Mohon tunggu...
Yose Revela
Yose Revela Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

YNWA. Wonosobo, 14 Juli 1992 yoserevela@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Untuk Dia

3 Februari 2021   05:45 Diperbarui: 3 Februari 2021   05:47 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Tribunnews.com)

Dear Diary,

Kau boleh tertawakan aku sepuasnya hari ini, karena aku akan menitipkan sebuah pesan, yang mungkin terdengar sedikit aneh, kepadamu.

Ini adalah sebuah pesan, untuk Dia, yang saat ini masih belum kuketahui siapa namanya, dan seperti apa parasnya. Dia yang kelak akan jadi teman hidup sekaligus teman hati.

Memang, untuk saat ini, kehidupan belum mempertemukan hati kami. Jadi, aku pun masih belum tahu, apakah dia atau aku yang tertarik duluan, yang pasti, kita akan terlihat seperti dua kutub magnet yang saling menarik.

Andai aku yang tertarik duluan, aku akan berterima kasih kepadanya, karena dia boleh menghadirkan lagi harapan, yang dulu pernah terkubur bersama serentetan kemalangan nasib dan cerita pahit.

Andai dia yang tertarik duluan, aku juga akan berterima kasih kepadanya, karena dia tidak melihat tubuh dan isi dompetku.

Entah apa yang dia lihat pertama nanti, yang pasti, dia akan terlihat seperti sesosok malaikat tanpa sayap buatku, karena punya mata batin yang bisa melihat sangat jauh ke dalam diriku, dan juga mengizinkanku melihat dirinya lebih jauh, seperti saat ia melihat diriku.

Pada awalnya, mungkin semua akan terasa canggung buatku, karena dia akan jadi yang pertama, dan aku mungkin bukan yang pertama baginya. Maafkan aku jika saat itu aku terlihat sangat bodoh, karena tak tahu harus bagaimana.

Seiring berjalannya waktu, rasa canggung ini akan pergi, dan digantikan dengan sedikit pertengkaran kecil, yang justru akan membuat kita semakin dekat.

Aku paham, kita punya kebiasaan dan nilai masing-masing, yang pada awalnya terlihat aneh, tapi akan membuat kita makin saling mengerti.

Kedengarannya kurang mengenakkan, tapi inilah satu proses, yang akan membuat kita punya ikatan batin yang sangat baik.

Di sini, aku takkan terkejut lagi, jika nanti kita terlihat seperti duet Xavi dan Iniesta di lapangan tengah Barcelona dan Timnas Spanyol. Saling mengerti, saling mengisi, walau kadang terlihat seperti telepati.

Kita memang bukan mesin gol seperti  Ronaldo, atau pemain "nomor punggung 10" yang akan mengerjakan segalanya sendirian, seperti Maradona dan Messi. Tapi, beginilah kita, dua hati  menjadi satu, yang akan membuat gol demi gol terlihat mudah, karena semua  terasa begitu hidup.

Dari luarnya saja, aku sudah tidak sempurna, begitupun dirimu, yang masih punya sedikit kekurangan. Tapi, jangan khawatir, ketidaksempurnaan kita justru akan menjadi satu kesempurnaan, karena dari sinilah kita bisa saling melengkapi.

Aku memang akan minum secangkir kopi hitam tanpa gula seperti biasa, tapi dengan kehadiranmu, kesederhanaan semacam itu akan terasa begitu mewah, karena ada rasa nyaman yang boleh saling kita bagi, seperti isi hati saat senang maupun sedih.

Jika suatu saat kamu membaca ini, kamu boleh tertawa terbahak-bahak, karena mungkin ini terdengar naif, kekanakan, atau sejenisnya.

Tapi, pada saatnya nanti, izinkan aku menangis bahagia, karena kamu boleh hadir, dengan hati yang begitu besar.


Aku berterima kasih kepadamu selamanya, karena kamu boleh jadi "satu untuk selamanya" buatku.

Dari aku untuk dia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun