Hanya saja, pembajakan ini tidak dilakukan secara langsung. Kala itu, Hitzfeld dalam posisi belum lama hengkang dari posisi direktur teknik Borussia Dortmund di pertengahan musim 1997/1998, setelah berselisih dengan manajemen klub.
Kesempatan kedua, bisa dibilang menjadi kasus paling terang-terangan. Kala itu, Bayern secara beruntun "membajak" Mario Gotze, Mats Hummels, dan Robert Lewandowski, dari tim yang meraih dua gelar Bundesliga dan mencapai final Liga Champions musim 2012/2013 bersama Juergen Klopp.
Dari ketiganya, hanya Lewandowski yang masih bertahan di Bayern, karena Gotze dan Hummels belakangan pulang ke Dortmund.
Kasus "pembajakan" lainnya, juga dialami Werder Bremen, dalam dua kesempatan, masing-masing pada paruh pertama era 1990-an dan paruh pertama dekade 2000-an. Modus pembajakannya cukup terang-terangan.
Pada kesempatan pertama, Werder Bremen sukses meraih trofi Bundesliga, DFB Pokal, dan Piala Winners UEFA, di bawah komando Otto Rehhagel, dengan pemain kunci Andreas Herzog dan Mario Basler. Ketiganya menyeberang ke Bayern tahun 1995.
Modus ini kembali diulang Bayern, segera setelah Werder Bremen meraih trofi Bundesliga dan DFB Pokal musim 2003/2004, di bawah arahan Thomas Schaaf.
Kala itu, Torsten Frings dan Miroslav Klose menyusul jejak Claudio Pizarro (Peru), yang sudah lebih dulu menyeberang ke Bayern.
Pizzaro sendiri kini sudah kembali berseragam Werder Bremen, setelah sempat membela FC Koln, Chelsea, dan sempat kembali ke Bayern.
Sementara itu, modus "penggembosan" Bayern Munich di Stuttgart jauh lebih halus. Mereka tak langsung membajak pemain bintang Stuttgart, segera setelah mereka juara Bundesliga musim 2006/2007. Mereka menunggu tim ini menurun dengan sendirinya, sebelum akhirnya memboyong Mario Gomez, bintang utama Stuttgart saat itu, tahun 2009.
Dari semua kasus pembajakan yang dilakukan Bayern Munich ini, "penggembosan" pada tim Bayer Leverkusen di awal era 2000-an mungkin tergolong anomali. Maklum, dalam rentang waktu 1997-2002, Die Werkself adalah tim spesialis "Runner up". Saking seringnya menjadi "juara dua", tim ini sampai dijuluki "Neverkusen".
Di Bundesliga, Michael Ballack cs empat kali menjadi "Runner up". Di ajang DFB Pokal dan Liga Champions, mereka mencapainya di musim 2001/2002, bersamaan dengan capaian "Runner up" di Bundesliga. Capaian fenomenal namun tragis ini banyak diingat sebagai "Treble Horror".