Mohon tunggu...
Yosef MLHello
Yosef MLHello Mohon Tunggu... Dosen - Bapak Keluarga yang setia. Tinggal di Atambua, perbatasan RI-RDTL

Menulis adalah upaya untuk meninggalkan jejak. Tanpa menulis kita kehilangan jejak

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Museum Misi Muntilan: Jejak Misi Gereja Katolik Jawa yang Bisa Jadi Tujuan Vakansi

8 Agustus 2024   14:48 Diperbarui: 11 Agustus 2024   18:51 328
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Museum Misi Muntilan/Sumber: Detikcom

Namanya Museum Misi Muntilan, Pusat Animasi Misioner. Terletak di Jalan Kartini 3, Muntilan, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Museum ini diresmikan pada 14 Desember 2004 oleh Uskup Agung Semarang, Mgr. Ignatius Suharyo, waktu itu. Peresmian museum ini bersamaan dengan Perayaan 100 Tahun Pembaptisan di Sendangsono pada 14 Desember 1904. Disebut Museum Misi Muntilan  untuk menjelaskan sejarah tentang Gereja Keuskupan Agung Semarang yang berpusat misi di Muntilan.

Pengantar

Dua tahun yang lalu, Penulis berkesempatan mengunjungi Museum Misi Muntilan yang merupakan Museum Gereja Katolik terbesar di Indonesia. Ketika itu penulis mengikuti Pertemuan Kateketik antar Keuskupan se-Indonesia ke-12 atau disingkat PKKI XII di Pusat Pastoral Sanjaya Muntilan (9-14 September 2022).

Pada hari kelima kegiatan PKKI tersebut, kami dipandu oleh panitia boleh berkunjung ke MMM-PAM yang telah ada sejak 23 Juli 1998. Menurut sejarah, pada awalnya museum ini didirikan sebagai Refleksi Sejarah Gereja Keuskupan Agung Semarang (KAS) yang merupakan salah satu kegiatan untuk merayakan tahun emas (50 tahun) Gereja Keuskupan Agung Semarang pada tahun 1991.

Hasil refleksi atas 50 tahun berdirinya Gereja Keuskupan Agung Semarang itu kemudian dibukukan dalam sebuah buku berjudul "Sejarah Singkat Gereja KAS".

Dari buku tersebut, kemudian berdirilah sebuah museum yang diberi nama Museum Misi Muntilan, Pusat Animasi Misioner. Hasil dari sebuah refleksi panjang tentang perjalanan Gereja Keuskupan Agung Semarang.

Dalam kunjungan tersebut, kami dibagi dalam kelompok untuk mendalami bagian-bagian yang ada dalam museum, masing-masing kelompok dipandu oleh seorang imam.

Menguntit jejak Katolik di Muntilan/Sintia Astarina
Menguntit jejak Katolik di Muntilan/Sintia Astarina

Apa Saja Yang Ada Dalam Museum Ini

Museum Misi Muntilan merupakan sebuah museum khusus milik Gereja Katolik Keuskupan Agung Semarang. Museum ini lebih menekankan pendalaman dan pengembangan pesan iman untuk kepentingan Gereja lokal sehingga gereja semakin lebih bermakna bagi umatnya di tengah dunia.

Adapun perintis museum misi Muntilan ini adalah Pastor Frans van Lith, SJ. Beliau mengusulkan agar pengadaan sebuah museum untuk pengembangan nilai-nilai karya misi Gereja Keuskupan Agung Semarang. 

Kalau kita memasuki areal bangunan museum, di halaman depan terdapat patung Romo Frans van Lith, SJ yang merupakan perintis Gereja di Jawa.

Bangunan museum sendiri terdiri dari dua lantai. Pada lantai dasar dikhususkan untuk perkantoran. Dan pada lantai kedua, di sana ditempatkan berbagai barang sejarah kekatolikan seperti lonceng gereja, peralatan misa, jubah, dan peninggalan-peninggalan dari para misionaris awal khususnya di Keuskupan Agung Semarang.

Di sana ada barang peninggalan milik Uskup Agung Semarang saat itu, Mgr. Albertus Soegiyapranata, SJ berupa mitra Uskup, kursi, lukisan, dan semboyannya yang terkenal: "100% Katolik, dan 100% Indonesia".

Selain itu ada juga barang-barang peninggalan dan tanda jasa dari Romo  YB. Mangunwijaya.  Tanda jasa itu diberikan oleh Presiden RI ke-4 Gus Dur kepada Romo Mangunwijaya.

Pada ruangan yang lain di sana terpampang barang-barang seperti kursi, mimbar, dan altar yang pernah dipakai pada saat kunjungan Paus Yohanes Paulus II di Yogyakarta tahun 1989. 

Pada misa tanggal 10 Oktober 1989 di Lapangan Dirgantara Yogyakarta itu, Paus Yohanes Paulus II yang kini sudah menjadi Santo Yohanes Paulus II itu menggunakan bahasa Indonesia. Maka di museum Misi Muntilan itu tersimpan naskah kotbah mendiang Paus Yohanes Paulus II itu.

Untuk mengetahui sejarah masuknya agama Katolik di Jawa, kita juga dapat membaca pada buku-buku sejarah Gereja yang tersedia dan sekaligus menyaksikan barang-barang peninggalan yang menjadi bukti sejarah. Di sana ada kisah tentang salah seorang dari 70 umat perdana yang dibaptis di Sendang Sono yaitu Barnabas Sari Kromo yang berasal dari Pegunungan Menoreh, Kulon Progo, Jawa Tengah.

Selain jubah dan alat-alat misa, kita juga bisa melihat sepeda onthel yang biasa dipakai oleh Pastor atau Katekis untuk menyebarkan ajaran Katolik, dan mengunjungi umat.  Ada juga lembaran-lembaran doa Katolik yang tertulis dalam bahasa Jawa dan aksara Jawa. 

Di bagian lain, ada juga sepatu, tongkat uskup yang dipakai oleh Uskup dan imam-imam Semarang terdahulu. Ada juga beberapa peninggalan lain seperti alat musik harmonium yang biasa dimainkan pada saat misa, ada juga perlengkapan 'wayang wahyu' yang merupakan wayang khusus yang bercerita tentang agama Katolik. Dan masih banyak lagi barang peninggalan sejarah Katolik lainnya.

Jejak Kunjungan Paus Yohanea Paulus II 1989/Tribun Jogja
Jejak Kunjungan Paus Yohanea Paulus II 1989/Tribun Jogja

Apa yang Unik Dari Museum Ini?

Museum Misi Muntilan ini merupakan museum khusus agama Katolik. Namun boleh dikatakan sebagai keunikan dan kekhasan dari museum ini adalah ia terbuka untuk siapa saja boleh datang dan mengunjunginya.

Seperti sifat gereja Katolik yang umum itu, demikianlah keunikan museum ini. Siapapun dia, agama apa pun dia, diperkenankan untuk masuk dan melihat semua koleksi yang ada.

Bahkan pengunjung bisa masuk secara gratis dan akan ditemani oleh staf museum yang siap untuk menjelaskan tentang seluk beluk dan barang-barang bersejarah yang ada dalam museum ini.

Dengan pelayanan yang ramah dan santun, semua tanpa kecuali akan dilayani dengan sebaik-baiknya. Itulah kelebihan yang ada dalam Museum Misi Muntilan sehingga membuat siapa saja yang datang tidak akan menyesal telah berkunjung ke Muntilan yang dijuluki "Betlehem van Java" itu. 

Mengapa  Muntilan  dijuluki "Betlehem van Java?" Julukan itu sebenarnya muncul karena besarnya pengaruh dari Romo Fransiskus van Lith, SJ. Beliau seorang Pastor Yesuit dari Belanda yang menyebarkan agama Katolik di Jawa dan menjadi tokoh penting dalam sejarah pendidikan di Jawa, termasuk pendirian Gereja Santo Antonius dan Sekolah Pangudi Luhur van Lith di Muntilan.

Penutup

Saya berharap kunjunganku ke Muntilan, khususnya Museum Misi Muntilan Pusat Animasi Misioner dua tahun silam itu bukanlah yang terakhir. 

Pertemuan Kateketik antar Keuskupan se- Indonesia ke-12 dengan tema besar "Beriman Tangguh dan Solider: Katekese Membina Murid-Murid Misioner" itu telah usai. Namun pertemuan ini juga ikut membingkai sejarah yang tercatat dalam Museum Misi Muntilan tersebut.

Museum Misi Muntilan merupakan museum yang menyimpan banyak sejarah terutama mengenai perkembangan agama Katholik khususnya di tanah Jawa. 

Museum ini merupakan lembaga karya pastoran Keuskupan Agung Semarang dalam jalinan konsorsium dengan Provinsi Serikat Yesus Indonesia dan Kongregasi Bruder FIC sebagai pengelolanya. Didirikan dengan tujuan untuk turut ambil bagian dalam perkembangan gereja lokal di sana.

Daerah Muntilan itu sangat sejuk bak Betlehem, maka tidaklah salah bila Anda memilih untuk ber-vakansi bersama keluarga dan jangan lupa mengunjungi Museum Misi Muntilan yang terletak di Jalan Kartini no. 3. 

Bukan semata-mata karena Anda beragama Katolik, tetapi kepada Anda siapa saja, silakan datang dan rasakan sejuknya kota Muntilan alias Betlehen van Java. ***

Atambua: 08.08.2024

Sumber Referensi:

https://visitjawatengah.jatengprov.go.id/id/regency/kabupaten-magelang/destinasi-wisata/muntilan-misi-museum.

https://www.detik.com/jateng/wisata/d-6934838/melihat-jejak-agama-katolik-di-museum-misi-muntilan

https://travel.detik.com/domestic-destination/d-7070628/muntilan-dijuluki-betlehem-van-java-museum-ini-simpan-sejarahnya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun