Mohon tunggu...
Yon Bayu
Yon Bayu Mohon Tunggu... Penulis - memaknai peristiwa dari sudut pandang berbeda | menolak kampanye kebencian atas nama agama

memaknai peristiwa dari sudut pandang berbeda | menolak kampanye kebencian atas nama agama

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Di Balik Puja-puji Ganjar kepada Megawati

21 Juni 2022   16:19 Diperbarui: 24 Juni 2022   03:44 1262
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. Foto: KOMPAS.COM/NICHOLAS RYAN ADITYA

TIDAK ada yang aneh ketika kader partai memuji ketua umumnya. Tetapi pujian kader PDIP yang juga Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo kepada Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri memiliki nuansa berbeda setelah "drama" sepanjang satu tahun terakhir.

Pertemuan terakhir Ganjar dengan Megawati bahkan sudah terjadi cukup lama. Saat itu Ganjar berkunjung ke kediaman Megawati untuk menyerahkan lukisan karya Gregorius Djoko Susilo.

Ganjar sempat memvideokan pertemuan itu yang kemudian diunggah oleh akun Instagram @djokosusilo_painting, tanggal 22 Mei 2021.

Selepas itu, publik disuguhi serangan-serangan pedas yang dilakukan kader PDIP, termasuk Ketua DPP PDIP Puan Maharani, meski ketua DPR itu tidak pernah menyebut nama.

Salah satu yang mungkin membekas terkait keluhannya tentang kepala daerah yang enggan menyambut kedatangannya. Tercatat dalam setahun terakhir beberapa kali Puan berkunjung ke Jawa Tengah tanpa "disambut" oleh Ganjar.

Koleganya di partai menyebut Ganjar terlalu kemajon dan kemlinthi dalam perburuan tiket calon presiden (capres). Sebab belum ada instruksi dari Megawati selaku pemegang hak prerogatif dalam menentukan capres yang akan diusung PDIP.

Ketua DPD PDIP Jawa Tengah Bambang "Pacul" Wuryanto bahkan sempat menuduh Ganjar akan menggunakan tingginya elektabilitas dari berbagai lembaga survei, untuk menekan Megawati.

Menghadapi ragam tudingan, Ganjar terlihat tidak terlalu merespon. Roadshow ke berbagai daerah terus dilakukan baik atas nama Pemprov Jawa Tengah maupun dalam kapasitasnya sebagai Ketua Umum Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada (Kagama) yang sudah dua periode digenggamnya. 

Ketegangan di kandang banteng, merembet ke Istana di mana Presiden Joko Widodo (Jokowi) dianggap sudah memberikan sinyal dukungan kepada Ganjar.

Meski Jokowi, yang notabene kader PDIP, mewanti-wanti agar pendukungnya yang tergabung dalam ormas Pro Jokowi (Projo) dan Sekretaris Nasional (Seknas) Jokowi. tidak kesusu, namun gesturnya justru mengirim sinyal berbeda.

Kalimat bersayap, "Ojo kesusu sik, jangan tergesa-gesa, meski pun, mungkin, yang kita dukung ada di sini" yang diucapkan Jokowi dalam Rekernas Projo di Magelang, 21 Mei 2022, yang dihadiri Ganjar, dianggap sudah terang-benderang sehingga tidak membutuhkan ahli bahasa politik untuk menafsirkannya.

Ketegangan di tubuh PDIP, setidaknya yang dibaca publik, sontak lenyap setelah dua momen pertemuan Jokowi dengan Megawati.

Perbincangan sekitar 20 menit di istana, sebelum pelantikan kepengurusan Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) di mana Megawati duduk sebagai Ketua Dewan Pengarah, mencairkan isu ketegangan.

Seperti hendak meledek publik, saat meresmikan Masjid At Taufik di Lenteng Agung, 8 Juni 2022, Jokowi mengatakan hubungannya dengan Megawati seperti ibu dan anak sehingga wajar kadang ada perbedaan.

Kalimat Jokowi bisa ditafsirkan jika sebelumnya memang ada perbedaan. Hal ini mementahkan penyataan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto ketika ditanya terkait isu keretakan hubungan Jokowi dan Megawati.

Hanya berjarak 5 hari, dalam program Aiman di Kompas TV, 13 Juni 2022, Ganjar menyebut dirinya sering "dijewer" Megawati, termasuk soal rob di pantura yang terjadi beberapa waktu lalu.

Seperti halnya Jokowi, Ganjar pun menyebut "ibu menjewer anaknya biasa". Ganjar juga mengangap kritik keras dari rekan-rekan separtainya sebagai vitamin.

Di program yang sama, Ganjar memberikan pujian setinggi langit kepada Megawati. Disebutkan, Megawati memiliki banyak pengalaman dan refleksi politiknya luar biasa.

Bahkan seolah "menasehati dirinya sendiri" Ganjar mengatakan (dikutip utuh dari Kompas.com, 16 Juni 2022), "Jadi di di PDI Perjuangan kalau ada survei-survei jangan GR. Kalo ada statment-statment di publik jangan GR. Karena apa pun keputusannya itu semua diserahkan kepada ketua umum. Selesai".

Ganjar juga menegaskan dirinya masih di kandang, ketika ditanya wartawan perihal munculnya dukungan dari 29 DPW Partai Nasdem.

Apakah "perubahan" sikap Ganjar buah dari "islah" Jokowi-Megawati? Masih perlu waktu untuk sampai pada kesimpulan demikian.

Kita dapat melihatnya dari dua sisi. Pertama, muncul kekhawatiran Ganjar akan ditinggal oleh Jokowi. Jika dalam beberapa hari mendatang tetiba riuh suara-suara dukungan kepada Puan dari relawan "sayap lain" Jokowi, asumsi ini menemukan kebenarannya.

Kedua, kita sedang menyaksikan strategi Ganjar untuk jangka panjang agar tidak muncul rivalitas yang terlalu tajam dengan Puan.

Sebab jika persaingan makin meruncing dan mulai melibatkan simpatisan tingkat grass root, Ganjar akan "dipaksa" melepas atribut PDIP. Padahal itu bukan pilihan terbaik jika menengok ke belakang di mana banyak rekan separtai yang tidak lagi bersinar setelah keluar kandang.

Pada saatnya nanti, jika Megawati mengambil keputusan berbeda dari ekspektasinya, kemungkinan Ganjar baru akan memberikan reaksi keras.

Namun pilihan ini bukan tanpa resiko. PDIP memiliki kebiasaan mengumumkan calon yang akan diusung dalam gelaran elektoral menjelang menit terakhir pendaftaran di Komisi Pemilihan Umum (KPU).

Sangat mungkin saat itu koalisi di luar PDIP sudah terbentuk, lengkap dengan penumpangnya. Artinya, Ganjar akan gagal nyapres karena sudah tidak ada lagi perahu tertambat di dermaga.

Harus diakui, untuk jangan pendek, keakraban Jokowi dengan Megawati memang kurang menguntungkan posisi Ganjar. 

Oleh karenanya Ganjar harus tetap menjaga relasi dengan partai-partai lain sebagai parasut manakala terjadi kondisi darurat. Dengan catatan, tanpa sepengetahun loyalis Puan!

Salam @yb

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun