Ia juga adalah Allah yang adil bagi semua orang, Â karena Allah adalah Hakim yang adil (Mzm 7).
Dalam hal ini Konsili Vatikan II mengakui bahwa "kenyataan maut sama sekali tidak terbayangkan."Â
Meskipun ajaran gereja Katolik tidak menjawab secara tuntas pertanyaan atau persoalan mengapa kematian itu menimpa orang-orang baik, tetapi para pengkhotbah selalu berusaha memberikan jawaban bahwa Allah justru membutuhkan orang-orang baik itu supaya mereka berbahagia di surga.Â
Dan karena mereka baik, Allah membutuhkan mereka, supaya "tidak akan ada lagi perkabungan, atau ratap tangis, atau dukacita, sebab sesgala sesuatu yang lama itu telah berlalu" (Why 21: 4).
Pertanyaan berikutnya, mengapa Allah membiarkan orang-orang jahat tetap hidup? Tentu saja Allah tidak menghendaki supaya orang jahat tetap jahat, tetapi Allah memberikan mereka waktu supaya mereka bertobat di dunia ini, sebelum mereka mati.
Kematian bukan akhir, melainkan Perubahan Hidup
Gereja Katolik memandang kematian sebagai akhir dari perjalanan manusia di dunia, tetapi bukan akhir dari kehidupan. Kematian justru merupakan pintu masuk menuju kehidupan abadi. Kematian itu sendiri adalah proses menuju pencapaian definitif hubungan kita dengan Allah.
Otto Hentz, SJ dalam "Pengharapan Kristen" mengatakan kematian adalah peristiwa melalui sesuatu, bukan setelah sesuatu dalam mencapai kehidupan kekal. "Kematian tidaklah seperti turun  dari kereta ke kereta lain, melainkan seperti mengemudikan pesawat, turun ke landasan kemudian lepas landas ke dalam bentuk perjalanan yang sama sekali berbeda" (2005:77).
Buku Iman Katolik menegaskan bahwa kematian berarti penyelesaian "pengembaraan" manusia. Namun itu tidak berarti bahwa manusia mengambil keputusan definitifnya pada saat kematian. Tetapi selama seluruh masa "pengembaraan" di dunia ini, ia mengambil sikap, lama sebelum kematian. Apakah menjadi orang baik atau orang jahat?
Siapakah Sosok Pastor Yohanes Edward SVD itu?
Pater John Edu, begitulah biasa dipanggil baik dikalangan  para konfrater maupun umat yang mengenalnya. Beliau dengan nama lengkap Yohanes Edward.Â
Kelahiran Lara, Rekas, Manggarai Barat, 3 Februari 1973.  Ayahnya bernama Karolus Ko'o dan ibunya Filomena Wela. 11 bersaudara.
Setelah menyelesaikan pendidikan calon imam, ia ditahbiskan imam pada tahun 2003.