Mohon tunggu...
Yosafat Bayu Kuspradiyanto
Yosafat Bayu Kuspradiyanto Mohon Tunggu... Mahasiswa - Undergraduate Student

believe in yourself and you'll be unstoppable

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

"Kisah Kelam Juno" di Balik Gemulai Tarian Lengger

13 November 2022   22:58 Diperbarui: 13 November 2022   23:10 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

"Setuju sih, karena kalau dilihat memang sedari awal Juno kurang perhatian, contohnya, waktu Juno melihat darah waktu si bapak yang pernah tidur sama dia berantem di tengah kebun jagung terus dia langsung lari serta menceburkan dirinya ke dalam air lalu mengamuk saat di dekati."

Lalu pada narasumber 3 memandang bahwa hal yang terjadi dalam kehidupan seseorang adalah pemaknaan dari dirinya sendiri. Hal tersebut ditunjukkan melalui kutipan berikut:

"Belum tentu sih, tergantung gimana seseorang itu memaknai, oke lah seseorang itu tertindas, tapi bukankah dunia memang sekejam itu ya? menurut saya karakter Juno yang dibangun sama film emang terlalu menginginkan keadaan yang ideal."

Kemudian ada juga narasumber 4 yang juga setuju seperti pendapat mayoritas karena menurutnya kasih sayang memiliki peran penting yang kemudian dapat berpengaruh juga pada emosi terutama pada anak kecil. Hal ini dibuktikan dalam hasil kutipan wawancara berikut:

"Benar, kasih sayang sangat berpengaruh dari adanya kesimbangan emosi seseorang. Pada saat anak berkembang dari fase prenatal stage sampe adolescence adalah masa dimana kasih sayang sangat dibutuhkan untuk menciptakan inner self yang seimbang dan tidak luka atau menghindarkan gangguan inner child. Sebab innerchild akan mempengaruhi sikap seseorang kelak menjadi dewasa atau pribadi dasar seseorang."

Uniknya Pesan Dalam Film

Penerimaan pesan dari keempat narasumber di satu sisi mungkin memiliki nada yang sama. Namun uniknya, jawaban dari masing-masing narasumber memiliki penekanan yang berbeda-beda sesuai dengan latar belakang mereka masing-masing. Dari sini dapat disimpulkan bahwa film adalah media yang unik dan khas untuk menyampaikan suatu pesan kepada publik. Bagaimana publik ingin menangkap pesannya, itu semua tergantung dari sudut pandang masing-masing khalayak.

Sumber referensi:

Hall, S., Hobson, D., Lowe, A., & Willis, P. (2005). Culture, media, language (2nd ed.). New York, USA: Taylor & Francis e-Library.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun