Mohon tunggu...
Yosef MLHello
Yosef MLHello Mohon Tunggu... Dosen - Bapak Keluarga yang setia. Tinggal di Atambua, perbatasan RI-RDTL

Menulis adalah upaya untuk meninggalkan jejak. Tanpa menulis kita kehilangan jejak

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Vasektomi Sepi Peminat? Praktekkan 3 Pendekatan Baru Ini

24 September 2024   17:21 Diperbarui: 24 September 2024   17:22 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi vasektomi / Antara News

TERUS TERANG sudah lama saya mendengar istilah Vasektomi sebagai salah satu alat kontrasepsi bagi pria. Saya mendengarnya sejak saya masih muda. Kebetulan waktu itu saya juga terlibat sebagai Tim Pendamping Keluarga Berencana Alamiah. Ada banyak metode Keluarga Berencana Buatan, termasuk di dalamnya Vasektomi dan lawannya Tubektomi.

Namun tidak tertarik untuk membaca dan mendalami karena memang kami lebih fokus pada metode Keluarga Berencana Alamiah, khususnya Metode Ovulasi Billings (MOB). Untunglah bahwa Kompasiana mengangkatnya sebagai topik pilihan. Karena itu terima kasih kepada Tim Kompasiana.

Vasektomi Itu Apa Sih?

Awalnya saya mengira vasektomi itu seekor binatang buas. Ternyata bukan. Setelah saya membacanya dengan saksama pada buku pegangan tentang metode-metode Keluarga Berencana baru kutahu sebenarnya adalah metode kontrasepsi laki-laki untuk mencegah terjadinya kehamilan.

Sebagai salah satu metode kontrasepsi bagi laki-laki, metode ini dinilai oleh banyak kalangan sebagai metode yang cukup efektif. 

Mengapa cukup efektif? Katanya bisa mencapai 99% tidak terjadi kehamilan lho.

Vasektomi adalah pemotongan atau penyumbatan secara permanen pada saluran sperma laki-laki, sehingga pada saat sperma dikeluarkan ketika seseorang mengalami ejakulasi tidak mencapai semen. Dengan demikian tidak terjadi kehamilan. 

Menurut Wikipedia.com, Vasektomi itu operasi sederhana yang dilakukan oleh dokter di kantor, di rumah sakit, atau di klinik di mana saluran kecil di skrotum yang membawa sperma dipotong atau diblokir, sehingga sperma tidak dapat meninggalkan tubuh dan menyebabkan kehamilan.

O.... baru makin jelas di sini. Setelah Anda menjalani vasektomi, sperma tidak dapat lagi keluar dari tuba karena selaput (lapisan) epididimis menyerap sebagian besar sperma dan melarutkannya sebagai bagian alami dari proses tubuh.

Epididimis adalah saluran berbentuk tabung yang terdapat di dalam skrotum yaitu kantong pembungkus testis pada pria, yang berfungsi untuk menyimpan, mematangkan, dan mengangkut sperma. Epididimis memiliki perang penting dalam kesuburan seorang pria.

Saya makin ingin tahu.... lagi-lagi. Ternyata pria yang sudah menjalani vasektomi akan tetap mengeluarkan air mani pada saat berhubungan seks, tetapi air mani tersebut tidak akan mengandung sperma.

Jadi prosedur ini sebenarnya memungkinkan suami istri yang tidak menginginkan anak dapat berhubungan seks dengan nayaman tanpa kuatir akan terjadi kehamilan.

Mengapa Vasektomi Tidak Diminati Suami Istri?

Maaf saya langsung saja pada keluarga-keluarga. Karena de facto, metode vasektomi merupakan salah satu metode keluarga berencana yaitu untuk mencegah kehamilan. Artinya metode yang hanya dikhususkan bagi mereka yang telah berkeluarga, yaitu untuk mengurangi kelahiran anak.

Sampai saat ini, metode vasektomi sepi peminat karena ada beberapa alasan, antara lain:

Banyak pria (bapak keluarga) kurang mendapatkan informasi yang benar

Kurangnya pemahaman yang benar tentang vasektomi  menyebabkan sepi peminat. Bisa saja banyak pria dan bapak-bapak masih dipengaruhi mitos bahwa melakukan vasektomi dapat menyebabkan menurunnya gairah seksual pada pria.

Akan tetapi melalui penjelasan medis bahwa vasektomi tidak mempengaruhi kejantanan seseorang. Demikian pun gairah seksual seorang pria tidak berkurang karena vasektomi.

Untuk itu informasi yang benar seperti ini yang seharusnya disampaikan kepada para pria, khususnya para bapak.

Kurangnya dorongan sang Istri

Sebagai salah satu alat kontrasepsi untuk mencegah kehamilan, vasektomi pada pria sangat efektif. Bisa saja tidak ada peminat karena kurangnya dorongan dari sang istri kepada suami untuk ikut program tersebut.

Jangan sampai istri juga memiliki pemahaman yang kurang benar mengenai vasektomi. Banyak istri masih percaya pada mitos, dan takut sesudah vasektomi, gairah suami makin berkurang.

Maka seharusnya pemhaman tentang vasektomi juga diberikan kepada para istri sehingga mendorong suaminya untuk mengambil program vasektomi sebagai kontrasepsi pria.

Pandangan bahwa kontrasepsi hanya berlaku untuk wanita/istri

Hampir di semua budaya di dunia, perempuan selalu berada pada posisi yang tidak diuntungkan. Perempuan selalu pada pihak yang lemah. 

Termasuk pemakaian kontrasepsi, hanya pada wanita.  Jadi untuk mengatur kelahiran, jarak, dan pemakaian alat kontrasepsi selalu merupakan tugas perempuan. Sebab perempuan yang bisa mengendalikan semuanya. Padahal ini merupakan pikiran yang keliru.

Bagaimana Caranya Meningkatkan Minat Suami Istri Terhadap Vasektomi

Meskipun vasektomi itu sesuatu yang masih sepi peminat, namun sebagai saah satu alat kontrasepsi dalam rangka mengurangi kelahiran, maka mau tidak mau harus dikampanyekan.

Supaya vasektomi bisa diterima dan diminati banyak pria dan bapak sebagai salah satu kontrasepsi kiranya perlu melakukan beberapa pendekatan sebagai berikut:

Perlu Contoh Konkret bukan Teori Saja

Akan lebih baik dan berdayaguna apabila dalam rangka promosi agar banyak pria dan bapak berminat pada vasektomi baiklah kalu menghadirkan seorang tokoh atau petugas media yang sudah pernah mengikuti vasektomi. Hal itu akan lebih efektif daripada sekedar omon-omon tentang vasektomi.

Kalau ada tokoh masyarakat atau petugas media atau bapak keluarga berpengaruh yang langsung memberikan sharing pengalamannya terkait keikutsertaan pada vasektomi, tentu akan menjadi daya tarik tersendiri dan menjadi pertimbangan bagi para pria untuk terlibat vasektomi.

Menghadirkan Istri atau Ibu yang Suaminya telah ikut Vasektomi

Ya sebagai bahan sharing pengalaman, mungkin baik kalau seorang ibu atau istri yang suaminya telah ikut vasektomi bisa berbagi cerita dengan para istri atau perempuan untuk menghilangkan mitos bahwa vasektomi mengurangi gairah seks suami.

Hal ini tentu akan menjadi dorongan tersendiri bagi para ibu agar suaminya juga mengikuti program vasektomi tersebut.

Memperluas Tugas dan Tanggungjawab Kontrasepsi  pada Pria dan Wanita

Kalau selama ini hanya wanita dan istri yang selalu menjadi sasaran alat kontrasepsi, maka perlu pendidikan dan edukasi yang baru mengenai tugas dan tanggungjawab kontrasepsi adalah suami dan istri. 

Dengan demikian, para suami juga ikut berpikir tentang tugas dan tanggungjawabnya terhadap pencegahan kehamilan dengan menggunakan vasektomi sebagai pilihan kontrasepsi.

Kampanye ini harus dilakukan terus menerus dan sejak dini supaya  mengubah mindset baik suami maupun istri tentang kepesertaan vasektomi ini.

Penutup

Akhirnya, untuk menarik banyak orang terutama para pria dan bapak terhadap program vasektomi, diperlukan strategi yang tepat, melalui pemberian informasi dan edukasi yang benar dengan menghadirkan tokoh-tokoh masyarakat yang berpengaruh yang telah menjalani vasektomi tersebut.

Kiranya melalui pendekatan yang jitu selain menarik minat dan menjadi pilihan yang tepat bagi kaum pria dan bapak, tetapi terutama karena keberhasilannya sebagai alat kontrasepsi pria untuk mewujudkan keluarga berencana yang baik dan efektif.

Atambua: 24.09.2024

Sumber Bacaan:

https://www.alodokter.com/vasektomi-ini-yang-harus-anda-ketahui

https://www.siloamhospitals.com/informasi-siloam/artikel/apa-itu-vasektomi

https://kampungkb.bkkbn.go.id/kampung/6224/intervensi/164980/mop-metode-oprasi-pria-vasektomi-2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun