Mohon tunggu...
Yosef MLHello
Yosef MLHello Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Bapak Keluarga yang setia. Tinggal di Atambua, perbatasan RI-RDTL

Menulis adalah upaya untuk meninggalkan jejak. Tanpa menulis kita kehilangan jejak

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Tips Mendidik Anak Berkarakter Pancasila

9 Juni 2023   10:55 Diperbarui: 9 Juni 2023   18:10 316
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pendidikan anak berkarakter sekolah alam (antara foto/Budi Candra Setya)

Semua orang tua pasti menghendaki anak-anaknya memiliki karakter yang baik. Karena hanya anak yang berkarakter baik yang akan berguna bagi masyarakat dan bangsa.

Topik Pilihan dari Kompasiana mengenai mendidik anak berkarakter Pancasila bagi saya sangat menarik dan menginspirasi untuk ikut terlibat menulis.

Bagi bangsa Indonesia, Pancasila telah harga mati menjadi pandangan hidup atau way of life bangsa. Karena itu sebagai bangsa Indonesia kita patut bersyukur dan berterima kasih kepada para pendiri bangsa kita the Founding Father's yang telah memilih dan menetapkan Pancasila sebagai Dasar Negara Indonesia.

Pancasila sendiri selama bertahun-tahun telah menjadi bagian dari nadi kehidupan masyarakat bangsa Indonesia. 

Selama bertahun-tahun pula Pancasila berurat berakar dalam kehidupan seluruh rakyat Indonesia melalui penataran P4 di berbagai tingkat dan level masyarakat.

Namun bukannya kita pesimis, tetapi mau tidak mau harus dengan jujur dikatakan bahwa generasi masyarakat sesudah masa Orde Baru rupanya kurang memberi porsi perhatian pada penanaman nilai-nilai Pancasila.

Karena itu dibutuhkan cara-cara atau metode tertentu untuk mendarahdaging nilai-nilai Pancasila sebagaimana terdapat dalam butir-butir Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P4).

Sehubungan dengan perkembangan zaman di mana kita telah hidup dalam era globalisasi dengan kemajuan media sosial, maka diperlukan cara-cara baru atau tips untuk mendidik anak-anak generasi milienial ini, terutama generasi z agar mereka bisa berkarakter Pancasila.

Berikut ini beberapa tips yang penulis tawarkan untuk mendidik anak berkarakter Pancasila, yakni:

1.  Mengajari anak  menghargai waktu dan rela berkorban (butir ke-2 sila ketiga)

Orang tua perlu mengajari anak untuk menghargai waktu. Bukan hanya waktu adalah uang, tetapi waktu adalah penting. Sebab segala sesuatu hanya bisa diselesaikan dalam kurun waktu tertentu. Orang yang menghargai waktu adalah orang yang berkarakter baik. Dan orang yang berkarakter baik adalah orang yang Pancasilais.

Bagaimana mengajari anak menghargai waktu?

Sejak dini anak harus sudah dibiasakan untuk bangun pagi. Misalnya keluarga A membiasakan anak dan semua anggota keluarag bangun pada jam 5 pagi. Sesudah itu membersihkan diri lalu berdoa atau beribadah. 

Selesai doa atau ibadah, melakukan kegiatan-kegiatan di rumah seperti memasak, menyapu halaman, menyiram bunga, dan lain-lain. 

Setelah itu sarapan dan bersiap-siap untuk menuju ke sekolah atau tempat keraj bagi yang sudah bekerja.

Anak juga diajarkan bahwa waktu itu adalah rahmat, maka harus dieprgunakan dengan sebaik-baiknya. Sebab segala sesuatu ada waktunya. Ada waktu untuk bekerja, ada waktu untuk beristirahat; ada waktu untuk belajar, ada waktu untuk berekreasi.

2.  Mengajari anak menghargai orang lain atau sesama (butir ke-2 sila kedua)

Bagiamana caranya menanamkan kepada anak penghargaan terhadap sesama?

Mulailah mengajak anak untuk memberi salam kepada orang lain, bukan hanya guru, orang tua, tetapi siapa saja yang dijumpainya, termasuk yang berumur di bawahnya.

Anak juga mulai dibiasakan dengan menghormati tamu yang datang ke rumah kita, dengan cara: memberi salam, menyapa dan senyum. Sebab senyuman adalah awal komunikasi. Komunikasi yang baik adalah suatu karakter yang baik.

3.  Melatih anak belajar bergotong royong (nilai ke-1 sila kelima)

Salah satu nilai Pancasila yang mulai luntur di tengah masuarakat modern adalah gotong royong. Orang lebih mengandalkan diri sendiri dan uang sehingga tidak lagi bergotong royong. Masyarakat mulai lebih individualistis. Karena itu kepada generasi Z perlu ditanamkan nilai gotong royong.

Misalnya anak-anak di rumah dilibatkan untuk mengangkat barang belanjaan, menolong menyiram bunga, menggantikan kakak atau pembantu menyapu rumah. 

Kepada anak-anak juga dijelaskan mengenai perlunya kerjasama saling membantu menyelesaikan tugas-tugas tertentu, itu sebagai wujud gotong royong.

4.  Melatih anak mencintai lingkungan hidup ciptaan Tuhan (sila pertama)

Nilai Pancasila yang lain adalah menghargai dan mencintai lingkungan yang bersih dan sehat. Kepada anak-anak perlu diingatkan tentang semakin rusaknya alam ciptaan Tuhan, bumi rumah kita bersama ini.

Melatih anak, mulai dari rumah, mulai dari PAUD. Melatih mereka untuk menanam bunga atau tanaman buah-buahan. Sesudah menanam, mereka harus menyiram dan menjaga agar hidup. 

5. Mengajarkan anak untuk hidup hemat dan sederhana (butir ke 7 dan 8 sila kelima)

Orang yang berkarakter Pancasila adalah mereka yang menghayati nilai-nilai Pancasila itu bukan hanya dalam pikiran, tetapi terutama dalam praktek.

Hidup hemat adalah pengamalan nilai-nilai luhur Pancasila, khususnya butir ke 7 dan 8 dari sila kelima yaitu tidak bersifat boros; dan tidak bergaya hidup mewah.

Anak-anak sejak dini perlu menyadari kesederhanaan sebagai sikap yang bersahaja. Menggunakan barang-barang dan uang secara bertanggung jawab. termasuk tidak memboroskan air dan membuang-buang makanan. Itu adalah karakter hidup yang luhur.

6.  Anak dilatih untuk mendengarkan dan menghargai orang lain yang sedang berbicara (sila keempat)

Di tengah arus komunikasi media sosial sekarang ini, anak perlu dilatih untuk menerima telpon, menghormati orang yang sedang berbicara, tidak memotong ketika orang lain sedang berbicara; mendengarkan orang lain. Itu semua kebajikan yang perlu ditanamkan kepada anak-anak generasi Z sejak dini.

7. Melatih anak untuk membantu orang lain

Apa yang dilihat dan dilakukan sendiri oleh anak, itulah yang akan bertahan dan terus diingat bahkan dilakukannya. Karena itu orang tua hendaknya tidak hanya mengajarkan tetapi juga melakukannya.

Ketika berada di jalan, dan seseorang membutuhkan bantuan, misalnya karena ban sepeda motornya gembos. Ketika orang tua turun dari mobilnya dan menanyakan apa yang bisa dibantu, lalu memberi pertolongan, maka anak yang ikut dalam mobil akan belajar untuk membantu orang lain ketika orang lain mengalami  kesusahan.

Demikianlah 7 tips yang dapat diberikan sebagai cara-cara mendidik anak berkarakter Pancasila. Pancasila tidak boleh hanya diucapkan tetapi terlebih harus dihidupi.

Ketika menuliskan opini ini,  seorang teman mengirimkan melalui WhatsApp grup sebuah berita yang sekaligus memberi pesan yang persis sesuai dengan yang seharusnya saya tulis di sini. Karena itu saya ingin mengutipnya langsung sebagai pembejaran bagi kehidupan sebagai pendidikan nilai-nilai Pancasila, sebagai berikut:

Ivan Fernandez (belakang) dan Abel Mutai (depan)  Foto: Repro coscienzeinrete.net 
Ivan Fernandez (belakang) dan Abel Mutai (depan)  Foto: Repro coscienzeinrete.net 

"Pelari jarak jauh yang mewakili negara Kenya, Abel Mutai, hanya berjarak beberapa meter dari garis finish. Tetapi karena bingung dengan tanda-tanda garis finish, ia berhenti. Ia berpikir bahwa ia telah menyelesaikan perlombaan itu. Atlet Spanyol, Ivan Fernandez, berada tepat di belakangnya dan menyadari apa yang terjadi. Dia mulai berteriak kepada pelari Kenya itu untuk terus berlari. Tetapi Mutai tidak bisa berbahasa Spanyol dan tidak mengerti. Jadi orang Spanyol itu mendorongnya menuju garis kemenangan".

Seorang jurnalis bertanya kepada Ivan: "Mengapa anda melakukan itu?"

Ivan menjawab: "Impian saya adalah suatu hari nanti kita hidup bersama dan memiliki moral yang baik di dalam masyarakat".

Wartawan itu bersikeras: "Tapi mengapa anda membiarkan orang Kenya itu menang?"

Ivan menjawab: "Saya tidak membiarkan dia menang, memang dia akan menang".

Wartawan itu bersikeras lagi: "Tapi anda bisa menang jika tidak membantunya".

Ivan memandangnya dan menjawab: "Tapi apa manfaat dari kemenangan saya? Apa kehormatan dari medali itu? Apa yang akan ayah ibu saya pikirkan dan katakan tentang itu kepada saya?" (Anonim)

Pesan Untuk Kehidupan, mendidik anak berkarakter Pancasila

1. Nilai-nilai Kehidupan tidak bisa diajarkan dengan kata-kata melainkan diturunkan dari generasi ke generasi melalui perbuatan atau tindakan nyata.

2. Apa yang diajarkan dan diturunkan oleh orang tua kepada anak, itulah yang diingat dan dipegang dan dipraktekkan dalam kehidupan.

"Apa yang akan ayah ibu saya pikirkan dan katakan tentang itu kepada saya?"

Semoga bermanfaat!

Atambua, 09.06.2023

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun