Pada tanggal 5 September, Paus Fransiskus akan menghadiri Pertemuan Interreligious bersama para tokoh antaragama di Masjid Istiqlal Jakarta, dan selanjutnya Misa Akbar di Stadion Utama Gelora Bung Karno Jakarta yang akan dihadiri oleh puluhan ribu umat Katolik dari seluruh penjuru Indonesia.
Tema: Faith-Fraternity-Compassion
Menurut Ketua Konferensi Waligereja Indonesia (KWI), Mgr. Antonius Subianto Bunjamin, OSC, kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia dibingkai dalam tema: "Faith-Fraternity-Compassion" atau "Iman-Persaudaraan-Bela Rasa". Uskup Bandung itu mengatakan, tema ini bukan sekadar tema dari balik meja, tetapi merupakan sebuah usulan mendalam yang telah disetujui oleh Vatikan.
Adapun ketiga nilai yang diusung dalam tema tersebut didasarkan pada ajaran-ajaran Paus Fransiskus sendiri yaitu:
Pertama, Iman (Faith) yang didasarkan pada surat seruan apostolik Paus Fransiskus "Evangelii Gaudium" yang dikeluarkan pada tahun 2013. EG menekankan pentingnya perjumpaan antara manusia dengan Tuhan yang membawa sukacita yaitu iman. Maka orang beriman mesti selalu bersukacita.
Kedua, Persaudaraan (Fraternity) yang didasarkan pada ensiklik Paus Fransiskus yang diterbitkan pada tahun 2020 berjudul "Fratelli Tutti". Melalui FT, Paus Fransiskus mengajak umat Kristiani untuk menjalin persaudaraan dan persahabatan dengan semua orang, karena sesungguhnya semua orang adalah bersaudara.Â
Maka seorang yang memiliki iman yang teguh akan menghasilkan persaudaraan sejati. Dan selanjutnya persaudaraan sejati pada waktunya diungkapkan dalam ungkapan-ungkapan bela rasa.
Ketiga, Bela Rasa (Compassion) yang didasarkan pada ajaran yang diserukan oleh Paus Fransiskus melalui ensiklik yang dikeluarkannya pada tahun 2015 yaitu "Laudato Si". Dalam ensiklik LS, Paus Fransiskus menyerukan bahwa kebijakan-kebijakan, aktivisme dan gerakan-gerakan sosial harus memenuhi jeritan bumi dan jeritan orang miskin.
Sekali lagi menurut Mgr. Antonius Subianto Bunjamin, ketiga hal inilah yang merupakan seruan Paus Fransiskus untuk mewujudkan bela rasa pada sesama manusia dan pada alam semesta dengan fokus pada bumi rumah kita bersama.
Makna Kunjungan Paus Fransiskus Bagi Umat Katolik Indonesia
Bagi umat Katolik Indonesia, kunjungan Paus Fransiskus pada 3-6 September 2024 merupakan suatu momentum bersejarah yang akan memberi nilai tersendiri bagi hubungan antara umat Katolik Indonesia dengan umat beragama lain.Â
Menurut Ignatius Kardinal Suharyo, Paus Fransiskus yang terkenal aktif dalam dialog antaragama dan perdamaian dunia, memandang bahwa meskipun Indonesia merupakan negara yang multietnis, multiagama, dan multibudaya, tokh Indonesia mampu menjadi sebuah negara yang relatif damai.
Dan yang terakhir namun yang terpenting adalah kehadiran Paus Fransiskus sebagai pemimpin tertinggi umat Katolik sejagat dengan sikapnya yang cinta damai itu akan membawa sebuah gambaran yang positif sekaligus menunjukkan kepada umat beragama lain bahwa seharusnya begitulah hubungan antarumat beragama sebagai sesama manusia.Â