Belajar dari spirit ikrar Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 serta peristiwa Pertempuran 10 November 1945 mengakibatkan sekitar 20.000 rakyat Surabaya menjadi korban yang sebagian besar adalah warga sipil. Selain itu, diperkirakan 150.000 orang terpaksa meninggalkan kota Surabaya, dan tercatat sekitar 1.600 orang prajurit Inggris tewas, hilang dan luka-luka serta puluhan alat perang rusak dan hancur.
Sehingga catatan kelam ini boleh menjadi cambuk bagi generasi muda yang semakin tergilas dengan Gadget, agar merefleksikan perjalanan panjang untuk membangun negeri, di mana ikrar Sumpah Pemuda dan hari Pahlawan tersebut mengandung makna agar pemuda-pemudi Indonesia senantiasa mencintai tanah air Indonesia, menjaga dan merawat persatuan sebagai sebuah bangsa, serta menjunjung penggunaan bahasa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari, juga demi perdamaian dan pembangunan global.
Ikrar Sumpah Pemuda itu: Kami Putera dan Putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia; Kami Putra dan Putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia; Kami Putra dan Putri Indonesia, menjunjung tinggi bahasa persatuan, bahasa Indonesia.
Olehnya, ikrar Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 tersebut menjadi inspirasi terciptanya Sumpah Mahasiswa, yang melalui situs Mahasiswa Indonesia, dicatat bahwa pembacaan teks Sumpah Mahasiswa pertama kali dilakukan pada peringatan Hari Sumpah Pemuda 28 Oktober 1988 di Gedung Litbang Fisipol Universitas Gadjah Mada, yang ditulis oleh Afnan Malay, seorang pemuda yang turut terlibat aksi turun ke jalan di Gedung DPRD DIY.
Sehingga Sumpah Mahasiswa menjadi semakin dikenal dan meluas pasca peristiwa 1998 di mana mahasiswa menjadi bagian penting sejarah dalam menggulirkan reformasi di Indonesia, dengan semangat Sumpah Mahasiswanya: Sumpah Mahasiswa Indonesia: Kami mahasiswa Indonesia bersumpah; Bertanah air satu; Tanah air tanpa penindasan. Kami mahasiswa Indonesia bersumpah; Berbangsa satu; Bangsa yang gandrung akan keadilan. Kami mahasiswa Indonesia bersumpah; Berbahasa satu;Bahasa Kebenaran; Bahasa tanpa kebohongan. Konteks Sumpah mahasiswa ini sebagai sebuah tonggak akan pentingnya peran mahasiswa dalam dunia literasi, inovasi, riset dan tekhnologi serta untuk membentuk karakter mahasiswa yang berintegritas dan menjunjung tinggi etika.
Begitu juga ketika memaknai tema Hari Pahlawan 2024: “Teladani Pahlawanmu, Cintai Negerimu”. Maka serentak mengajak masyarakat Indonesia termasuk pemuda-pelajar-mahasiswa untuk meneladani sikap para pahlawan yang sudah gugur akibat berjuang demi nama bangsa Indonesia, dengan tujuan menggerakan hati semua anak bangsa untuk membangun negeri sesuai dengan potensi dan profesi masing-masing.
Seiring dengan nuansa ini, tanggal 10 November 2024 juga bertepatan sebagai Hari Sains Sedunia. Di mana hari Sains Sedunia dibuat untuk banyak orang merayakan bagaimana sains berpengaruh besar terhadap dunia bahkan untuk perdamaian dan pembangunan global. Perayaan hari ini adalah untuk mengenang pencapaian ilmu pengetahuan dan penelitian ilmiah. Ide ini bermula di tahun 1999, saat UNESCO dan Dewan Sains Internasional menyelenggarakan Konferensi Sains Dunia yang pertama. Acara tersebut berlangsung di negara Hongaria, dan beberapa delegasi sepakat mengenai perlunya mendidik masyarakat dunia tentang sains.
Diputuskan dengan suara bulat bahwa hari atau minggu khusus harus didedikasikan untuk sains. Satu tahun kemudian, Badan Eksekutif UNESCO menyetujui Hari Sains untuk Perdamaian dan Pembangunan. Pada tahun 2002, berbagai organisasi non-pemerintah (LSM), organisasi pemerintah, pusat penelitian, lembaga pendidikan termasuk sekolah, perguruan tinggi, dan universitas berkumpul untuk merayakan hari sains ini di bawah bimbingan dan dukungan UNESCO.
Dalam dunia sains, buku menjadi utama dalam perkembangan sumber daya manusia dan ilmu pengetahuan serta tekhnologi. Sehingga di sisi lain buku menjadi obat penenang akal sehat dan jiwa. Namun terkadang kita lupa bahwa buku juga dapat menjadi media lain yang bisa membantu meredahkan stress tanpa kita harus takut akan radiasi yang dikeluarkan Gadget yang dimiliki. Mengingat internet menyediakan banyak informasi. Baik buku maupun internet sama-sama menyajikan banyak informasi dan pengetahuan.
Hanya saja dengan adanya internet, informasi ditampilkan jauh lebih menarik. Sehingga timbul pertanyaan, bagaimana posisi tawar buku di tengah arus informasi digital seperti sekarang? Ternyata, buku masih menjadi andalan sumber pengetahuan yang akurat. Banyak informasi di internet nyatanya tidak didukung dengan keakuratannya. Bahkan di dunia pendidikan tinggi, buku adalah sumber referensi utama dalam penulisan karya ilmiah. Sumber yang berasal dari internet paling tidak direkomendasikan untuk digunakan. Apabila digunakan maka harus memenuhi kriteria tertentu yang menunjukkan sumber dari internet tersebut memang kredibel.
Perlu diperhatikan secara mendalam bahwa selain lingkungan dan tekhnologi canggih yang semakin menjauhkan kebiasaan kita dari membaca. Ada faktor lain yang sebenarnya paling kuat dan menentukan tindakan kita yaitu, niat atau kemauan dalam diri kita sendiri. Diri kita sendiri adalah faktor terpenting dan substantif dalam melakukan sesuatu hal. Jika di dalam diri sendiri saja kita tidak memiliki ketertarikan dalam membaca, maka jangankan membaca buku, menyentuh atau mendengar judul buku saja mungkin rasanya sudah malas dan mengantuk. Karena itu, bibit-bibit minat baca sudah seharusnya ditanamkan sedari kita masih kecil sembari memberi motivasi dan keteladanan kepada generasi anak muda atau anak cucu kita kedepannya. Seringkali di sekolah kita seperti dipaksa untuk membaca buku-buku text book demi mendapatkan nilai yang baik.
Padahal, kalau kita sudah menanamkan dalam diri kita bahwa membaca adalah kegiatan yang menarik dan menyenangkan, pasti kita akan lebih mudah membaca buku-buku, baik itu buku novel ataupun buku pelajaran. Karena sesungguhnya semuanya akan kembali lagi kepada diri sendiri, apakah kita memiliki niat untuk membaca atau tidak. Karena jika sudah tidak memiliki niat, pasti juga sudah tidak berminat.