Bagaimana mengajari anak menghargai waktu?
Sejak dini anak harus sudah dibiasakan untuk bangun pagi. Misalnya keluarga A membiasakan anak dan semua anggota keluarag bangun pada jam 5 pagi. Sesudah itu membersihkan diri lalu berdoa atau beribadah.Â
Selesai doa atau ibadah, melakukan kegiatan-kegiatan di rumah seperti memasak, menyapu halaman, menyiram bunga, dan lain-lain.Â
Setelah itu sarapan dan bersiap-siap untuk menuju ke sekolah atau tempat keraj bagi yang sudah bekerja.
Anak juga diajarkan bahwa waktu itu adalah rahmat, maka harus dieprgunakan dengan sebaik-baiknya. Sebab segala sesuatu ada waktunya. Ada waktu untuk bekerja, ada waktu untuk beristirahat; ada waktu untuk belajar, ada waktu untuk berekreasi.
2. Â Mengajari anak menghargai orang lain atau sesama (butir ke-2 sila kedua)
Bagiamana caranya menanamkan kepada anak penghargaan terhadap sesama?
Mulailah mengajak anak untuk memberi salam kepada orang lain, bukan hanya guru, orang tua, tetapi siapa saja yang dijumpainya, termasuk yang berumur di bawahnya.
Anak juga mulai dibiasakan dengan menghormati tamu yang datang ke rumah kita, dengan cara: memberi salam, menyapa dan senyum. Sebab senyuman adalah awal komunikasi. Komunikasi yang baik adalah suatu karakter yang baik.
3. Â Melatih anak belajar bergotong royong (nilai ke-1 sila kelima)
Salah satu nilai Pancasila yang mulai luntur di tengah masuarakat modern adalah gotong royong. Orang lebih mengandalkan diri sendiri dan uang sehingga tidak lagi bergotong royong. Masyarakat mulai lebih individualistis. Karena itu kepada generasi Z perlu ditanamkan nilai gotong royong.
Misalnya anak-anak di rumah dilibatkan untuk mengangkat barang belanjaan, menolong menyiram bunga, menggantikan kakak atau pembantu menyapu rumah.Â
Kepada anak-anak juga dijelaskan mengenai perlunya kerjasama saling membantu menyelesaikan tugas-tugas tertentu, itu sebagai wujud gotong royong.