, rasanya agak sulit untuk melihat mereka bisa awet bermain di Eropa, segera setelah dinaturalisasi menjadi WNI.

Penyebabnya, sekali menjadi WNI, mereka akan dihitung sebagai "pemain non-Eropa". Di beberapa liga Eropa, ada batasan kuota jumlah "pemain non-Eropa" dalam satu tim.

Di La Liga Spanyol dan Liga Italia misalnya, satu tim hanya boleh memiliki maksimal 3 "pemain non-Eropa" dalam satu tim. Di Inggris, syaratnya bahkan lebih ketat, yakni pemain asing dibatasi hanya dari negara yang ranking FIFA Timnasnya berada di posisi 50 besar dunia.

Untuk pemain non-Eropa, klub-klub Eropa cenderung lebih sering merekrut pemain Afrika atau Amerika Selatan. Kalaupun ada yang dari Asia, kualitas mereka biasanya berada di atas rata-rata pemain lokal setempat.

Berhubung ranking FIFA Timnas Indonesia masih berada di luar 100 besar, dan Indonesia melarang adanya kewarganegaraan ganda, peluang para pemain keturunan ini bertahan lama di Eropa cukup terbatas.

Mereka umumnya dianggap sebagai "pemain asing dengan kualitas pemain lokal", jadi tidak banyak yang bisa awet di Eropa. Praktis, kalaupun mereka bermain di luar negeri, posisinya berada di seputaran Asia.

Irfan Bachdim misalnya, sejak dinaturalisasi, pemain jebolan FC Utrecht ini lebih banyak beredar di Indonesia. Di luar negeri, ia sempat mencicipi kompetisi Liga Jepang dan Thailand. Contoh lain ada pada Ezra Walian (24), yang sejak tahun 2019 beredar di Liga Indonesia.

Situasi ini bisa saja dialami Jordi Amat dkk, terutama jika kontrak mereka di klub masing-masing tak diperpanjang, dan mereka kesulitan mencari klub baru di Eropa, karena status pemain non-Eropa mereka.

Kecuali, jika mereka awalnya memang berstatus pemain utama, atau dinilai berkualitas di atas rata-rata pemain lokal setempat. Untuk kasus ini, Jordi Amat mungkin masuk kriteria, karena pernah bermain di Liga Inggris bersama Swansea City dan La Liga Spanyol, antara lain bersama Espanyol.

Ezra Walian dan Elkan Baggott (Tribunnews.com)
Ezra Walian dan Elkan Baggott (Tribunnews.com)

Kemungkinan mereka bertahan juga terbuka, jika mereka adalah pemain "home grown", dan liganya memang mewajibkan klub punya pemain "home grown" seperti pada kasus Elkan Baggott.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun