Belakangan dia ketahui bahwa temannya seangkatan dari SD yang nilainya sama, bahkan ada yang lebih rendah dari nilainya ternyata diterima di sekolah itu. Anak saya heran. Saya pun begitu. Saya tak mampu menjawab ketika ia bertanya bagaimana caranya mereka bisa diterima.
Saya hanya menghibur dan membesarkan hatinya agar tidak risau. "Mau sekolah di mana saja, sama saja. Kurikulum dan kriteria yang dipakai sama saja. Yang penting, belajar yang sungguh-sungguh.
Masa depan tidak ditentukan oleh sekolah atau guru yang mengajarmu. Tetapi ditentukan oleh dirimu sendiri dan Tuhan yang berkuasa atas dirimu" kata saya seperti sedang berkhotbah. Ia pun manggut-manggut. Entah setuju entah tidak, saya tidak tahu.
Berdasarkan kejadian-kejadian tersebut, saya sendiri berpikir mau pakai sistem apa saja selalu hanya baik pada tataran aturan, tetapi bisa menjadi apa saja di tangan pelaksana di lapangan. Aturan yang baik akan baik di tangan orang baik, dan akan menjadi buruk di tangan pribadi buruk. ***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H