Mohon tunggu...
Yosef MLHello
Yosef MLHello Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Bapak Keluarga yang setia. Tinggal di Atambua, perbatasan RI-RDTL

Menulis adalah upaya untuk meninggalkan jejak. Tanpa menulis kita kehilangan jejak

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ritual "Non Pah" di Bikomi, Sebuah Bentuk Pelestarian Budaya

5 Februari 2024   17:41 Diperbarui: 5 Februari 2024   23:13 524
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Pasukan berkuda non pah (sumber: dion bata)

Kata "Non" atau "Na non" artinya berkeliling atau berjalan keliling.

Kata "Pah" artinya lokasi, tempat atau wilayah. Maka kata non pah artinya berjalan keliling wilayah atau tempat tertentu. Dalam hal ini wilayah kerajaan Bikomi.

Jadi ritual non pah  artinya suatu praktek ritual budaya  yang terjadi setiap tujuh tahun sekali yang dilakukan oleh masyarakat adat di Kerajaan Bikomi Timor.


Kedua, tokoh-tokoh yang terlibat dalam ritual Non Pah

Praktek ritual adat non pah ini dilakukan oleh para panglima kerajaan (atau para Meo) yang tujuannya adalah untuk mengontrol seluruh wilayah kekuasaan kerajaan Bikomi. 

Menurut Bapak Yohanes Sanak , seorang tokoh pemerhati adat Bikomi, upacara non pah ini biasanya dilakukan oleh sekelompok pasukan berkuda yaitu para Meo = panglima perang. 

Dalam ritual non pah itu mereka membawa keris atau pedang pusaka warisan kerajaan Bikomi yang disebut Suni tap mese nes hitu, artinya pedang bersarung satu bermata tujuh.

Para meo pasukan kuda itu membawa pedang bermata tujuh itu mengelilingi beberapa titik singgah yang merupakan representasi dari seluruh wilayah kerajaan Bikomi. 


Ketiga, Tujuan atau maksud perjalanan ritual non pah

Ada pun maksud dan tujuan utama non pah ini sangat luhur dan mulia, yaitu:

satu: sebagai pemberian berkat agung dari leluhur kerajaan yang diyakini oleh orang Bikomi bahwa ketika pasukan berkuda dengan mengenakan assesoris budaya lengkap dan membawa pedang bermata tujuh itu, sang amo'et -apakaet, apinat - aklaat  (dalam masyarakat agama disebut Tuhan/Allah) akan menurunkan berkat kepada seluruh rakyat Bikomi. 

Dua: perjalanan mengelilingi seluruh wilayah kerajaan Bikomi bertujuan untuk mengetahui sejauh mana seluruh masyarakat adat Bikomi sedang baik-baik saja. 

Biasanya waktu untuk non pah itu berlangsung selama tujuh hari tujuh malam. Waktu yang ditentukan untuk non pah itu biasanya pada bulan Januari, awal tahun, di mana pada saat itu sebagian wilayah kerajaan Bikomi masih mengalami kekeringan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun