Begitu pula dalam dunia Pendidikan Indonesia, Ki Hadjar Dewantoro selaku tokoh Pendidikan untuk belajar merdeka menegaskan ulang agar kita semua bertindak sebagai seorang guru demi menyelamatkan anak bangsa yang digilas oleh arus zaman digital dengan semboyan: “Guru itu memberikan teladan, Ing ngarso sung tulodo, ketika di depan. Ketika di tengah, membangkitkan semangat, Ing madya mangun karso. Karsa itu semangat, jadi membangkitkan semangat, motivasi kepada peserta didik, lalu kemudian ketika di belakang itu mendorong muridnya, Tut wuri handayani.” Sehingga mendorong dari belakang supaya muridnya ini mandiri.
Dengan kata lain independen atau merdeka.
Ini sebenarnya filosofi yang ingin menciptakan murid-murid yang mandiri, murid-murid yang merdeka. Oleh karena itu, ketika berbicara Gadget erat kaitannya dengan membicarakan generasi milenial yang tentu masih mempunyai semangat Sumpah Pemuda dengan selalu bercermin pada jasa para Pahlawan.
Belajar dari spirit ikrar Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 serta peristiwa Pertempuran 10 November 1945 mengakibatkan sekitar 20.000 rakyat Surabaya menjadi korban yang sebagian besar adalah warga sipil. Selain itu, diperkirakan 150.000 orang terpaksa meninggalkan kota Surabaya, dan tercatat sekitar 1.600 orang prajurit Inggris tewas, hilang dan luka-luka serta puluhan alat perang rusak dan hancur.
Sehingga catatan kelam ini boleh menjadi cambuk bagi generasi muda yang semakin tergilas dengan Gadget, agar merefleksikan perjalanan panjang untuk membangun negeri, di mana ikrar Sumpah Pemuda dan hari Pahlawan tersebut mengandung makna agar pemuda-pemudi Indonesia senantiasa mencintai tanah air Indonesia, menjaga dan merawat persatuan sebagai sebuah bangsa, serta menjunjung penggunaan bahasa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari, juga demi perdamaian dan pembangunan global.
Ikrar Sumpah Pemuda itu: Kami Putera dan Putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia; Kami Putra dan Putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia; Kami Putra dan Putri Indonesia, menjunjung tinggi bahasa persatuan, bahasa Indonesia.
Olehnya, ikrar Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 tersebut menjadi inspirasi terciptanya Sumpah Mahasiswa, yang melalui situs Mahasiswa Indonesia, dicatat bahwa pembacaan teks Sumpah Mahasiswa pertama kali dilakukan pada peringatan Hari Sumpah Pemuda 28 Oktober 1988 di Gedung Litbang Fisipol Universitas Gadjah Mada, yang ditulis oleh Afnan Malay, seorang pemuda yang turut terlibat aksi turun ke jalan di Gedung DPRD DIY.
Sehingga Sumpah Mahasiswa menjadi semakin dikenal dan meluas pasca peristiwa 1998 di mana mahasiswa menjadi bagian penting sejarah dalam menggulirkan reformasi di Indonesia, dengan semangat Sumpah Mahasiswanya: Sumpah Mahasiswa Indonesia: Kami mahasiswa Indonesia bersumpah; Bertanah air satu; Tanah air tanpa penindasan. Kami mahasiswa Indonesia bersumpah; Berbangsa satu; Bangsa yang gandrung akan keadilan. Kami mahasiswa Indonesia bersumpah; Berbahasa satu;Bahasa Kebenaran; Bahasa tanpa kebohongan. Konteks Sumpah mahasiswa ini sebagai sebuah tonggak akan pentingnya peran mahasiswa dalam dunia literasi, inovasi, riset dan tekhnologi serta untuk membentuk karakter mahasiswa yang berintegritas dan menjunjung tinggi etika.
Begitu juga ketika memaknai tema Hari Pahlawan 2024: “Teladani Pahlawanmu, Cintai Negerimu”. Maka serentak mengajak masyarakat Indonesia termasuk pemuda-pelajar-mahasiswa untuk meneladani sikap para pahlawan yang sudah gugur akibat berjuang demi nama bangsa Indonesia, dengan tujuan menggerakan hati semua anak bangsa untuk membangun negeri sesuai dengan potensi dan profesi masing-masing.
Seiring dengan nuansa ini, tanggal 10 November 2024 juga bertepatan sebagai Hari Sains Sedunia. Di mana hari Sains Sedunia dibuat untuk banyak orang merayakan bagaimana sains berpengaruh besar terhadap dunia bahkan untuk perdamaian dan pembangunan global. Perayaan hari ini adalah untuk mengenang pencapaian ilmu pengetahuan dan penelitian ilmiah. Ide ini bermula di tahun 1999, saat UNESCO dan Dewan Sains Internasional menyelenggarakan Konferensi Sains Dunia yang pertama. Acara tersebut berlangsung di negara Hongaria, dan beberapa delegasi sepakat mengenai perlunya mendidik masyarakat dunia tentang sains.
Diputuskan dengan suara bulat bahwa hari atau minggu khusus harus didedikasikan untuk sains. Satu tahun kemudian, Badan Eksekutif UNESCO menyetujui Hari Sains untuk Perdamaian dan Pembangunan. Pada tahun 2002, berbagai organisasi non-pemerintah (LSM), organisasi pemerintah, pusat penelitian, lembaga pendidikan termasuk sekolah, perguruan tinggi, dan universitas berkumpul untuk merayakan hari sains ini di bawah bimbingan dan dukungan UNESCO.
Dalam dunia sains, buku menjadi utama dalam perkembangan sumber daya manusia dan ilmu pengetahuan serta tekhnologi. Sehingga di sisi lain buku menjadi obat penenang akal sehat dan jiwa. Namun terkadang kita lupa bahwa buku juga dapat menjadi media lain yang bisa membantu meredahkan stress tanpa kita harus takut akan radiasi yang dikeluarkan Gadget yang dimiliki. Mengingat internet menyediakan banyak informasi. Baik buku maupun internet sama-sama menyajikan banyak informasi dan pengetahuan.