Mohon tunggu...
Yosef MLHello
Yosef MLHello Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Bapak Keluarga yang setia. Tinggal di Atambua, perbatasan RI-RDTL

Menulis adalah upaya untuk meninggalkan jejak. Tanpa menulis kita kehilangan jejak

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Antara Harga Beras Naik dan Rintihan Para Ibu Rumah Tangga

5 Maret 2024   11:27 Diperbarui: 5 Maret 2024   11:35 360
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi antrian pembelian beras SPHP (infoPublik)

Tentu saja semua pihak harus ikut bertanggung jawab. Kita tidak bisa hanya melemparkannya kepada orang atau pihak tertentu saja. Tetapi toh mau tidak mau, suka atau tidak suka, keluhan itu pertama-tama harus ditujukan kepada pemerintah. 

Dalam hal ini pemegang kebijakan mulai dari Pusat hingga ke daerah. Namun yang paling banter mengusahakan untuk mengembalikan harga beras adalah Pemerintah Pusat.

Bagaimana caranya, tentu pemerintah paling tahu bagaimana seharusnya melakukan itu di pasar. Apakah dengan melakukan impor beras murah? 

Dilematis. 

Berbeda dengan  negara tetangga Singapura. Ia bukan negara produsen. Ia hanya konsumen. Karena itu negara akan berusaha mencari dan mengimport beras yang murah.

Sementara Indonesia adalah negara produsen. 

Seperti yang dikatakan Menteri Dalam Negeri, Tito Karnavian, kalau kita Indonesia, mau import beras murah sekali, kasihan dengan petani dan pengusaha beras kita (Liputan6.com, 4/3/2024)

Namun sebaliknya, kalau kita menjual beras dengan harga yang tinggi, korbannya adalah masyarakat. Mereka akan menjerit kesakitan dan dalam diam. 

Prinsip lainnya adalah politik tidak boleh mengorbankan rakyat kecil!

Sikap Masyarakat

Berhadapan dengan situasi tak menentu seperti ini, para orang bijak menasehati kita agar bersikap bijaksana. Karena hanya orang yang bijaksana akan mampu menghadapi dan akhirnya menang atas situasi ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun