Asal Muasal Tradisi Ora et Labora
Untuk menelisik lebih jauh tentang tradisi ini, kita bertanya siapakah yang memulai konsep "Ora et Labora" ini?
Menurut Wikipedia.com, ungkapan atau konsep "Ora et Labora" pertama kali diciptakan oleh seorang tokoh spiritualis besar yang hidup pada abad ke-4 bernama Benediktus (Santo Benediktus).
Ia lahir di suatu kota bernama Nursia pada tahun 480. Menurut catatan riwayat hidupnya, Benediktus pernah belajar ilmu Retorika di Roma.Â
Pada saat berumur 14 tahun, dia memutuskan untuk menjadi seorang pertapa yang dalam Gereja Katolik disebut Abas yaitu orang yang hidup sendirian dan mengabdikan diri semata-mata kepada Tuhan.
Menurut Yohanes  Nugroho sebagaimana dikutip dalam Ruah edisi spesial 2023, salah satu keutamaan yang paling menonjol dari Abas Benediktus adalah kegigihannya untuk mengabdikan diri kepada Allah melalui hidup doa yang mendalam.Â
Karena itulah yang mendorongnya untuk mendirikan biara di Monte Casino yang kemudian dikenal dengan nama Ordo Santo Benediktin atau para pengikut Santo Benediktus.Â
Ordo inilah menjadi cikal bakal hidup membiara dalam Gereja Katolik Roma sampai saat ini.
Bagi Benediktus, kata 'labora' digunakan untuk mengungkapkan 'kerja tangan' atau 'opus manual'. Â Dalam 'opus manual', kerja mendapatkan arti atau makna baru yang berarti berdoa, meditasi, membaca dan bekerja.Â
Dengan kata lain, tidak ada lagi pemisahan antara bekerja di satu pihak dengan berdoa di pihak lain, sehingga keduanya seharusnya dilakukan bersamaan.
Pastor Vincentius Wun SVD, dalam renungan harian yang ditulisnya setiap hari melukiskan kehidupan dan teladan Santo Benediktus. Beliau mengutip perkataan Santo Benediktus yang menulis, "Ketika anda memulai suatu pekerjaan yang baik hendaknya pertama dan utama tekanan pada permohonan kepada Tuhan melalui doa, agar usaha itu mencapai kesempurnaan, bahwa Ia yang telah menghargai kita dengan mengangkat kita menjadi anak-Nya, maka janganlah pernah susahkan Dia oleh perbuatan jahat kita."