Mohon tunggu...
Yosef MLHello
Yosef MLHello Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Bapak Keluarga yang setia. Tinggal di Atambua, perbatasan RI-RDTL

Menulis adalah upaya untuk meninggalkan jejak. Tanpa menulis kita kehilangan jejak

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kapan Kami Dapat Jatah Makan Bergizi Gratis, Bapak Presiden?

16 Januari 2025   11:11 Diperbarui: 16 Januari 2025   11:11 204
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi  Makan Bergizi Gratis di SD GMIT di Kupang (Pos-Kupang.com/Ryan Tapehen)

Kapan Kami dapat Jatah Makan Bergizi Gratis, Pak?

Itulah sebuah pertanyaan dari seorang siswa kepada ayahnya (mewakili Bapak Presiden!), setelah membaca dan menonton berita tentang Kick Off Makan Bergizi Gratis di beberapa daerah.

Kira-kira apa jawaban si bapak terhadap pertanyaan buah hatinya itu?

"Tunggu saja Nak, akan tiba waktunya untuk kamu makan bergizi gratis itu," jawab si ayah.

Jawaban ini pasti membuat si anak deg-degan, "Kapan ya kami dapat jatah!"

Akan tetapi kalau jawabannya lain dari situ, gimana ya?

"Mungkin sekolahmu tidak dapat jatah makan, soalnya baru uji coba ni!"

Betapa kecewanya si anak ini.

Para Kompasianer yang budiman. Terhadap pertanyaan, "Kapan Kami Dapat Jatah Makan Bergizi Gratis, Pak?" Penulis mengajak kita untuk melakukan analisis sederhana atas persoalan ini.

Menurut penulis, ada tiga hal yang dapat kita analisa yaitu pertama, soal waktu. Artinya semua anak di seluruh Indonesia akan dapat jatah makan bergizi gratis, tetapi waktunya belum tiba. Sebab masih banyak proses yang harus dijalani. 

Kedua, soal sekolah-sekolah yang akan mendapat jatah makan. 

Siswa tadi melanjutkan pertanyaan dengan mengatakan, "Apakah kami siswa di sekolah swasta juga dapat MBG?"

Dan ketiga adalah soal porsi makan dengan nilai 10 ribu rupiah.

***

Ilustrasi  Makan Bergizi Gratis di SD GMIT di Kupang (Pos-Kupang.com/Ryan Tapehen)
Ilustrasi  Makan Bergizi Gratis di SD GMIT di Kupang (Pos-Kupang.com/Ryan Tapehen)

Pertama, Soal Waktu.

Program favorit yang telah menghantar pasangan Presiden  Prabowo dan Wakil Presiden,Gibran melenggang ke RI 1 dan 2 sudah di Kick Off pada pekan pertama Januari 2025 tepatnya tanggal 6 Januari 2025. Program dengan nomenklatur yang telah disempurnakan menjadi Makan Bergizi Gratis (MBG) baru dimulai di 190 titik di 26 Propinsi di Indonesia.

Maka pertanyaan siswa sekolah swasta yang ada di perbatasan RI-RDTL itu bisa dimaklumi. "Kapan kami dapat jatah makan bergizi gratis" itu?

Pertanyaan ini menandakan bahwa sebagai anak-anak bangsa Indonesia, mereka juga kepingin untuk segera menikmati program yang pernah ditawarkan atau dikampanyekan Presiden dan Wakil Presiden kita, sebagaimana sudah dialami teman-teman seusia mereka di tempat lain.

Anak-anak ini juga tidak sabar lagi untuk merasakan nikmatnya makan bergizi gratis yang ditawarkan negara itu. Bisa saja rasanya tidak berbeda jauh dari yang mereka rasakan di rumah, akan tetapi bagi anak-anak, menikmati bersama-sama di sekolah 'lebih nikmat dua kali lipat daripada makan di rumah!"

Karena itu soal waktu yang terlalu lama bagi mereka akan membuat mereka merasa dinomorduakan. Pada hal mereka juga seperti anak-anak lainnya yang mau menikmati 'hadiah' dari Presiden mereka pada waktunya.

Menurut informasi dari Kantor Komunikasi Kepresidenan seperti dirilis dalam detiknews.com, program makan bergizi gratis ini dilakukan secara bertahap. Pada tahun 2025 ini akan berjalan sekitar 40%, kemudian tahun berikutnya naik menjadi sekitar 80%, dan target pada tahun 2029 sudah mencapai 100%.

***

Kedua, Soal sekolah-sekolah yang akan mendapat jatah makan. 

Berdasarkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 83 Tahun 2024 tentang Badan Gizi Nasional, ada empat kategori penerima program MBG, diantaranya adalah Peserta Didik atau Pelajar dari PAUD hingga SMA, Negeri dan Swasta.

Membaca dan atau mendengar bahwa sekolah mereka juga akan mendapatkan jatah makan bergizi gratis, aduhhh betapa senang hatinya.

"Tapi, sabar dulu, Nak, sekarang kamu kelas berapa?"

"Sekarang kelas 8, Pak"

"Jangan marah ya Nak, kamu akan dapat jatah tahun depan, itu menurut informasi Kepresidenan!"

"Tapi kalau tahun depan kamu belum juga dapat jatah, sabar ya Nak, kemungkinan kamu akan dapat jatah terakhir tahun 2029, sebelum pemilihan Presiden baru, ya!"

Nilai plus dari MBG ini adalah juga menjangkau siswa-siswi pada sekolah swasta. Dengan ini kekhawatiran siswa di atas bisa terjawabi.

***

Ketiga, Soal porsi makan dengan nilai 10 ribu rupiah.

Besarnya biaya yang ditetapkan pemerintah untuk 1 porsi MBG adalah Rp 10.000. 

Besaran tersebut berkurang dari rencana awal sebesar Rp 15.000 per porsi. Presiden Prabowo sendiri mengungkapkan pengurangan ini dilakukan karena kemampuan fiskal yang terbatas. Sehingga dengan demikian anggaran untuk MBG itu diperkirakan menjadi sekitar Rp 51,53 Triliun.

Harga Rp 10.000 per porsi makan tidak dapat disimpulkan terlalu besar ataupun terlalu kecil karena bergantung pada setiap wilayah di Indonesia memiliki harga bahan baku pangan yang bervariasi.

Menurut Firdaus Marbun, seorang Peneliti dari BRIN, nilai ketetapan pemerintah ini jelas kurang jika merujuk pada harga pangan di kota besar. Akan tetapi, nominal tersebut kemungkinan dapat mencukupi di daerah yang lain, atau dapat mencukupi bila dikelola dengan efektif.

***

Bagaimana Analisa Kita

Kembali kepada persoalan awal yaitu keluhan dari seorang siswa SMP di perbatasan RI-Timor Leste, kapan mereka juga mendapatkan jatah makan bergizi gratis itu.

Bagi anak-anak, mereka sudah tahu bahwa akan mendapat makan bergizi gratis dari pemerintah, itu yang mereka tunggu-tunggu. Kalau mereka tahu bahwa hari ini jadwal mereka untuk MBG, sudah pasti mereka tidak akan makan pagi dari rumah.

Mengapa?

Saking senangnya mereka, MBG!

Bagi mereka tidak menjadi persoalan apakah nilai gizinya seimbang atau tidak?

Bahkan apakah memenuhi standar gizi?

Yang terpenting adalah pertama, mereka akan makan bersama di sekolah!

Kedua, bagi mereka pemerintah punya perhatian besar. Dan itu akan mereka selalu bicarakan di antara mereka bahwa pemerintah memenuhi janjinya!

Ketiga, Ini yang paling penting! Bagi anak-anak, yang sudah terbiasa makan makanan bergizi, mungkin bagi mereka program ini tidak terlalu menarik. 

Namun bagi siswa-siswi lainnya, termasuk siswa-siswi di perbatasan RI-TL yang kadang tidak bisa menikmati makan enak, apalagi bergizi, karena ditinggal pergi oleh orang tuanya, program MBG merupakan 'rahmat' besar bagi mereka.

Karena itu pelaksanaan program nasional ini hendaknya:

1.   Dijaga supaya menjangkau semua, terutama prioritas bagi daerah-daerah dan sekolah-sekolah yang memang sangat membutuhkan asupan dan tambahan nilai gizi.  Bisa makan saja sudah cukup, apalagi kalau bergizi.

2.   Terhindar dari orang-orang yang berhati busuk yang melakukan korupsi terhadap program yang ditujukan kepada orang-orang kecil dan sederhana yaitu anak-anak yang merupakan harapan dan masa depan bangsa. 

3.   Program yang baik ini hendaknya dijaga ketat agar tidak terkontaminasi oleh rencana busuk orang-orang yang tidak bertanggungjawab, dalam hal ini menghindarkan dari makanan basi, kotor, apalagi keracunan.

4.   Selain menyajikan makanan bergizi, para pengelola hendaknya bekerja sama dengan sekolah atau pihak lain untuk memperhatikan suasana makan. Bagi anak-anak makan bersama itu menyenangkan, apalagi suasananya yang menggembirakan. Jangan sampai masing-masing anak berjuang dengan makanannya sendiri, lalu tanpa nilai yang akan dipetik dari sana.

Atas nama siswa yang bertanya kapan mereka akan mendapatkan jatah makan bergizi gratis, kami mendesak agar sekolah-sekolah di perbatasan RI-TL mendapatkan prioritas supaya menambah gizi dan mudah-mudahan kesehatan dan kecerdasan bagi mereka.

Semoga bermanfaat. 

Atambua: 16.01.2025

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun