Mohon tunggu...
Yosef MLHello
Yosef MLHello Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Bapak Keluarga yang setia. Tinggal di Atambua, perbatasan RI-RDTL

Menulis adalah upaya untuk meninggalkan jejak. Tanpa menulis kita kehilangan jejak

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Sebab-sebab Gugurnya Para Pahlawan Pemilihan Umum

20 Februari 2024   17:44 Diperbarui: 20 Februari 2024   17:47 287
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Orang dengan rasa takut salah, takut terhadap adanya tekanan baik dari luar maupun dari dalam, akan memandang pekerjaannya sebagai sesuatu yang sangat berat.

Dan memang menjalankan tugas sebagai KPPS itu suatu tugas yang mulia namun sangat berat. Selain berat karena memang banyak pekerjaan yang harus diselesaikan, tetapi tekanan itu sendiri sudah memberatkan.

Coba dibayangkan: beberapa hari sebelum pemilu mereka mengikuti pelatihan. Dalam pelatihan itu pasti saja ada harapan-harapan yang diungkapkan supaya bekerja dengan tuntas. Sesudah pelatihan, mereka harus mempersiapkan Tempat Pemungutan Suara (TPS). Di sini mengandalkan kreativitas dan inovasi dari anggota KPPS.

Setelah menyiapkan TPS, mereka harus siap menunggu datangnya atribut adan kelengkapan pemilihan. Sepanjang malam mereka harus berjaga terhadap hal-hal yang tidak diinginkan. Belum lagi membayangkan adanya kecurangan pemilu oleh paslon-paslon atau oknum-oknum tertentu.

Pada waktu pelaksanaan pemilu, mereka harus stand by, bahkan bisa saja makan terlambat. Dari satu tahap selesai, dilanjutkan dengan tahap berikut, menghitung dan mencatat. Harus berdiri agak lama. Dan seterusnya harus menunggu sampai kotak suara sudah diantar ke kantor desa dan lain-lain.

Nah, inilah kerja ekstra yang bukan saja merupakan kesibukan, tetapi tugas maha berat. Belum lagi kalau ada anggota KPPS dengan keluhan bawaan, ya kalau tidak fit maka bisa jadi korban.

 

Keempat, Ketiadaan waktu untuk istirahat

Mereka, para anggota KPPS tidak punya waktu untuk istirahat, sekali lagi takut ada yang membuat kecurangan atau melakukan hal-hal yang tidak diinginkan dan menyebabkan resiko pada hasil yang harus dipertanggungjawabkan.

Apabila pekerjaan belum tuntas, istirahat sejenak pun rasa tidak bisa. Ada kecenderungan untuk menuntaskan pekerjaan baru istirahat sekalian, katanya.

Kalau ada anggota KPPS yang dengan keluhan darah tinggi atau mach kambuh, maka kita harus bisa menerima kenyataan bila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan itu.

Kelima, Kecurangan menjadi momok tersendiri.

Seperti tadi sudah disinggung di atas, kebanyakan anggota KPPS selalu dibayang-bayangi dengan pikiran 'jangan sampai terjadi kecurangan di TPS kami'.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun