Di sini, aku takkan terkejut lagi, jika nanti kita terlihat seperti duet Xavi dan Iniesta di lapangan tengah Barcelona dan Timnas Spanyol. Saling mengerti, saling mengisi, walau kadang terlihat seperti telepati.
Kita memang bukan mesin gol seperti  Ronaldo, atau pemain "nomor punggung 10" yang akan mengerjakan segalanya sendirian, seperti Maradona dan Messi. Tapi, beginilah kita, dua hati  menjadi satu, yang akan membuat gol demi gol terlihat mudah, karena semua  terasa begitu hidup.
Dari luarnya saja, aku sudah tidak sempurna, begitupun dirimu, yang masih punya sedikit kekurangan. Tapi, jangan khawatir, ketidaksempurnaan kita justru akan menjadi satu kesempurnaan, karena dari sinilah kita bisa saling melengkapi.
Aku memang akan minum secangkir kopi hitam tanpa gula seperti biasa, tapi dengan kehadiranmu, kesederhanaan semacam itu akan terasa begitu mewah, karena ada rasa nyaman yang boleh saling kita bagi, seperti isi hati saat senang maupun sedih.
Jika suatu saat kamu membaca ini, kamu boleh tertawa terbahak-bahak, karena mungkin ini terdengar naif, kekanakan, atau sejenisnya.
Tapi, pada saatnya nanti, izinkan aku menangis bahagia, karena kamu boleh hadir, dengan hati yang begitu besar.
Aku berterima kasih kepadamu selamanya, karena kamu boleh jadi "satu untuk selamanya" buatku.
Dari aku untuk dia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H