Mohon tunggu...
Yonathan Christanto
Yonathan Christanto Mohon Tunggu... Penulis - Karyawan Swasta

Moviegoer | Best in Specific Interest Kompasiana Awards 2019

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

"Rambo: Last Blood" tentang Tragedi yang Memaksa Sang Legenda Kembali ke Medan Pertempuran

18 September 2019   09:15 Diperbarui: 18 September 2019   09:47 2234
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rambo pun terpaksa untuk terjun kembali ke medan perang, menggunakan sisa-sisa tenaga dan skill yang dikuasainya di masa mudanya dulu demi menyelamatkan anak tercintanya.

Tragedi membuatnya kembali menjadi Rambo yang selama ini kita kenal. Cerdas, brutal dan tetap berjuang menyelamatkan orang-orang tercintanya walaupun kemudian berbagai kesulitan bergantian datang menghadangnya.

Film Aksi Klasik dengan Banyak Referensi Modern

Comicbook.com
Comicbook.com
Menyaksikan Rambo:Last Blood sejatinya tak ubahnya menyaksikan film-film Rambo sebelumnya. Tetap menghadirkan elemen aksi klasik yang seru dan menghibur. Hanya saja, pada film ini diselipkan beberapa referensi film action thriller modern yang membuatnya tampil cukup fresh untuk franchise Rambo, meskipun tidak cukup fresh untuk ukuran action movies.

Chemistry yang tercipta antara Rambo dan Gabrielle hingga bagaimana usahanya dalam menemukan sang putri, sekilas bahkan mengingatkan kita pada sosok Liam Neeson di trilogi Taken. 

Namun nuansa Taken seketika berubah kala di suatu adegan Rambo akhirnya harus menerima pukulan telak dari lawan-lawannya hingga membuatnya jatuh tersungkur tak sadarkan diri.

Collider.com
Collider.com
Ya, pada momen ini menjadi turning point yang kemudian membuat kita sadar bahwa Rambo yang sekarang bukanlah sosok Rambo yang dulu dikenal dengan kemampuan close combatnya yang jempolan. 

Rambo yang sekarang, meskipun tetap menjadi momok bagi siapapun yang melawannya, jauh lebih melambat dan menua, pun di dunia nyata sosok Sylvester Stallone sendiri memang sudah menyentuh usia 73 tahun.

Maka film ini pun kemudian memang menurunkan tensi aksinya dengan memperbanyak unsur drama di hampir 60 menit awal. Sekaligus memperkenalkan calon musuhnya yang sayangnya tidak terlalu banyak porsi pengembangan karakternya. Yang kita tahu dia jahat, sudah itu saja.

Hindustantimes.com
Hindustantimes.com
Sementara di 30 menit akhir menjadi menit-menit yang paling seru karena kemudian film ini merubah stylenya ke home invasion layaknya film Home Alone. Penuh jebakan cerdas yang dibuat Rambo dalam usahanya melawan musuh-musuhnya sendirian, namun tentunya dengan ragam jebakan yang berbahaya nan penuh darah.

Tepukan riuh jelas beberapa kali terdengar dari kursi penonton tiap Rambo berhasil memainkan jebakannya. Karena pada akhirnya di 30 menit akhir film ini mampu kembali ke akarnya Rambo Movies dengan menghadirkan ragam ultra violence sequence yang brutal, penuh darah namun tentu saja tetap menghibur.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun