"Suara lengkingan dia juga yang sering kita dengar tiap malam," lanjut istri saya.
"Ooh suara seperti suara jangkrik itu?" tanya saya kembali.
"Nyoe (Iya)," sahut istri saya lagi.
Rumah mertua berupa rumah panggung kampung. Sumur berikut kamar mandi terpisah dari rumah dan berada sedikit jauh ke belakang. Kamar mandi ini hanya beratap sebagian, jadi kita masih bisa melihat ke langit dari dalam kamar mandi.
Di belakang rumah, tumbuh pohon Nangka tinggi, dari dalam kamar mandi kita bisa melihat pohon Nangka ini. Â
Beberapa malam setelah mertua saya mengusir Pocut, kala di kamar mandi, saat menengadah ke langit sekitar, samar-samar dari balik cabang pepohonan, saya melihat sesosok berbaju putih berambut panjang hingga menutupi punggung bergelayutan di pohon Nangka itu. Diakah Pocut?
Rumah mertua saya memiliki halaman yang luas. Di dalam halaman, banyak ditemukan batu nisan kuno, batu nisan dengan ukiran-ukiran.
Saya bertanya ke istri? Itu kuburan siapa ya? Istri saya tidak tahu juga.
Selain batu nisan berukiran, banyak juga ditemukan batu-batu bulat seperti penanda kalau itu adalah kuburan. Tapi kuburan siapa itu. Nah, di sekitar kuburan itu jika malam menjelang sering muncul suara lengkingan yang awalnya saya pikir suara jangkrik. Tapi ternyata...
Bersambung...
Note: Batu nisan berukiran diduga makam bangsawan Aceh sementara Pocut adalah gelar bagi wanita Aceh berketurunan bangsawan.