Mohon tunggu...
Yosep Efendi
Yosep Efendi Mohon Tunggu... Dosen - Penikmat Otomotif

Selalu berusaha menjadi murid yang "baik" [@yosepefendi1] [www.otonasional.com]

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Artikel Utama

Beri "Minum" Kendaraan Anda Sesuai Spesifikasi

2 Januari 2019   19:01 Diperbarui: 3 Januari 2019   09:33 5682
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar Seorang Petugas SPBU Pertamina Sedang Mengisi Tangki BBM Kendaraan Dengan Pertamax (Sumber Gambar: www.ekonomi.kompas.com)

Rasanya tak berlebihan jika saya beranggapan bahwa selama ini dan untuk ke depan, kita --ya, kita-, sudah ketergantungan dengan kendaraan bermotor.

Mobilitas kita banyak melibatkan kendaraan bermotor, misalnya sepeda motor, mobil (baik kendaraan pribadi maupun umum), kereta api dan sebagainya. Baik mobilitas untuk bekerja sehari-hari, ke pasar untuk memenuhi kebutuhan hidup, hingga ke tempat wisata untuk sekedar refreshing.

Begitu besarnya manfaat kendaraan bermotor dalam membantu kita memenuhi kebutuhan. Pertanyaanya, apakah kita telah memenuhi kebutuhan kendaraan tersebut? Kebutuhan yang sesuai dengan spesifikasinya.

Perawatan Sebenarnya untuk Kendaraan

Mungkin, pertanyaan pada paragraf di atas dapat dijawab dengan: "sudah, saya sudah memenuhi kebutuhannya dengan melakukan perawatan rutin, sesuai jadwal dan penggunaan".

Okelah, perawatan rutin kendaraan adalah sebuah kewajiban. Ya iyalah, dipakai setiap hari masak gak dirawat.

Pertanyaan selanjutnya, apakah perawatan kendaraan hanya cukup dengan perawatan berkala di bengkel?  Belum cukup.

Definisi membesarkan dan merawat anak tentu bukan hanya membawanya ke dokter untuk imunisasi atau ketika membutuhkan perawatan saat sakit. Lebih dari itu, yang terpenting adalah memberikan asupan yang bergizi sesuai kebutuhan dan porsi.

Begitulah kira-kira yang harus kita lakukan untuk merawat kendaraan yang telah banyak "berjasa" untuk kegiatan sehari-hari, yaitu dengan memberinya bahan bakar yang sesuai dengan kebutuhan atau spesifikasi.

Kenali Kendaraan, Tentukan Jenis Bahan Bakarnya

Saat pertama mengunjungi dealer untuk membeli kendaraan, tampaknya sebagian dari kita akan sibuk dengan mengamati tampilan kendaraan, test drive kemudian membahas proses pembayaran.

Terkadang kita lupa untuk menanyakan atau membaca spesifikasi detil dari kendaraan yang akan kita andalkan untuk kegiatan sehari-hari.

Jika anda termasuk sebagian dari itu, sebaiknya segera ketikkan di google "spesifikasi sepeda motor/mobil ..... " Isikan titik-titik sesuai kendaraan Anda.

Kenali lebih dalam sepesifikasinya dan bagaimana perawatannya. Sebagai contoh, sepeda motor saya matic, dengan spesifikasi mesin seperti gambar di bawah ini:

Gambar Screenshoot Spesifikasi Mesin Sepeda Motor Saya (sumber spesifikasi: www.astra-honda.com)
Gambar Screenshoot Spesifikasi Mesin Sepeda Motor Saya (sumber spesifikasi: www.astra-honda.com)
Dari contoh spesifikasi mesin sepeda motor pada gambar di atas, ada 1 informasi penting yang harus diperhatikan, yaitu Rasio Kompresi. Rasio/perbandingan kompresi berhubungan dengan proses pembakaran di dalam ruang bakar mesin. Artinya, sangat erat kaitannya dengan bahan bakar.

Salah satu alasan kenapa angka Rasio Kompresi ditampilkan adalah sebagai informasi jenis bahan bakar yang cocok untuk mesin kendaraan tersebut.

Tabel Hubungan Rasio Kompresi dan Oktan Bahan Bakar (sumber gambar: www.boostane.com)
Tabel Hubungan Rasio Kompresi dan Oktan Bahan Bakar (sumber gambar: www.boostane.com)
Berdasarkan tabel rasio kompresi dan kebutuhan oktan bahan bakar di atas, maka sepeda motor saya yang memiliki rasio kompresi 9,5:1 (saya bulatkan 10:1) minimal menggunakan bahan bakar dengan oktan 92 dan maksimal 100. Artinya, minuman "bergizi" untuk kuda besi yang selalu mengantar saya untuk kegiatan harian adalah minimal Pertamax (Oktan 92).

Sepeda motor matic saya itu memang hampir selalu saya isi dengan Pertamax. Lho kok hampir selalu? Yak, terkadang kepepet karena lupa isi bensin di SPBU, indikator bahan bakar sudah mepet akan habis, terpaksa isi eceran yang jarang menyediakan Pertamax (biasanya hanya Pertalite Oktan 90).

Selama menggunakan sepeda motor ini, saya belum pernah memberinya Premium. Maaf bukan sombong, tapi karena memang saya tau bahwa sepeda motor saya tidak cocok menggunakan Premium.

Hubungan Rasio Kompresi dan Jenis Bahan Bakar

Lho, kok bisa sepeda motor tidak cocok menggunakan Premium? Wong banyak yang menggunakan Premium tetapi sepertinya motornya baik-baik saja. Sepertinya, kelihatannya baik-baik saja, tapi lihat saja nanti.

Jadi begini, mesin kendaraan yang kita gunakan bekerja dengan prinsip pemampatan campuran bahan bakar dan udara di dalam mesin, sederhanya disebut sebagai tekanan/kompresi. Nilai tekanan tersebut berbeda-beda untuk setiap mesin kendaraan (kecuali berbagai varian kendaraan yang menggunakan basis mesin yang sama). Nilai tekanan ini biasa disebut rasio kompresi.

Sekali lagi, berbagai kendaraan memiliki rasio kompresi yang beragam, ada yang 8:1, 9:1, 10:1 dan seterusnya. Semakin tinggi angka perbandingan kompresi tersebut menandakan bahwa kompresi atau tekanan di dalam mesinnya semakin tinggi.

Terkait kebutuhan bahan bakar, semakin tinggi kompresi mesin, artinya mesin tersebut membutuhkan karakter bahan bakar yang tidak mudah terbakar.

Setelah Anda mengetahui karakter mesin, terutama rasio kompresinya, sekarang kita lihat jenis bahan bakar apa yang cocok untuk mesin tersebut. Di Indonesia, tentu kita lebih familiar dengan bahan bakar keluaran Pertamina.

Sesuai dengan tingkatan Oktan atau Research Octane Number (RON), Pertamina memiliki 5 jenis bahan bakar bensin yang bisa kita pilih, mulai dari Premium (RON 88), Pertalite (RON 90), Pertamax (RON 92), Pertamax Turbo (RON 98) dan Pertamax Racing (RON 100).

Angka Oktan atau RON bahan bakar merupakan angka perbandingan antara campuran senyawa pembentuk bensin. Perbandingan tersebut mengindikasikan proses pembakaran dan besaran tekanan yang dituhkan untuk pembekaran yang sempurna.

Semakin rendah nilai oktan, maka bensin tersebut semakin mudah terbakar, dan sebaliknya. Semakin tinggi nilai oktan, maka bahan bakar tersebut membutuhkan tekanan yang tinggi. Contoh, Premium Oktan 88 lebih mudah terbakar daripada Pertalite Oktan 90. Sedangkan Pertalite membutuhkan tekanan pembakaran yang lebih tinggi daripada Premium.

Jika kendaraan kita memiliki rasio kompresi yang tinggi (misalnya 10:1), maka kita harus memberinya bensin dengan oktan yang tinggi (lihat Tabel Hubungan Rasio Kompresi dan Oktan Bahan Bakar di atas). Jika menggunakan bahan bakar oktan rendah yang mudah terbakar, maka berpotensi terjadi pembakaran sebelum saatnya (pre-ignition).

Dampak langsung dari pre-ignition adalah terjadinya getaran (knocking) di dalam mesin dan menurunnya performa kendaraan. Seperti yang dikatakan Pakde Garrett dalam bukunya yang berjudul Motor Vehicle (2001: 573), bahwa knocking disebabkan oleh penggunaan bahan bakar dengan oktan yang lebih rendah dari seharusnya. Jika hal tersebut dibiarkan secara merus menerus, dapat merusak komponen mesin.

Sistem Injeksi Bahan Bakar Pada Kendaraan dan Kebutuhan Bahan Bakar

Saat ini, hampir seluruh kendaraan (motor dan mobil) baru, sudah menggunakan teknologi injeksi bahan bakar (Electronic Fuel Injection). Sudah sangat jarang yang masih mengandalkan Karburator untuk mengabutkan campuran bahan bakar.

Manfaat sistem Injeksi bahan bakar ini adalah memasukkan bensin ke ruang mesin dalam kondisi yang sangat halus (atomisasi). Dengan kondisi yang sangat halus, akan menjadikan bensin lebih mudah terbakar.

Nah, meskipun rasio kompresi rendah tetapi menggunakan sistem injeksi bahan bakar, sangat disarankan tetap menggunakan bensin dengan oktan yang tinggi. Yaa, supaya tidak terjadi pre-ignition dan knocking juga.

....

Begitulah alasan saya senang menggunakan Pertamax, karena sesuai dengan karakter mesin kendaraan saya. Selain pertimbangan rasio kompresi dan sistem injeksi bahan bakar, Pertamax juga memiliki keunggulan yaitu dapat membersihkan bagian dalam mesin (detergency), melindungi tangki bensin dan komponen sistem bahan bakar dari karat (corrotion inhibitor) dan pastinya proses pembakaran lebih baik.

Nah, setelah mengetahui ini, masih "berani" pakai bensin oktan rendah? Mari kita rawat kendaraan kita dengan sebaik-baiknya, beri Ia "minuman bergizi" agar performanya tetap terjaga. Selain menjaga komponen mesin dan performa, bensin dengan oktan tinggi juga hanya menghasilkan sedikit kandungan berbahaya pada gas buang. 

Gambar Grafik Perbandingan Emisi Gas Buang 3 Jenis Bahan Bakar, data berdasarkan hasil penelitian yang diterbitkan di Jurnal METTEK Volume 2 No 1 Tahun 2016. (Sumber: ristekdikti.go.id)
Gambar Grafik Perbandingan Emisi Gas Buang 3 Jenis Bahan Bakar, data berdasarkan hasil penelitian yang diterbitkan di Jurnal METTEK Volume 2 No 1 Tahun 2016. (Sumber: ristekdikti.go.id)
Berdasarkan gambar di atas, jelas bahwa bahan bakar dengan oktan rendah cenderung menghasilkan senyawa berbahaya (seperti HC dan COx) yang lebih besar daripada oktan tinggi. Gak percaya? Silahkan googling artikel-artikel jurnal hasil penelitian pengaruh nilai Oktan terhadap emisi gas buang.

Kesimpulannya, menggunakan bahan bakar dengan oktan yang tinggi sesuai spesifikasi sangat baik untuk kendaraan, performa dan lingkungan.

Sekian, Salam Otomotif.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun