Mohon tunggu...
Yopi Ilhamsyah
Yopi Ilhamsyah Mohon Tunggu... Dosen - Herinnering

Herinnering

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Misteri di Seputaran Airport (1)

14 Oktober 2022   14:29 Diperbarui: 14 Oktober 2022   14:40 214
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruas Jalan Menuju Airport pada Malam Hari. Foto: Dokpri.

Cerita ini adalah pengalaman mistis nan ghoib kala saya dan istri bertempat tinggal di sebuah lingkungan.

Sembari menunggu administrasi pembelian rumah rampung, untuk sementara waktu kami memutuskan untuk mengontrak sebuah rumah.

Kontrakan kami berlokasi tepat di pinggir jalan menuju Airport di suatu kampung masih di seputaran Airport.

Penduduk kampung ini kebanyakan terkonsentrasi ke wilayah dalam, meski tidak jauh dari jalan menuju Airport. Sementara, penduduk kampung yang tinggal di pinggir jalan relatif sedikit dengan letak antar rumah saling berjauhan.

Di pinggir jalan masih banyak kita temui tanah-tanah kosong dan hamparan sawah luas. Di sekitar wilayah itulah kami mengontrak rumah.

Di depan kontrakan, di seberang jalan terdapat bangunan mirip gudang tua kosong. Ditilik dari bentuknya, gudang ini adalah bekas kilang padi, ini tampak dari halaman bersemen luas yang digunakan untuk menjemur padi. Di sampingnya dari balik rumput tinggi yang tumbuh, tampak batu nisan kuno. Tiga batu nisan dengan ukiran tertancap berjejer di sisi halaman bersemen.   

Kala malam menjelang, jalan menuju Airport menjadi sepi sunyi. Suasananya relatif gelap, meski diterangi lampu jalan di beberapa titik. Demikian juga dengan lingkungan sekitar.

Saban malam sambil melepas suntuk, saya memberi umpan sembari bermain dengan kucing-kucing liar di tanah kosong di samping kontrakan. Terkadang kami bermain hingga larut malam.

Dari tanah kosong, saya mendengar bunyi nyaring seperti suara jangkrik. Suara ini bersumber dari gudang tua kosong di seberang jalan. Kondisi gudang sangat gelap di malam hari.

Hampir setiap malam saya mendengar suara itu. Suara itu juga masih terdengar nyaring kala saya berada di dalam rumah. Sekilas memang terdengar nyaring seperti suara jangkrik. Namun, jika kita coba dengar dengan lebih seksama dengan lebih teliti, itu seperti suara orang melengking. Suara lengkingan yang bersumber dari kerongkongan.

Suara jangkrik atau suara lengkingan seperti itu sebenarnya sudah tidak asing bagi saya dan istri.

Sewaktu masih tinggal di rumah mertua di sebuah kampung yang juga masih berlokasi di sekitaran Airport, saya kerap mendengar suara lengkingan seperti itu.

"Mi, itu seperti suara di kampung ya?" tanya saya kepada istri.

"Iya, suara Pocut," jawab istri saya.

Pocut di sini maksud istri saya adalah Pocut Siti, sosok kuntilanak legendaris dari Kabupaten Aceh Besar sisi Lembah Seulawah.

Pernah saat masih tinggal di rumah mertua, ketika itu baru menikah tahun 2006. Saat saya pulang tengah malam dari warung kopi, baru akan masuk ke dalam rumah sambil menuntun sepeda motor, tiba-tiba mertua saya berteriak dari jendela kamar belakang "Weh kah! Weh kah! (pergi kau! pergi kau!  Bahasa Aceh-red)"

Sontak saya terkejut, ternyata mertua saya mengusir makhluk halus yang mengikuti saya.

Saya bertanya "Pakeun yah? (Kenapa ayah?)."

Mertua saya menjawab "Na dijak Pocut (ada diikuti Pocut)."

Kemudian saya bertanya ke istri "Soe nyan Pocut? (Siapa itu Pocut?)"

"Nyan Burong (Itu kuntilanak)," sahut istri saya.

"Suara lengkingan dia juga yang sering kita dengar tiap malam," lanjut istri saya.

"Ooh suara seperti suara jangkrik itu?" tanya saya kembali.

"Nyoe (Iya)," sahut istri saya lagi.

Rumah mertua berupa rumah panggung kampung. Sumur berikut kamar mandi terpisah dari rumah dan berada sedikit jauh ke belakang. Kamar mandi ini hanya beratap sebagian, jadi kita masih bisa melihat ke langit dari dalam kamar mandi.

Di belakang rumah, tumbuh pohon Nangka tinggi, dari dalam kamar mandi kita bisa melihat pohon Nangka ini.  

Beberapa malam setelah mertua saya mengusir Pocut, kala di kamar mandi, saat menengadah ke langit sekitar, samar-samar dari balik cabang pepohonan, saya melihat sesosok berbaju putih berambut panjang hingga menutupi punggung bergelayutan di pohon Nangka itu. Diakah Pocut?

Rumah mertua saya memiliki halaman yang luas. Di dalam halaman, banyak ditemukan batu nisan kuno, batu nisan dengan ukiran-ukiran.

Saya bertanya ke istri? Itu kuburan siapa ya? Istri saya tidak tahu juga.

Selain batu nisan berukiran, banyak juga ditemukan batu-batu bulat seperti penanda kalau itu adalah kuburan. Tapi kuburan siapa itu. Nah, di sekitar kuburan itu jika malam menjelang sering muncul suara lengkingan yang awalnya saya pikir suara jangkrik. Tapi ternyata...

Bersambung...

Note: Batu nisan berukiran diduga makam bangsawan Aceh sementara Pocut adalah gelar bagi wanita Aceh berketurunan bangsawan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun