Mohon tunggu...
Yon Bayu
Yon Bayu Mohon Tunggu... Penulis - memaknai peristiwa dari sudut pandang berbeda | menolak kampanye kebencian atas nama agama

memaknai peristiwa dari sudut pandang berbeda | menolak kampanye kebencian atas nama agama

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Grace Natalie Musuh Terbaik Anies Baswedan

5 Oktober 2022   15:41 Diperbarui: 5 Oktober 2022   16:30 859
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kolase foto: Kompas.com

Kebijakan Grace dilanjutkan Giring Ganesha setelah menerima tampuk kepemimpinan PSI. Tidak berbeda dengan Grace, Giring pun sering mencuit kalimat-kalimat "provokatif" ketika menyerang kebijakan Anies termasuk kasus terperosoknya saat meninjau lahan yang akan dijadikan sirkuit Formula E di Ancol.

Saat gelaran Pemilihan Presiden 2024 mulai memasuki ruang publik, PSI langsung memasang tagline "tidak akan mendukung Anies". Sesuatu yang sudah diprediksi bahkan sebelum kontestasi Pilpres 2019.

Para pendukung Anies pun rajin membalas serangan yang dilancarkan kubu PSI. Perdebatan di ruang media-media sosial seperti Twitter, sering hanya dihiasi antara pendukung Anies dengan kader dan simpatisan PSI ditambah akun-akun yang ditengarai sebagai buzzer pendukung pemerintah pusat.

Namun, meski tidak pernah dinyatakan, sepertinya Anies justru "memanfaatkan" kritik PSI sebagai pelecut untuk menuntaskan semua program dan janji politiknya. Dari rumah DP nol rupiah hingga penataan trotoar dan taman, tuntas dalam 5 tahun. Wajah Ibu Kota berubah dratis dibanding sebelumnya.

Tentu masih ada kekurangan, termasuk target jumlah unit rumah DP nol rupiah. Tetapi siapa pun sulit memungkiri jika Jakarta saat ini adalah kota yang damai dan nyaman bagi pejalan kaki, ramah anak dan perempuan, sangat peduli dengan kaum difabel, dengan moda transportasi kota yang terintegrasi.

Ketika anak-anak dari wilayah sub-urban datang ke Jakarta, menjadikan beberapa titik seperti kawasan Sudirman dan Senen, sebagai teras dan halaman bermain bagi mereka, adalah bukti sahih tentang keramahan Jakarta untuk semua kalangan. Sesuatu yang tidak terbayangkan sebelumnya.

Ketika taman dan jembatan penyebarangan orang (JPO) menjadi, dalam istilah Anies, ruang ketiga setelah rumah dan kantor, di mana semua warga bisa berinteraksi secara setara tanpa sekat dan jarak, sulit untuk tidak mengakuinya sebagai prestasi kecuali bagi hati yang dipenuhi dengki.   

Anies juga mampu merombak birokrasi di Balai Kota menjadi lebih efisien, bebas korupsi, dan 5 tahun berturut-turut mendapat penilaian wajar tanpa pengecualian (WTP) dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).

Capaian-capaian Anies tidak terlepas dari kritik terus-menerus kelompok oposisi di Jakarta, utamanya PSI. Ingat, kritik setajam apa pun, adalah pil pahit yang menyehatkan bagi penguasa. Tanpa kritik, penguasa di level mana pun, tidak terkontrol dan mungkin saja berjalan semaunya.

Lalu tibalah saat yang manis di ujung perseteruan. Sebab Anies akan mengakhiri masa jabatannya pada 16 Oktober mendatang.

Bermula ketika Partai Nasional Demokrat (NasDem) dengan gempita mendeklarasikan Anies sebagai calon presiden, Senin 3 Oktober 2022 atau tepat 2 minggu sebelum Anies meninggalkan Balai Kota.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun