Mohon tunggu...
Yosef MLHello
Yosef MLHello Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Bapak Keluarga yang setia. Tinggal di Atambua, perbatasan RI-RDTL

Menulis adalah upaya untuk meninggalkan jejak. Tanpa menulis kita kehilangan jejak

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Lindungi Alam, Lindungi Masa Depan Generasi Mendatang

14 Januari 2025   17:12 Diperbarui: 15 Januari 2025   08:05 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Anak pohon beringin yang siap ditanam untuk melindungi mata air (dok. pribadi)

Lindungi Alam, Lindungi Masa Depan Generasi Mendatang

Kepedulian terhadap alam adalah langkah awal untuk menyelamatkan masa depan seluruh umat manusia. Seperti diungkapkan Presiden Soekarno: "Aku tinggalkan kekayaan alam Indonesia, biar semua negara besar dunia iri dengan Indonesia, dan aku tinggalkan hingga bangsa Indonesia sendiri yang mengolahnya."

Para Kompasianer yang budiman. Tema ini saya angkat menjadi sebuah opini dalam tulisan saya karena keprihatinan terhadap betapa hancurnya alam kita saat ini karena berbagai persoalan antara lain oleh ulah manusia sendiri.

Kebakaran hebat yang melanda Negara Bagian California khususnya kota para Artis Hollywood, Los Angeles; banjir bandang yang melanda negara-negara gurun pasir di Arab Saudi dan berbagai bencana alam di negara kita Indonesia yang menjadi pengalaman buruk sepanjang sejarah umat manusia.

Musim Hujan, Musim Bencana

Saat ini kita sedang memasuki musim penghujan. Di mana-mana air mengalir, bahkan banjir terjadi sehingga menjadi bencana bagi manusia.

Tentu kita merasa prihatin, menangis, bahkan meratapi keadaan dunia kita ini. Namun apa yang harus kita lakukan untuk membuat dunia kita 'biar sedikit' kembali tersenyum seperti sedia kala?

Memang masih ada banyak tangan-tangan jahil yang melakukan berbagai tindakan kejahatan terhadap alam seperti menebang pohon untuk berbagai tujuan, baik tujuan positif maupun negatif, tanpa menanam kembali. 

Ada juga yang dengan sengaja bahkan tahu dan mau merusak parit atau got yang telah disiapkan negara atau pemerintah dengan berbagai sampah dan kotoran, sehingga ketika tiba musim hujan, banjir meluber ke mana-mana, tanpa ada yang bisa membatasi. 

Demikian pun karena ulah manusia yang tidak tahu diri membuang sampah di sembarang tempat, meskipun di tempat itu sudah ada peringatan, misalnya:

"Mohon Maaf, di sini bukan tempat sampah!" atau 

"Buanglah Sampah pada Tempatnya!" atau 

"Tempat Sampah, dengan tiga kategori: Sampah Organik; Sampah Anorganik; dan Sampah Beracun."

Tapi dengan seenaknya membuang sampah di mana-mana, bahkan membuang sampah persis di tempat di mana ada peringatan itu. Betapa naifnya manusia kita zaman ini. Kadang justru oleh orang-orang yang Maka bila kita mau jujur, kita harus menerima bencana demi bencana karena kejahilan sendiri.

Menurut data yang dirilis BNPB dalam Kompas.com bahwa meskipun tahun 2025 baru berjalan 13 hari, namun sudah terjadi 74 kali bencana di Indonesia, didominasi oleh bencana banjir. 

Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, dalam Kompas.com (13/1/2025) menyebutkan bahwa banjir terparah di awal tahun 2025 terjadi di Batam, Kepulauan Riau.

Bahkan, Abdul Muhari juga menambahkan bahwa negara tetangga kita, Singapura, juga turut terkena banjir meski memiliki sistem drainase yang sangat baik.

Sementara itu data bencana alam di Nusa Tenggara tercatat bahwa di Maumere, kabupaten Sikka banjir merendam 32 rumah, menghanyutkan dua rumah, dan menyebabkan kerugian material sekitar Rp200 juta. Demikian pun di Ende, banjir merendam sawah warga sehingga berdampak gagal tanam. 

Di kabupaten Lembata, banjir melanda dan merusak kebun jagung warga dan menghanyutkan ternak mereka, sebagaimana dihimpun oleh detikbali pada Kamis (2/1/2025).

Sementara itu menurut pengamatan penulis sendiri dalam beberapa hari terakhir ini banjir melanda kabupaten Belu, dan Malaka di NTT sehingga menyebabkan banyak jalan rusak karena tanah longsor.

Berdasarkan data yang dirilis BNPB kita patut waspada terhadap berbagai kejadian alam saat ini berupa banjir tanah longsor yang mengakibatkan jalan terputus, rusaknya daerah pertanian, dan matinya ternak warga . 

Karena itu sebenarnya kita harus menerima peristiwa banjir bandang, erosi, kebakaran hutan, jalan putus, dan tanah longsor sebagai dampak dari ketidaksadaran manusia, dan sekaligus sebagai teguran keras dari alam sendiri terhadap umat manusia karena dosa-dosanya.

Tindakan Melindungi Alam 

Menghadapi berbagai persoalan dan permasalahan alam ini manusia harus mawas diri dan melakukan introspeksi terhadap berbagai praktek hidup selama ini terhadap alam. 

Dalam hal ini, penulis merasa sangat bangga dengan beberapa kelompok Kaum Muda yang mempelopori tindakan perlindungan terhadap alam. 

Mereka menyebut dirinya sebagai "Kelompok Penjaga Alam." Ini tentu sebuah kebajikan yang mesti ditiru dan diperbanyak dan diupayakan agar kelompok tersebut ada di mana-mana.

Kelompok Penjaga Alam ini biasanya mereka melakukan berbagai kegiatan, namun tanpa 'suara.' Artinya mereka bekerja tanpa promosi atau iklan. Mereka bekerja secara diam. Mereka tidak mau untuk dipromosikan.

Tentu saja berbeda dengan kelompok-kelompok tertentu yang lainnya yang bekerja sedikit, tetapi melebihkan promosinya. Namun rupanya ini juga tidak salah, asalkan mereka betul-betul melakukan aksi-aksi menyelamatkan alam ciptaan Tuhan dari kerusakan yang semakin parah oleh ulah oknum-oknum tak bertanggung jawab.

Di celah-celah pohon tua ini perlu ditanam pohon baru (foto: dok.pribadi)
Di celah-celah pohon tua ini perlu ditanam pohon baru (foto: dok.pribadi)

Ada beberapa praktek baik untuk perlindungan terhadap alam yang dilakukan kelompok kaum muda ini, yaitu:

Menanam Pohon Baru di celah Pohon yang Sudah Tua

Setiap hari mereka berkelompok masuk ke tengah hutan, terutama hutan yang ada di sumber mata air.

Di sana mereka mencabut anakan pohon yang ada dan menanamnya kembali di antara pohon-pohon yang sudah tua atau jarang sehingga kelak diharapkan pada beberapa tahun akan datang ketika pohon yang sudah tua itu mati atau tumbang, sudah ada tanaman atau pohon pengganti.

Umumnya pohon-pohon yang ditanam baru lagi seperti beringin yang bisa menampung air; jambu air yang juga gampang tumbuh di pinggiran kali; pohon pandan hutan yang akarnya bisa menampung air hutan dan air tanah, dan masih banyak lagi pohon lainnya.

Membersihkan Sumber Air

Selain menjaga hutan, menanam pohon yang baru, mereka juga membersihkan sumber air termasuk danau-danau tempat penampungan air yang dipenuhi eceng gondok, dan tumbuhan pengganggu lainnya.

Selain itu mereka juga membersihkan sumber air dari bermacam-macam sampah baik organik berupa dedaunan yang menumpuk dan menyebabkan bau, dan anorganik lain seperti plastik dan lain-lainnya.

Melindungi Mata Air

Biasanya di sekitar sumber air itu ada bagian yang disebut Mata Air yang menjadi sumber kehidupan bagi warga masyarakat di sekitar. Di sana biasanya mereka datang mengambil air. Dan saat ini hampir sudah menggunakan teknologi perpipaan untuk mengalirkan air dari mata air tersebut ke rumah warga.

Sampai saat ini masih ada binatang pengganggu seperti sapi, babi maupun orang-orang tertentu yang iseng hendak merusak mata air tersebut.

Untuk itu kelompok Kaum Muda Penjaga Alam ini biasanya membangun pagar sekeliling mata air sehingga terlindungi baik dari binatang yang hendak datang minum di mata air tersebut sehingga dapat merusak atau mengotori, juga dari orang-orang tak bertanggung jawab lainnya.

Dampak dari Tindakan Perlindungan Alam

Chapman (1969) mengatakan bahwa sumber daya alam adalah hasil penilaian manusia terhadap unsur-unsur lingkungan hidup yang diperlukannya, di mana terdapat tiga definisi sumber daya alam yakni persediaan total (total stock), sumber daya (resources), dan cadangan (reserve). 

Terhadap ketiga definisi sumber daya tersebut,kita perlu melakukan berbagai tindakan perlindungan. Sebab pada dasarnya sumber daya alam itu tidak akan bertambah secara signifikan, tetapi ia akan semakin berkurang secara signifikan dalam kurun waktu tertentu. 

Karena itu, upaya perlindungan terhadap alam memiliki banyak dampak positif, terhadap manusia dan makhluk hidup lainnya, di antaranya:

1. Melestarikan flora dan fauna serta keanekaragaman hayati

Melindungi alam dapat membantu melestarikan tumbuhan dan satwa liar, termasuk satwa langka, dan membantu menjaga keanekaragaman hayati.

2. Menjaga lingkungan tetap sejuk dan asri

Melindungi alam dapat membantu menjaga lingkungan tetap sejuk dan asri dan terhindar dari berbagai pencemaran/polusi.

3. Menjaga kesehatan manusia

Melindungi alam dapat membantu menjaga kesehatan manusia dengan terhindar dari penyakit yang disebabkan lingkungan yang tidak sehat.

4. Menjaga kualitas hidup

Melindungi alam dapat membantu meningkatkan kualitas hidup masyarakat yang ada di sekitar sumber mata air.

5. Menjaga kelestarian sumber daya alam dan kualitas air

Melindungi alam dapat membantu melestarikan sumber daya alam secara alami, serta menjaga kualitas air sehingga aman untuk diminum. 

6. Menjaga keseimbangan lingkungan

Melindungi alam dapat membantu menjaga keseimbangan lingkungan, seperti mengurangi risiko kekeringan dan erosi tanah.

7. Melindungi masa depan generasi manusia

Secara tidak sadar dengan melakukan perlindungan terhadap alam, kita telah melakukan perlindungan terhadap generasi manusia yang akan datang karena alam yang kita jaga dan lestarikan ini akan bertahan untuk dinikmati oleh semua orang hingga generasi akan datang.

Para siswa SMAK HTM Halilulik sebagai Kelompok Penjaga Alam (Foto: Dok. pribadi)
Para siswa SMAK HTM Halilulik sebagai Kelompok Penjaga Alam (Foto: Dok. pribadi)
Akhirnya

Alam akan bersahabat dengan manusia, kalau manusia terlebih dahulu bersahabat dengannya. Namun sekali manusia merusak alam, saatnya alam akan menuntut dari manusia tanggung jawab yang lebih berat. 

Karena alam tidak bisa secara langsung melawan tindakan kejahatan yang manusia lakukan terhadapnya, tetapi pada waktunya alam tidak bersahabat lagi.

Maka marilah kita berusaha menjaga alam yang sudah Tuhan berikan kepada kita sekarang ini supaya kelak masih bisa dinikmati oleh generasi mendatang sesudah kita. Jangan sampai alam ini rusak dan hancur di tangan dan di zaman kita saja.

Semoga bermanfaat.

Atambua: 14.01.2025

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun