Sekali lagi, berbagai kendaraan memiliki rasio kompresi yang beragam, ada yang 8:1, 9:1, 10:1 dan seterusnya. Semakin tinggi angka perbandingan kompresi tersebut menandakan bahwa kompresi atau tekanan di dalam mesinnya semakin tinggi.
Terkait kebutuhan bahan bakar, semakin tinggi kompresi mesin, artinya mesin tersebut membutuhkan karakter bahan bakar yang tidak mudah terbakar.
Setelah Anda mengetahui karakter mesin, terutama rasio kompresinya, sekarang kita lihat jenis bahan bakar apa yang cocok untuk mesin tersebut. Di Indonesia, tentu kita lebih familiar dengan bahan bakar keluaran Pertamina.
Sesuai dengan tingkatan Oktan atau Research Octane Number (RON), Pertamina memiliki 5 jenis bahan bakar bensin yang bisa kita pilih, mulai dari Premium (RON 88), Pertalite (RON 90), Pertamax (RON 92), Pertamax Turbo (RON 98) dan Pertamax Racing (RON 100).
Angka Oktan atau RON bahan bakar merupakan angka perbandingan antara campuran senyawa pembentuk bensin. Perbandingan tersebut mengindikasikan proses pembakaran dan besaran tekanan yang dituhkan untuk pembekaran yang sempurna.
Semakin rendah nilai oktan, maka bensin tersebut semakin mudah terbakar, dan sebaliknya. Semakin tinggi nilai oktan, maka bahan bakar tersebut membutuhkan tekanan yang tinggi. Contoh, Premium Oktan 88 lebih mudah terbakar daripada Pertalite Oktan 90. Sedangkan Pertalite membutuhkan tekanan pembakaran yang lebih tinggi daripada Premium.
Jika kendaraan kita memiliki rasio kompresi yang tinggi (misalnya 10:1), maka kita harus memberinya bensin dengan oktan yang tinggi (lihat Tabel Hubungan Rasio Kompresi dan Oktan Bahan Bakar di atas). Jika menggunakan bahan bakar oktan rendah yang mudah terbakar, maka berpotensi terjadi pembakaran sebelum saatnya (pre-ignition).
Dampak langsung dari pre-ignition adalah terjadinya getaran (knocking) di dalam mesin dan menurunnya performa kendaraan. Seperti yang dikatakan Pakde Garrett dalam bukunya yang berjudul Motor Vehicle (2001: 573), bahwa knocking disebabkan oleh penggunaan bahan bakar dengan oktan yang lebih rendah dari seharusnya. Jika hal tersebut dibiarkan secara merus menerus, dapat merusak komponen mesin.
Sistem Injeksi Bahan Bakar Pada Kendaraan dan Kebutuhan Bahan Bakar
Saat ini, hampir seluruh kendaraan (motor dan mobil) baru, sudah menggunakan teknologi injeksi bahan bakar (Electronic Fuel Injection). Sudah sangat jarang yang masih mengandalkan Karburator untuk mengabutkan campuran bahan bakar.
Manfaat sistem Injeksi bahan bakar ini adalah memasukkan bensin ke ruang mesin dalam kondisi yang sangat halus (atomisasi). Dengan kondisi yang sangat halus, akan menjadikan bensin lebih mudah terbakar.