Mohon tunggu...
Yosef MLHello
Yosef MLHello Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Bapak Keluarga yang setia. Tinggal di Atambua, perbatasan RI-RDTL

Menulis adalah upaya untuk meninggalkan jejak. Tanpa menulis kita kehilangan jejak

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Ujian Nasional Antara Ada atau Tidak Ada, Perlu Jalan Tengah

13 November 2024   14:58 Diperbarui: 13 November 2024   15:00 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kedua, untuk mengetahui persamaan mutu tingkat pendidikan antar daerah.

Pelaksanaan UN/UNAS didasarkan pada UU RI Nomor 20 tahun 2003 demi pengendalian mutu pendidikaan secara nasional. Evaluasi dimaksud sebagai bentuk akuntabilitas penyelenggaraan pendidikan kepada pihak-pihak berkepentingan. 

Ujian Nasional memang pada hakekatnya merupakan sistem penilaian pendidikan yang dimaksudkan untuk menilai kemampuan siswa secara nasional di Indonesia. 

Setelah menyelesaikan suatu jenjang pendidikan tertentu seperti Sekolah Dasar dan hendak memasuki jenjang berikutnya, siswa perlu mengikuti ujian nasional guna mendapatkan nilai akhir yang menjadi tuntutan dari Sekolah dasar yang akan dilewatinya, dan nilai tersebut menjadi standar baginya untuk diterima pada jenjang pendidikan berikutnya.

Pada tahun 1980-an bukan hanya Nilai Ujian Nasional  yang dituntut, bahkan ada NEM yaitu Nilai Ebtanas Murni. Pada zaman itu memang terjadi pro dan kontra seputar pelaksanaan Ujian Nasional itu bahkan sampai-sampai orang memplesetkan "NEM" dengan "Nugroho Engkau Mati" ketika Menteri Pendidikan Nasional saat ini Nugroho Notosusanto meninggal dunia.

Jadi menurut hemat saya UN/UNAS pada prinsipnya dan hakekatnya sebagai evaluasi akhir jenjang pendidikan yang dilakukan secara nasional itu mutlak perlu.

Namun yang menjadi soal adalah pelaksanaannya. Sebab pelaksanaan UN kerap menjadi momok bagi sebagian besar siswa. UN/UNAS sering menyebabkan ketegangan pada siswa peserta UN terutama dari aspek kesehatan mental. Peserta UN/UNAS mengalami tekanan dari ekspektasi tinggi, baik dari sekolah maupun orangtua, sehingga sering menciptakan suasana yang kurang kondusif dan kadang dramatis.

Karena itu ketika semakin kuat kelompok kontra terhadap pelaksanaan UN maka kemudian terjadilah penghapusan UN dan saat itu terbersit adanya harapan besar agar sistem pendidikan nasional lebih berorientasi pada aspek pembelajaran yang holistik tanpa adanya tekanan pada ujian nasional. 

Maka kemudian muncullah ide atau gagasan adanya Ujian Sekolah yang berarti lebih bersifat lokal yang dikenal dengan US/UAS.
UN/UNAS dihapuskan disertai adanya harapan bahwa sistem pendidikan nasional bisa lebih baik sebab menekankan pada proses belajar mengajar yang lebih holistik tanpa tekanan pada ujian. Namun, penghapusan UN/UNAS ini juga bukan berarti bebas dari soal, bahkan membawa dampak lain yang tak terduga pula.

***

Perlunya Suatu Jalan Tengah atau Jalan Ketiga

Antony Giddens (1989) adalah seorang Sosiolog Inggris yang terkenal dengan Teori Strukturasi dan pandangan holistiknya tentang masyarakat modern. Baginya, Jalan Ketiga merupakan diskusi yang menarik dan mendalam mengenai pembangunan modernitas di dalam masyarakat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun