Perpisahan pun menjadi jalan utama yang harus mereka tempuh. Meskipun hal tersebut selalu memakan korban yang sejatinya tidak bersalah yaitu anak.
Lika-liku pernikahan yang mereka hadapi terangkum apik dalam 2 jam 16 menit durasi film Marriage Story yang dirilis eksklusif di platform Netflix sejak 6 Desember lalu.
Jauh dari itu, film ini justru memberikan gambaran jujur tentang rasa sakit yang paling memungkinkan untuk terjadi dari sebuah pernikahan.
Yang menarik, respon dari para penonton di media sosial mengenai film ini cukup beragam. Ada yang beranggapan bahwa pernikahan begitu menakutkan pasca menyaksikan film ini namun ada juga yang merespon bahwa perceraian adalah sebuah kesia-siaan pada akhirnya.
Bagi penulis pribadi, film ini mengandung 2 pesan yang cukup kuat terkait pernikahan dan perceraian. Yang pertama, film ini ingin menyampaikan bahwa jika ego lebih besar daripada cinta, maka pasangan tidak akan mendapatkan apapun.Â
Kedua, kalaupun dari perceraian tersebut masing-masing mendapatkan sesuatu yang diinginkan, pada akhirnya tetap akan meninggalkan ruang kosong pada hati yang tak akan bisa diganti dengan apapun.
Dua pesan tersebut kemudian dibentuk dengan dinamika konflik yang sangat memikat hasil penyutradaraan Noah Baumbach (The Meyerowitz Stories, While We're Young), yang sekaligus juga menjadi penulis tunggal untuk cerita film ini.
Bahkan di tengah deretan konflik tersebut, Baumbach masih sempat memberikan sentuhan humanis melalui lelucon yang memberikan nuansa hangat pada keluarga tersebut.Â
Sehingga meskipun film ini cukup dominan dalam menggambarkan sisi depresif dalam bahtera rumah tangga, ia masih memberikan kita kesempatan untuk berucap seperti "Tuh kan, kalian masih saling mencintai" atau "Kenapa sih gak coba ngalah salah satunya."