Aman dikata, selama pemicu "Quarter Life Crisis" adalah sesat pikir, maka ia hanya ilusi, tidak untuk dipikirkan apalagi dituruti. Sekalipun itu berupa nasehat dari orang yang lebih tua, selama bentuknya hanya omongan di mulut yang tidak kongkrit, ia hanya perlu diabaikan.
Bukan bermaksud kurang ajar, ini adalah satu bentuk koreksi, karena pada kenyataannya mereka hanya akan berhenti pada tahap "omong doang".
Jadi, daripada membiarkan diri terjebak dalam kubangan "Quarter Life Crisis" karena sesat pikir, kita hanya perlu menjalani semua tahap yang harus kita jalani.
Bagaimanapun, setiap orang punya waktu masing-masing dalam hidupnya, sama seperti saat ia lahir, dan kelak meninggalkan dunia ini.
Tak ada yang sama persis dalam segala hal, sekalipun mereka terlahir kembar identik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H