Mungkin, sebagai ketua DPR, beliau menyadari, tingkat keaktifan lembaga yang dipimpinnya ini seperti "antara ada dan tiada".
Biasanya, anggota dewan banyak disorot saat membuat undang-undang yang dinilai kontroversial, atau ada oknum anggota DPR yang kedapatan terjerat kasus, entah korupsi atau lainnya.
Selebihnya, orang kadang sampai bertanya, lembaga ini sebenarnya ada betulan atau tidak?
Maklum, selain momen reformasi 1998 yang bersejarah dan kontroversi, orang sudah terlalu sering melihat ruang rapat yang kosong (mungkin karena sedang ada rapat virtual), atau anggota dewan yang kedapatan tertidur lelap dalam buaian AC alias angin cepoi-cepoi.
Itu dalam kondisi normal. Saat pandemi bagaimana?
Sejak awal pandemi, DPR menjadi satu entitas yang tampak tenang-tenang saja. Gaji aman, tunjangan lancar, fasilitas oke.
Pandemi? Siapa itu? Imbas pandemi? Makhluk apa itu?
Sedikit ironis karena rakyat yang menggaji mereka justru sedang kesulitan akibat imbas pandemi.
Mungkin, inilah yang membuat Puan Maharani ingin menunjukkan kepada publik lewat iklan baliho dimana-mana: DPR masih eksis dan punya seorang ketua, yakni dirinya sendiri.
Agaknya, beliau terinspirasi dari potongan lirik lagu "Baliho" (aslinya Radio) milik band Sheila On 7:
Lewat Baliho aku sampaikan
Kerinduan yang lama terpendam
Terus mencari biar musim berganti
Baliho, cerahkan hidupnya
Jika hingga nanti 'ku 'tak bisa menemukan hatinya
Menemukan hatinya, menemukan hatinya lagi