Mohon tunggu...
Yosef MLHello
Yosef MLHello Mohon Tunggu... Dosen - Bapak Keluarga yang setia. Tinggal di Atambua, perbatasan RI-RDTL

Menulis adalah upaya untuk meninggalkan jejak. Tanpa menulis kita kehilangan jejak

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Jadikan Nabung Bersama Sebagai Kesempatan Saling Belajar

6 Juni 2023   06:24 Diperbarui: 6 Juni 2023   06:38 189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi menabung bersama pacar asik (beautynesia.com)

Bagi Saya menarik sekali ketika Kompasiana mengangkat isu nabung bersama Pacar sebagai topik pilihan. Ada apa sebenarnya hingga topik ini diangkat ke permukaan?

Memang agak dilematis soal menabung bersama ketika masih pacaran. Tapi segala sesuatu mungkin saja terjadi. Kalau kedua orang itu saling terbuka dan percaya, mengapa tidak? Bagi saya tidak jadi soal, kalau hal itu bisa dijadikan sebagai kesempatan belajar bersama.

Kegiatan menabung itu adalah sesuatu yang baik. Untuk mempersiapkan masa depan yang lebih baik, orang mesti menabung. Menabung tidak selamanya dalam bentuk uang. 

Yang namanya tabungan sifatnya macam-macam. Ada yang permanen artinya tidak boleh diambil sewaktu-waktu tetapi menggunakan jangka waktu tertentu, seperti deposito, hanya bisa diambil setelah jatuh tempo. 

Misalnya ketika perjanjiannya sekian tahun baru bisa diambil, ya tentu harus disesuaikan dengan isi perjanjian. Ada jenis tabungan yang sesewaktu bisa diambil misalnya bunga harian.

Ada juga tabungan dalam bentuk rumah. Katakanlah rumah masa depan. Semua orang yang akan berkeluarga membutuhkan rumah untuk tinggal. Karena itu ada orang yang memilih menabung dalam bentuk rumah.

Menabung juga tidak selamanya di bank. Arti kata 'menabung' menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah menyimpan uang (di celengan, pos, bank, dsb). 

Ada yang memilih menabung dalam bentuk arisan. Ya itu semua dapat dimengerti sebagai macam-macam tabungan. Yang paling penting adalah tentukan tujuan menabung itu untuk apa?

Kembali ke topik, "Nabung bareng pacar".  Tentu ada yang pro, tetapi ada juga yang kontra.

Apakah pacaran itu sudah mengarah ke masa depan yaitu tujuannya akan sama-sama membangun keluarga? Ya menurut saya boleh-boleh saja, kan sebagai persiapan bersama.

Tetapi kalau baru mulai pacaran, apalagi baru 'cinta monyet', sebaiknya tidak perlu menabung bersama dulu. Ya, kan. 

Sekali lagi. Untuk membicarakan soal ini, tentu harus hati-hati. Bisa berakibat bagi keuangan negara lho. Anak pejabat mengambil uang dari orang tua yang nota bene 'hasil korupsi' dialihkan kepada anak, menabung bersama pacar. Hasilnya dua-dua jadi korban. Ini mesti hati-hati.

Kalau nabung bareng pacar, dalam arti bukan sekedar pacar lagi, tetapi sudah siap-siap untuk menikah atau membangun keluarga, menurut saya inilah suatu kesempatan untuk belajar bersama.

Ini juga kesempatan saling belajar kesetiaan, suatu ujian bersama.

Mereka yang masih berpacaran, kalau mau menabung bersama, mereka perlu membangun komitmen dan kesepakatan bersama, yakni:

1. Bahwa uang atau barang yang ditabung atau disimpan itu adalah milik bersama.

2. Simpanan dalam bentuk uang atau barang itu sesewaktu bisa diambil, misalnya suatu saat ketika mereka berniat untuk bubar.

3. Apabila suatu saat mereka berdua hendak melanjutkan ke jenjang perkawinan, maka tabungan itu menjadi milik bersama.

4. Mereka berdua harus berkomitmen bahwa nabung bersama ini adalah kesempatan untuk saling belajar.

Ilustrasi menabung unik yang bikin tujuan tercapai (Bmoney.com)
Ilustrasi menabung unik yang bikin tujuan tercapai (Bmoney.com)

Lalu pertanyaan berikut, apakah orang tua perlu tahu?

Menurut saya, orang tua tidak perlu campur tangan dalam urusan yang satu ini. Sebaiknya orang tua tidak perlu diberitahu. Sebab bila orang tua ikut campur maka urusannya akan jadi lain.

Tetapi tentu saja hal ini harus berhati-hati, apalagi kalau mereka mau menabung dalam jumlah banyak. Ini akan memicu persoalan kalau suatu saat pacaran mereka tidak berlanjut. Jangan sampai akan dibawa ke ranah hukum.

Untuk itu saya hanya menganjurkan kalau sebagai ajang belajar baiklah keduanya menabung dalam jumlah yang kecil saja. Supaya tidak menyebabkan soal di kemudian hari.

Sebagai contoh, saya dan istri saya, dulu ketika masih berpacaran, kami malah menabung bersama dalam bentuk rumah. Kami mengumpulkan uang, lalu membeli bahan dan membuat rumah bersama sebelum akhirnya kami menikah.

Kami tidak memberitahukan hal itu kepada orang tua kami masing-masing. Kelak ketika kami sudah menikah, barulah kami menyampaikan itu kepada orang tua dan itu menjadi suatu surprise yang luar biasa.

Syukurlah orang tua merasa senang dengan upaya bersama kami. Namun bagi kami berdua suatu perjuangan berat, karena kami harus komitmen bahwa rumah itu kelak harus kami tempati bersama.

Puji Tuhan, sekarang rumah itu telah kami renovasi dan bahkan tahun ini kami akan merayakan 25 tahun hidup dalam perkawinan kami.

Ya ini sekedar sebagai tulisan ringan menanggapi topik pilihan Kompasiana yang menarik ini.

Semoga syering ini bermanfaat bagi para kompasianer, terutama bagi mereka sempat mampir dan membaca tulisan ringan ini dan memberi komentar.....

Atambua, 06.06.2023

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun