Mohon tunggu...
Yosef MLHello
Yosef MLHello Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Bapak Keluarga yang setia. Tinggal di Atambua, perbatasan RI-RDTL

Menulis adalah upaya untuk meninggalkan jejak. Tanpa menulis kita kehilangan jejak

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Gerak Bersama Menghadapi Pemilu Serentak 2024

21 Juni 2023   19:25 Diperbarui: 21 Juni 2023   19:32 397
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sebagian peserta seminar politik mengikuti dengan tekun (dokpri)

Ketiga, demokrasi elektoral yaitu How to vote well: one man one vote, emotional vs rational, abundant of information vs lack of knowledge.

Keempat, politik uang dan korupsi seperti adanya politik transaksional: Candidacy Buying (mahar politik), Vote Buying (membeli suara).

Kelima,  disinformasi dan hoaks seperti adanya berita bohong, informasi keliru yang sengaja direkayasa untuk membohongi masyarakat.

Keenam, perlambatan ekonomi  di mana politik nasional memanas di tengah perlambatan ekonomi akibat krisis global dan persaingan geopolitik-geoekonomi.

Pada panel kedua, tampil Ketua KPU Kabupaten Belu bersama Ketua Bawaslu Kabupaten Belu memberi pencerahan politik kepada para peserta seminar yang terdiri dari para pastor, biarawan-biarawati, dan para pimpinan Ormas Katolik seperti Pemuda Katolik, ISKA, WKRI dan PMKRI.

Ketua KPU Kabupaten Belu, Mikhael Nahak, SH menggambarkan dengan lengkap tahapan-tahapan Pemilu serentak baik Pemilihan Legislatif, Presiden dan Wakil Presiden, dan DPD; maupun Pilkada berupa Pilbup dan Pilgub.

Sementara itu, Ketua Bawaslu Kabupaten Belu, Andreas Parera, S.Fil menyampaikan tentang fungsi pengawasan Bawaslu dalam pemilihan umum serentak tahun 2024.

Pada akhir seminar, Uskup Keuskupan Atambua, Mgr. Dr. Dominikus Saku, menarik beberapa kesimpulan untuk menjadi pegangan sekaligus tugas yang harus disosialisasikan kepada seluruh masyarakat di mana setiap peserta dan hadirin berada. 

Menurut Uskup Domi, menjalankan tugas politik dengan baik dan berusaha menjauhi segala praktek yang bertentangan dengan pelaksanaan pemilu serentak 2024 akan semakin mewujudkan tugas dan tanggungjawab politik kita sebagai warna negara yang baik sesuai moto: "Pro Ecclesia et Patria". Dan di atas semuanya itu "Jadilah umat Katolik 100% dan warga negara Indonesia 100%" sebagaimana slogan umat Katolik Indonesia yang digaungkan oleh Pahlawan Nasional kita, Uskup Agung Soegiyopranoto SJ.***

Atambua: 21.06.2023

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun