Mohon tunggu...
Yosef MLHello
Yosef MLHello Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Bapak Keluarga yang setia. Tinggal di Atambua, perbatasan RI-RDTL

Menulis adalah upaya untuk meninggalkan jejak. Tanpa menulis kita kehilangan jejak

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Artikel Utama

Catatan Pilkada Belu 2024: Banyak Calon tapi Hanya Satu yang Dicoblos

16 September 2024   09:25 Diperbarui: 19 September 2024   10:15 427
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Empat pasang calon Kepala Daerah Kab. Belu (Sumber: Instagram/@kpu_belu)

* Politik "Uang" tidak dibenarkan. Janganlah kita memilih seorang pemimpin karena dibayar atau diberi uang. Sebab sesudah dia terpilih tidak akan melakukan banyak hal karena ia telah mengeluarkan banyak uang untuk membayar kita. Maka rakyat tidak akan memiliki banyak hak untuk menuntut dari pemimpin atau bupati dan wakil bupatinya karena merasa telah membayar suara kita.

* Janganlah memilih pasangan calon bupati dan wakil bupati karena popularitas dan bukan karena kompetensi. Misalnya semua pasangan calon mempromosikan kesehatan sebagai program unggulan. Tetapi dalam memilih tentu saja kita harus memilih pasangan calon dengan latar belakang pendidikan dan keahlian yang sesuai. Sebab memilih bupati dan wakil bupati 'bukan memilih kucing dalam karung' tetapi mempertimbangkan juga rekam jejaknya.

* Meskipun banyak calon tetapi hanya satu yang harus dicoblos atau diberi suara. Maka pergunakanlah hak suaramu dengan baik dan benar. Pilihlah calon pemimpinmu yang dapat dipercaya akan membawa daerahmu ke depan.

* Terakhir, janganlah ANDA sekali-kali GOLPUT karena orang yang golput tandanya orang tidak bertanggungjawab. Maka sebagai warga negara dan warga daerah yang baik dan bertanggungjawab, berikanlah suaramu dengan mencoblos calon pemimpin yang tepat agar suaramu tidak terbuang begitu saja.

Atambua: 16.09.2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun