Mohon tunggu...
Yosef MLHello
Yosef MLHello Mohon Tunggu... Dosen - Bapak Keluarga yang setia. Tinggal di Atambua, perbatasan RI-RDTL

Menulis adalah upaya untuk meninggalkan jejak. Tanpa menulis kita kehilangan jejak

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Antara Harga Beras Naik dan Rintihan Para Ibu Rumah Tangga

5 Maret 2024   11:27 Diperbarui: 5 Maret 2024   11:35 357
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tentu semua orang diminta untuk berjibaku menghadapi soal ini dengan hidup hemat dan ugahari. Bersikap ugahari berarti berupaya sedemikian untuk mengekang segala keinginan atau kebutuhan yang melampaui kebutuhan hakiki.

Dengan kata lain hidup hemat.

Selain itu, memanfaatkan potensi lain yang ada di sekitar kita sebagai sumber makanan pengganti beras. Atau sumber makanan non beras yang tidak kalah asupan karbohidratnya dan terutama asupan gizi bagi anak-anak yang baru bertumbuh sehingga tidak berdampak bagi pertumbuhan hidup mereka.

Semoga Ibu Mawar (47 tahun)  dan Ibu Melati (53 tahun) dengan segala kesulitan dan keprihatinan mereka juga menjadi keprihatinan seluruh warga masyarakat Indonesia, pada akhirnya dengan bantuan pemerintah dan semua pihak "yang berkehendak baik" dapat menyelamatkan bangsa ini dari kelaparan dan kemelaratan hidup.

Maka Ibu Mawar dan Ibu Melati lebih memilih membeli beras untuk keluarga, daripada membeli skincare. Antara beras dan skincare, mana lebih penting? Dengan memilih untuk membeli beras daripada skincare, para ibu dan wanita lebih memilih menyelamatkan keluarga, daripada diri sendiri.

Mudah-mudahan: Antara naiknya harga beras yang mencekik batang leher masyarakat kecil dan rintihan dalam diam para ibu rumah tangga dapat mendatangkan berkat untuk seluruh rakyat Indonesia.

Atambua, 05.03.2024

Untuk Kompasiana


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun