Orang Tua Mesti Tahu Bahaya Sharenting Anak di Media Sosial
Pengantar
Semakin berkembangnya dunia media sosial menyebabkan banyak orang berpikir pintas. Orang berpikir seolah-olah dengan semakin banyak melakukan sharenting di media sosial, orang akan makin dikenal dan menjadi terkenal. Bahkan banyak orang tua berpikir bahwa dengan memosting foto anaknya di media sosial, akan menambah kebanggaan, pada hal ada banyak bahaya sesungguhnya.
Tulisan ini hendak menyoroti bahaya-bahaya sharenting anak di media sosial, bagaimana cara menanganinya dengan bijaksana, dan tentu saja sebagai solusi menawarkan cara-cara bijak bagi orang tua yang ingin mengunggah foto atau aktivitas anak di media sosial.
Yuk, kita langsung saja ikuti satu persatu sajian berikut ini.
Bahaya atau Risiko Sharenting Anak di Media Sosial
Seberapa berbahayakah kita melakukan sharenting tentang anak kita di media sosial?Â
Menurut para psikolog, sharenting mengandung banyak risiko. Beberapa di antaranya mungkin tampak jauh di masa depan bagi orang tua, tetapi tetap saja sangat nyata sekarang ini.
Ada beberapa risiko atau bahaya berbagi foto atau informasi tentang anak-anak kita secara daring:
1. Â Mengunggah foto dan identitas Anak
Suatu risiko besar bakal terjadi bila orang tua mengunggah foto anaknya dengan menambahkan nama lengkap, lokasi ia berada dan aktivitas yang sedang dilakukannya. Ini akan membantu memfasilitasi pencurian data. Data anak kita bisa saja akan disalahgunakan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.
Selain itu yang lebih berisiko lagi adalah mengunggah foto telanjang atau setengah telanjang anak di bawah umur. Hal ini dapat diambil dan digunakan oleh mereka yang tidak bertanggungjawab sebagai materi pornografi anak.
2. Â Mencari dukungan terutama para orang tua konten kreator
Banyak orang tua mencari dukungan daring dan berkomentar di depan umum tentang masalah yang dialami anak-anak mereka, misalnya  tentang masalah kesehatan, tentang perilaku buruk, atau keadaan akademis mereka.
Apa yang dianggap oleh sebagian orang tua sebagai bantuan sederhana justru dapat mengakibatkan perundungan dalam jangka pendek, dan dapat berdampak negatif pada kehidupan pribadi dan profesional anak mereka di masa mendatang dalam jangka panjang.
3. Â Anak Bisa Melaporkan Orang Tuanya sebagai KejahatanÂ
Beberapa anak telah melaporkan orangtua mereka atas pelanggaran identitas mereka. Sebagai contoh seorang wanita Austria berusia 18 tahun menggugat orangtuanya karena membagikan lebih dari 500 foto dirinya di Facebook tanpa persetujuannya.
Banyak anak melaporkan orang tuanya kepada pihak berwajib karena merasa malu, bahwa hak privasi mereka dilanggar, atau bahwa mereka telah dikhianati oleh aktivitas sharenting orang tua mereka.Â
Hal itu terjadi ketika mereka online untuk pertama kalinya, biasanya saat berusia pra remaja atau remaja, untuk melihat seluruh kehidupan mereka telah diunggah oleh orang tuanya sewaktu mereka masih anak-anak.
Cara Bijak Mengunggah Informasi tentang Anak di Media Sosial secara Aman
Maria Guerrero, seorang Psikolog Keluarga dalam qustodio.com mengatakan sebenarnya kegiatan unggah mengunggah foto atau kegiatan anak di media sosial itu sesuatu yang biasa, namun sharenting itulah yang memunculkan soal.
"Saya ingat betapa indah dan istimewanya setiap gerakan kecil yang dilakukan bayi saya dan betapa saya sangat ingin mengabadikan momen-momen itu dan membagikannya kepada semua orang! Bahkan sekarang anak-anak saya sudah lebih besar, saya masih berusaha keras untuk menolak kepuasan yang bisa saya dapatkan dari membagikan kehidupan mereka di media sosial."Â
Sharenting adalah istilah untuk terus-menerus mengunggah gambar, video, dan informasi tentang anak-anak di internet, dan itu biasanya tanpa izin atau sepengetahuan mereka.Â
Nah, hal inilah yang menurut Maria Guerrero, bisa berbahaya bukan hanya untuk anak sendiri, tetapi juga bagi orang tua mereka.
Sulit bagi para orang tua di tempat saya untuk mendengar hal itu, terutama para orang tua milenial yang membagikan hampir ratusan foto secara daring setiap tahun.Â
Hal ini tidak bisa ditolak karena niat orang tua itu baik. Mereka bangga dengan anak-anak mereka dan ingin membantu saudara dan teman di tempat atau negara lain melihat bagian-bagian dari kehidupan mereka.Â
Namun sekali lagi menurut Maria Guerrero, tidak ada cara yang 100% aman untuk membagikan kehidupan anak di media sosial, dan tentu saja risikonya lebih besar daripada manfaatnya sebagaimana telah diungkapkan di atas.
Karena itu inilah cara-cara bijak bagaimana mengunggah informasi  anak di media sosial secara aman.
1. Â Lakukan dengan hati-hati
Jika Anda merasa harus berbagi, "berbagilah dengan hati-hati ." Selalu minta izin anak Anda dan pertimbangkan konsekuensi jangka pendek dan jangka panjang dari kiriman Anda.Â
Pikirkan dua kali tentang bagaimana apa yang Anda bagikan secara daring dapat memengaruhi harga diri dan karier anak Anda di masa depan. Itu yang penting.
2. Â Hindari foto telanjang dan buka pakaian
Janganlah pernah mengunggah foto yang memperlihatkan anak di bawah umur telanjang, termasuk foto bayi yang baru lahir, saat mandi, di pantai, dan lain-lain.Â
3. Â Memahami jaringan sosial
Tinjau kebijakan privasi jejaring sosial yang Anda gunakan secara rutin dan batasi akses ke lingkungan yang kecil dan terpercaya misalnya hanya teman atau keluarga.
Tinjau kembali daftar teman Anda. Berapa banyak dari orang-orang itu yang benar-benar teman Anda dan pertimbangkan untuk meninjau atau memangkas daftar tersebut. Sebab sangat mudah bagi seseorang yang bukan teman Anda untuk mengambil tangkapan layar foto atau posting dan memposting ulang atau mengirimkannya ke orang lain dengan cara yang tidak diinginkan.
4. Â Jangan pernah membagikan nama lengkap anak Anda
Jangan bagikan nama anak, dan hindari membagikan seluruh kehidupan Anda dan kehidupan mereka. Sebab ini akan menciptakan biografi digital, dan Anda tidak tahu bagaimana biografi itu akan digunakan di masa mendatang.
5. Â Jaga foto tetap aman
Jangan menggunakan media sosial sebagai album foto Anda, mengunduh foto Anda ke ruang server Anda sendiri, atau lebih baik lagi, ke hard drive Anda sendiri.
Apa yang harus Dilakukan jika Sudah Sharenting Informasi Anak secara Daring?
1. Â Hal pertama yang disarankan kepada para orang tua adalah perlunya meninjau kembali pengaturan privasi di semua jejaring sosial dan blog, dan di semua situs tempat Anda biasa berbagi atau pernah berbagi informasi sebelumnya.Â
2. Â Aturlah semua publikasi, foto, album menjadi pribadi.
3. Â Untuk anak-anak praremaja dan remaja, duduklah bersama mereka dan lihat foto-foto tersebut bersama-sama. Tanyakan apakah ada foto yang ingin mereka hapus. Hapus semua kiriman yang ingin mereka hapus segera. Untuk anak-anak yang lebih kecil, disarankan untuk menghapus semuanya. Namun jika itu tidak realistis, luangkan waktu untuk selalu meninjau kiriman Anda.
4. Â Sebaiknya menghapus unggahan yang berpotensi membahayakan, seperti foto telanjang atau sesuatu yang awalnya tampak lucu tetapi setelah dipikir-pikir lagi mungkin akan memalukan bagi anak, termasuk semua unggahan yang mencantumkan nama atau lokasi anak.
Bagaimana Cara Menghentikan Sharenting
Perlu diketahui bahwa sebagian besar situs media sosial dirancang untuk membuat orang ketagihan. Setiap jempol ke atas, hati, dan komentar yang didapatkan mengirimkan aliran dopamin ke otak dan menciptakan keinginan.Â
Seperti kecanduan lainnya, sosial media pun sangat sulit untuk menghentikan kebiasaan, tanpa benar-benar terputus. Maka cobalah untuk memindahkan aplikasi sosial dari layar berandamu.
Jika tidak berhasil, hapus saja.Â
Terakhir:
Semoga setelah mengetahui bahaya-bahaya atau risiko ini, sebagai orang tua kita stop memposting foto atau informasi tentang anak di sosial media. ***
Atambua: 25.01.2025
Sumber:
1. Â https://www.qustodio.com/en/blog/sharenting-posting-kids-online-dangerous/
2. Â https://www.fimela.com/parenting/read/5529786/cara-bijak-unggah-foto-anak-di-media-sosial
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI