Tetapi harus diingat, jika konteksnya gimmick, ruang-ruang publik yang dikuasai tidak akan sebanding dengan elektabilitas yang diraih ketika isu yang dilempar kurang tepat, apalagi jika terlalu sensitif. Tidak ada bedanya dengan gimmick perselingkuhan atau konten pornografi. Meski masyarakat tahu dirinya korban, tetapi simpati yang didapat tidak sertamerta berbuah elektabilitas. Terlebih gimmick yang bersifat pop, hanya bertahan sesaat, dan yang tersisa kemudian hanya narasi selingkuhnya atau gambar pornonya. Â
Dalam kasus pernyataan Prabowo, maka bulan depan yang tersisa hanya narasi 'Prabowo mendukung pemindahan kedubes Australia ke Yerusalem', zonder penjelasan apapun karena sudah menguap.
Dari paparan tersebut, kita meyakini pernyataan-pernyataan kontroversial Prabowo bukan gimmick sehingga harus dieliminir dengan didampingi tim perias isu agar ke depan tidak ada lagi kesalahan semacam itu.
Salam @yb
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H