Siapa yang mau di ajak berperang? Di medan Kurusetra tidak nampak lagi para pandawa karena di situ hanya terlihat para prajurit yang sedang kelelahan dan sebagian lagi membantu rekannya yang terluka.
Dengan hati masih diliputi dendam atas kematian ayahnya, Aswatama kembali ke Astina untuk menjemput Banowati sesuai dengan pesan Duryudana.
Ditengah perjalanan menuju keputren, Aswatama bertemu dengan Kartamarma yang punya tujuan yang sama tetapi beda tujuan karena Kartamarma hendak membunuh Banowati yang di curigai sudah membocorkan strategi perang Kurawa sehingga Pandawa meraih kemenangan.
Dua sekutu kurawa ini sempat berkelahi karena beda kepentingan atas Banowati namun sebelum mereka saling bunuh, datang resi Krepa yang memberitahu bahwa Banowati yang mereka perdebatkan sudah tidak ada di keputren karena pada malam sebelum perang berakhir, dia sudah di jemput "si pelompat pagar" Arjuna yang mengamankannya terlebih dahulu.
Mendengar penjelasan resi tersebut, akhirnya mereka berhenti berkelahi dan setelah Aswatama memberitahu pesan terakhir Duryudana bahwa dirinya merupakan senopati terakhir kaum kurawa, Aswatama mengajak Kartamarma dan Resi Krepa untuk melanjutkan perang lagi.
Resi Krepa sempat menolak mengingat perang sudah berakhir ditambah pula kekuatan mereka yang hanya ber-3, mana mungkin bisa dikatakan sebagai perang.
Namun Aswatama tidak habis akal, sebagai anak dari resi Kumbayana yang merupakan ahli strategi perang( Durna pernah berguru kepada Ramaparasu ), Aswatama berhasil membujuk dua orang tersebut untuk kembali melakukan serangan dengan menggunakan strategi gerilya.
Setelah menceritakan strategi perang yang akan di gunakan, dua orang tersebut setuju dan dengan diam-diam mereka akan melancarkan serangan pada malam hari dimana pandawa sedang lengah karena istirahat.
Benar saja..
Malam itu perkemahan prajurit pandawa di sekitar medan Kuru terlihat lengang tanpa penjagaan karena perang sudah berakhir. Dengan dendam yang masih membara, Aswatama bersama dua rekannya menghampiri perkemahan tanpa kesulitan.
Di hampiri-nya kemah Astrajumna dan tanpa ba-bi-bu lagi dicekik leher pembunuh ayahnya hingga tewas.