Di sinilah arti pentingnya suara Yenny Wahid. Dengan adanya deklarasi dukungan yang disampaikan langsung oleh Yenny Wahid maka seluruh faksi NU, sudah berada dalam barisan Jokowi-Ma'ruf.
Gabungan NU dan nasionalis menjadi garansi kemenangan, bahkan kemungkinan dengan selisih di atas 6 persen. Sebab sebagian suara Gusdurian yang pada Pilpres 2014 memilih Prabowo karena sikap netral yang diambil keluarga Gus Dur, akan beralih ke Jokowi.
Dengan kemungkinan tersebut, sebaiknya Prabowo-Sandiaga tidak menghabiskan waktu untuk menggarap Jatim karena bisa blunder. Pasangan yang diusung Gerindra, PAN, PKS dan Demokrat justru harus lebih fokus mempertahankan suara di Jabar dan Banten. Kemenangan di dua provinsi tersebut ditambah DKI Jakarta menjadi harga mati jika Prabowo tidak ingin kembali dipermalu oleh Jokowi.
Kans Prabowo untuk memenangkan DKI Jakarta cukup terbuka. Bukan saja karena selisih perolehan suaranya dengan Jokowi di Pilpres 2104 sangat tipis sebagaimana Jatim, Â Prabowo diuntungkan oleh posisi Sandiaga sebagai mantan Wakil Gubernur DKI.
Seperti diketahui pasangan Anies Baswedan -- Sandiaga Uno yang diusung Gerindra dan PKS, ditambah PAN di putaran kedua, tampil sebagai jawara Pilgub DKI Jakarta 2017, mengalahkan pasangan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) -- Djarot Saiful Hidayat yang diusung gabungan partai yang kini menjadi pengusung Jokowi -- Ma'ruf.
Jika pun ada sedikit pembeda, hanya pada PPP di mana saat itu PPP versi Romahurmuziy mendukung Anies -- Sandi, sedang PPP di bawah kepemimpinan Djan Faridz mendukung Ahok-Djarot.
Jika Prabowo mampu memenangkan Jabar, DKI dan Banten, maka suara di tanah Jawa akan terbagi rata karena Jokowi dipastikan bisa mempertahankan Jatim dan Jawa Tengah (Jateng), serta kemungkian DIY, meski survei terbaru LSI Denny JA menyebut elektabilitas Jokowi-Maruf di Jawa mencapai 52,6 persen sedangkan Prabowo-Sandiaga hanya 25,9 persen.
Dengan demikian siapa yang akan memenangkan kontestasi elektoral lima tahunan ini, akan ditentukan oleh perolehan di luar Jawa. Â Apakah berarti Jokowi akan menang mudah seperti tergambar dari hasil survei LSI Denny JA?
Belum tentu. Prabowo kemungkinan bisa merebut sebagian wilayah di tanah Sumatera selain Aceh, Sumatera Barat,  Riau dan Sumatera Selatan  yang dimenangkan sebelumnya. Ingat, selisih perolehan keduanya di Pilpres 2014 sangat tipis baik di daerah yang dimenangi Prabowo maupun sebaliknya. Bahkan di Jambi, Jokowi hanya unggul 0,5 persen. Survei LSI menunjukkan selisih elektabilitas keduanya di Pulau Sumatera hanya 1 persen. Â
Demikian juga di Sulawesi. Kemenangan telak Jokowi dengan prosentasi 58,9 persen berbanding 26,7 persen versi LSI, masih perlu diuji mengingat Sandiaga yang berdarah Bugis-Gorontalo, memiliki tingkat keterpilihan cukup tinggi, sekali pun mungkin belum bisa mengalahkan elektabilitas Jusuf Kalla yang menjadi penopang kemenangan Jokowi di Sulawesi pada Pilpres 2014.
Kekalahan jagoan PDIP di Kalimantan Barat -sekaligus menggusur dinasti Cornelis, serta Kalimantan Timur pada Pilgub 2018, jelas menjadi warning serius untuk Jokowi meski survei LSI menyebut elektabilitasnya di pulau kaya sumber daya alam itu mencapai 61,4 persen, sementara Prabowo hanya 30 persen. Â