Mohon tunggu...
Yosep Efendi
Yosep Efendi Mohon Tunggu... Dosen - Penikmat Otomotif

Selalu berusaha menjadi murid yang "baik" [@yosepefendi1] [www.otonasional.com]

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Kasus Bupati Ogan Ilir: Dinasti Politik Runtuh Akibat Narkoba

14 Maret 2016   19:25 Diperbarui: 21 Maret 2016   15:00 5379
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bahkan, Mawardi secara terang-terangan mengungkapkan alasan pengunduran diri tersebut demi langkah politik sang anak (sumber). Upaya untuk kembali menguasai Ogan Ilir dan seisinya. Di sinilah awal terbentuknya dinasti politik dan kekuasaan di Ogan Ilir.

Upaya pengunduran diri Mawardi sebagai bupati, mendapat banyak respon negatif dari masyarakat. Terutama di media sosial. Bagaimana tidak, saat Mawardi menjadi bupati, banyak keluhan dan kritik dari masyarakat. Masyarakat ada yang khawatir jika ternyata anak Mawardi menang pilkada dan menjadi bupati. Maka sebagian masyarakat beranggapan bahwa tidak akan ada perubahan dan kemajuan di Ogan Ilir, karena masih dikemudikan oleh keluarga Mawardi.

Akibatnya, banyak masyarakat yang mencibir upaya pengunduran diri tersebut. Banyak yang beranggapan bahwa sang bupati telah bermanuver menyiasati dan mencari celah dari Undang-Undang Nomor 8 tahun 2015 dan Peraturan KPU Nomor 9 Tahun 2015 tentang Pemilihan Calon Kepala Daerah.

Masyarakat Ogan Ilir Meragukan Kemampuan Putra Mawardi

Kekhawatiran sebagian masyarakat pun semakin menjadi setelah anak Mawardi, Ahmad Wazir Noviadi menang Pilkada Ogan Ilir 2015, dengan mendulang 107.578 suara. Helmi Yahya kembali menelan kekalahan. Kekalahan ketiga di Pilkada Sumatera Selatan.

Belum genap satu bulan menjadi bupati, memang belum bisa membuktikan kekhawatiran masyarakat tersebut. Bahkan mungkin, sebagai Bupati, Ahmad Wazir Noviadi belum sempat berbuat banyak. Mungkin satu bulan ini, Ahmad Wazir Noviadi tengah mempelajari dan  berkoordinasi awal dengan jajarannya.

Kekhawatiran tersebut banyak diungkapkan di media sosial. Meraka ragu akan ada perubahan dan kemajuan di daerahnya. Kekhawatiran tersebut berhasil dirangkum oleh media lokal, radar-palembang.com. ”Mawardi jadi bupati, Kecamatan kita dak ada kemajuan. Apalagi anaknya yang mimpin Ogan Ilir, tidak mungkin maju kecamatan Muara Kuang,” ungkap salah seorang warga (sumber).

Akhir Kisah Dinasti Politik

Keraguan masyarakat tentang kompetensi Bupati Ahmad Wazir Noviadi memang belum terbukti. Tetapi, kasus narkoba yang menimpa cukup membuktikan bahwa Ahmad Wazir Noviadi tak layak memimpin masyarakat Ogan Ilir yang jumlahnya lebih dari 450.933 jiwa. Masyarakat pun tentu tak mau dipimpin oleh orang yang takluk pada narkoba.

Mungkin, tak pernah terpikirkan oleh Mawardi, bahwa sang anak emas, yang meneruskan tahta bupati, gemar mengonsumsi Narkoba. Saat BNN berupaya menggeledah dan menangkap putranya, Mawardi berusaha menghalangi. Mungkin Ia tak percaya bahwa putranya terlibat kasus narkoba. Kejadian ini menjadi pukulan telak baginya. Pukulan yang mampu meruntuhkan dinasti politik di Ogan Ilir.

Selain meruntuhkan dinasti politik, kejadian ini jelas membuat malu Mawardi. Putra yang sangat  ia banggakan ternyata takluk dengan narkoba. Putra yang mungkin ia andalkan untuk meneruskan “program” terdahulu yang belum terlaksana. Yang mungkin bisa melindungi keluarganya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun