Mohon tunggu...
Yon Bayu
Yon Bayu Mohon Tunggu... Penulis - memaknai peristiwa dari sudut pandang berbeda | menolak kampanye kebencian atas nama agama

memaknai peristiwa dari sudut pandang berbeda | menolak kampanye kebencian atas nama agama

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Surya Paloh Perlu Belajar Hal Ini kepada Megawati

6 Oktober 2022   10:06 Diperbarui: 9 Oktober 2022   06:23 2401
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Surya Paloh dan Megawati. Foto: Tempo

Terhadap semua gejolak tersebut, sikap Megawati sangat tegas. Dalam berbagai kesempatan, dengan gaya khasnya, mengacungkan telunjuk tangan kanan seperti bapaknya, Presiden RI Pertama Ir Soekarno ketika mengatakan "go to hell with your aid" kepada Amerika Serikat dan sekutunya,  Megawati mempersilakan kader yang sudah tidak sejalan untuk keluar.

Bahkan Megawati langsung memecat kader yang dianggap mbalelo sebelum mereka resmi mundur seperti yang dilakukan terhadap Roy BB Janis, dkk, serta Rustriningsih.

Pada titik ini, Surya Paloh perlu belajar pada Megawati. Mungkin bagi sebagian kalangan, terutama eksternal, Megawati dicap otoriter dalam memimpin partai. Tetapi sejarah membuktikan, PDIP di tangan Megawati mampu keluar dari tsunami dan sudah 3 kali memenangi Pemilu yakni 1999, 2014 dan 2019.

Fakta juga menunjukkan, semua tokoh yang hengkang atau dipecat dari PDIP gagal bersinar setelah berada di luar. Partai yang mereka dirikan tidak pernah sampai Senayan. Bahkan elektabilitas Ganjar di Jawa Tengah sudah sangat jauh meninggalkan Rustriningsih.

Surya Paloh harus bisa memanfaatkan momentum deklarasi Anies untuk membangkitkan soliditas dan militansi, sekaligus menguji loyalitas kader-kadernya. Jangan pernah memberi tempat pada kader yang hanya "menumpang hidup", yang hanya menjadikan partai sebagai kendaraan politik dan ambisi pribadinya.

Partai adalah organisasi yang harus dinakhodai oleh 1 orang agar tetap dapat melaju di tengah samudera luas yang penuh badai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun