Mohon tunggu...
Yosef MLHello
Yosef MLHello Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Bapak Keluarga yang setia. Tinggal di Atambua, perbatasan RI-RDTL

Menulis adalah upaya untuk meninggalkan jejak. Tanpa menulis kita kehilangan jejak

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ini Penyebab Perselisihan di Transportasi Umum

31 Oktober 2023   13:28 Diperbarui: 31 Oktober 2023   13:40 343
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Penumpang bus umum (sumber: Republika News)

Tingginya tuntutan hidup sehari-hari yang dialami manusia saat ini yang disadari atau tidak terakumulasi di ruang publik sehingga menyebabkan masyarakat menjadi sensitif dan gampang tersulut emosinya.

Hal ini menyebabkan sering terjadi perselisihan pada transportasi umum baik antar penumpang, penumpang dan sopir, maupun antar sesama armada transportasi umum.

"Hidup ini keras", kata seseorang yang ditemui di terminal 'bayangan' bus Atambua - Kupang persis di ujung Jembatan Motabuik.

"Karena itu, siapa cepat dia dapat (penumpang)", kata kondektur bus Sinar Gemilang jurusan Atambua-Kupang, Senin (30/10-2023), ketika berebutan penumpang dengan armada bus yang lain.

"Dialog" seperti di atas itu selalu terjadi dan terdengar hampir setiap saat ketika kita datang ke terminal bus. Karena hidup ini keras, maka sering orang berebutan penumpang.

Selain itu, karena hidup ini keras, orang (penumpang) juga menghendaki agar bus secepatnya keluar dari terminal agar segera tiba di tempat tujuan demi mengejar hidup yang keras itu.

Dialog dan pemandangan yang sama hampir ditemui saban hari di terminal-terminal bus, termasuk di terminal 'bayangan'. Mengapa orang membuat 'terminal bayangan'? Itu tadi, supaya secepatnya mendapatkan penumpang dan "ujung-ujungnya duit". Orang Timor sering menyebutnya "UUD".

Dalam tulisan sederhana ini, penulis ingin membahas lebih jauh tentang alasan atau penyebab sering terjadinya perselisihan atau konflik di transportasi umum itu.

Menurut pengamatan dan berdasarkan pengalaman penulis sendiri yang biasanya sering menggunakan transportasi umum dalam bepergian, entah dalam kota, entah antar kabupaten, maupun antarkota dalam propinsi. Dan transportasi umum yang dimaksudkan adalah bus.

Ilustrasi Penumpang bus umum (sumber: Republika News)
Ilustrasi Penumpang bus umum (sumber: Republika News)

Ada sekurang-kurang 5 (lima) alasan mengapa sering terjadi perselisihan di transportasi umum itu?

1.    Tuntutan hidup yang tinggi 

Seperti dalam dialog di atas, tuntutan hidup yang tinggi membuat masyarakat cepat 'tensi' sangat sensitif terhadap situasi dan akhirnya gampang tersulut emosinya. Karena tuntutan hidup yang semakin tinggi yang dalam dialog tadi dikatakan 'hidup ini keras' membuat orang gampang marah. Kalau sudah marah bisa menyebabkan terjadinya konflik dan kekerasan.

Namun tentu saja kita tidak bisa mempersalahkan situasi yang menyebabkan tuntutan hidup itu tinggi, tetapi hendaknya dijalani saja dengan penuh kesabaran dan kerendahan hati. Karena, hanya orang yang sabar menjalani hidup ini, dialah yang akan bertekun sampai akhir. Jadi karena tuntutan hidup yang tinggi juga menjadi pemicu sering terjadinya perselisihan di transportasi.

2.    Persaingan yang keras di bidang transportasi umum

Di mana-mana selalu ada persaingan. Termasuk dalam bidang transportasi. Banyaknya orang yang menjadi atau membangun usaha di bidang transportasi menyebabkan persaingan yang bukan saja secara positif, tetapi bahkan persaingan secara negatif.

Sebagai contoh: di suatu tempat di pantai utara pulau Timor, karena jarak ke kota kabupaten itu jauh sehingga perjalanan ke sana hanya satu kali sehingga kadang berangkatnya pada jam 02 dini hari. Karena itu bus sudah keluar untuk mencari atau menjemput penumpang pada jam 11 atau pukul 23.00.

Karena orang masih tidur, maka sering mereka mengambil tempat duduk atau kursi dari atas mobil, sehingga apabila ada penumpang yang naik dan mendapati kursi 'kosong' tandanya sudah ada penumpang di situ.

Bahkan kadang penumpang bus terpaksa harus tidur di atas bus dari jam 11 hingga jam 2 dini hari.

Lagi-lagi itu adalah suatu bentuk persaingan kurang sehat di antara para pemilik armada bus. 

Karena gara-gara hal ini bisa memicu konflik atau perselisihan bahkan pembunuhan  di transportasi baik antara penumpang dengan penumpang karena merampas kursi; atau juga antara sopir dengan sopir yang lain karena ada yang merasa dirugikan.

3.    Sifat manusia yang tidak sabar

Juwelda Heris A  dalam majalah Hikmah menulis "Sabar itu indah, sabar itu nikmat".  Konflik atau perselisihan transportasi umum itu disebabkan karena orang tidak sabar. 

Lihat saja ketika penumpang turun dari bus kota dan hendak menuju luar kota, di sana sudah ada kondektur bus atau di Timor dikenal 'anak-anak terminal' atau bahkan disebut 'para calo' sudah merebut barang atau mengambil barang penumpang dengan kasar dan membawa ke armada busnya. Itu tanda orang tidak sabar.

Sering terjadi juga, penumpang yang tidak sabar, maunya cepat pergi, sedangkan pihak armada masih menunggu supaya semua tempat duduk terisi (dapat banyak penumpang). Karena itulah sering terjadi perselisihan antara penumpang yang tidak sabaran, dengan sopir atau pihak armada bus.

Maka sekali lagi Kiai Luqman Hakim dalam NU online mengatakan, proses berhasilnya tawakal pada manusia akan berdampak positif pada kesabaran dan rasa syukur. 

Konflik atau perselisihan di transportasi mungkin tidak akan terjadi bila masing-masing orang sabar menanti tiba waktunya yang tepat.

4.    Perlakuan yang kurang baik dari pihak sopir dan kondektur bus

Salah satu penyebab yang lain dari perselisihan pada transportasi umum adalah adanya perlakuan yang kurang baik atau terpuji dari pihak armada dalam hal ini sopir atau kondektur bus terhadap penumpang.

Perlakuan itu seperti contoh berikut:

Ketika penumpang hendak naik bus dan bertanya 'apakah bus siap berangkat?"

Jawabnya, "bus ini yang akan berangkat pertama".

Bus pun mulai keluar dari terminal, namun bukan langsung berangkat. Ia masih berputar-putar di sekitar wilayah terminal sampai-sampai para penumpang 'ngamok' karena sudah beberapa kali putar pada lokasi yang sama.

Maka jangan heran, sering terjadi konflik antara penumpang dengan sopir bus karena alasan ini.

Perlakuan yang kurang baik juga sering dilakukan baik oleh kondektur atau pun para calo terhadap penumpang, khususnya para penumpang perempuan dan anak-anak. 

Karena itulah konflik sering tak terelakkan di antara penumpang dengan pemilik armada bus.

5.    Kurangnya kontrol dari pemerintah dalam hal ini Dinas Perhubungan

 Salah satu penyebab lain yang sering terjadi karena kurangnya kontrol dari pemerintah daerah dalam hal ini dari Dinas Perhubungan atau dahulu dikenal "LLAJR" yaitu Lalu Lintas Angkutan Jalan Raya sehingga terjadi perebutan wilayah (line) kerja. Kalau sudah ada mobil yang bergerak ke suatu wilayah, ia tidak mau ada lagi mobil lain yang beroperasi lagi ke sana. Maka itu diharapkan fungsi kontrol pemerintah. Karena kurang kontrol inilah yang juga menjadi pemicu terjadinya konflik di transportasi umum ini. 

Mudah-mudahan dengan tulisan ini, pemerintah makin tanggap melaksanakan fungsin kontrolnya dengan baik sehingga mengurangi atau meminimalisir terjadinya konflik pada transportasi umum.

Demikianlah 5 (lima) penyebab terjadinya perselisihan di transportasi umum.

Semoga bermanfaat.

Salam transportasi

Atambua, 31.10.2023

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun