Mohon tunggu...
Yonathan Christanto
Yonathan Christanto Mohon Tunggu... Penulis - Karyawan Swasta

Moviegoer | Best in Specific Interest Kompasiana Awards 2019

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

"Love Alarm", Karena Jatuh Cinta Tak Sesederhana Dering Notifikasi

16 September 2019   06:35 Diperbarui: 16 September 2019   20:10 437
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dering Love Alarm ketika ada 2 orang saling jatuh cinta (Netflix.com)

Dengan perbedaan cara pendekatan itulah menyebabkan konflik mereka bertiga cukup menggemaskan. Sepanjang 8 episode kita seperti ikut dalam tarik ulur hubungan mereka bertiga, khususnya ikut gemas akan sikap Hye-yeong yang nampaknya sukses jadi pria paling sabar di alam semesta.

Ilustrasi: Netflix.com
Ilustrasi: Netflix.com
Kita juga seperti disuguhi nuansa nostalgia percintaan masa remaja lewat serial Love Alarm ini. Dimana tiap momen saling lihat, saling sapa, bahkan sekadar saling senyum saja sudah membuat dada berdegup kencang. Dan hal-hal kecil seperti itu nyatanya mampu dikemas baik dalam serial ini, sehingga cukup otentik dalam menghadirkan suasana drama cinta khas remaja yang lucu dan penuh warna.

Solidnya pengenalan tiap karakter dan dinamika kisah cinta ketiganya yang tidak monoton, pada akhirnya mampu membuat kita penasaran akan seperti apa akhir dari drama cinta segitiga mereka. Terlebih saat Jojo memutuskan untuk mematikan Love Alarm nya pasca insiden yang dialaminya bersama Sun-oh.

Netflix.com
Netflix.com
Maka ketika semua konflik, missing plot dan terutama pilihan hati Jojo akan pria yang disayanginya belum benar-benar terjawab, serial ini pun berhasil membuat kita makin penasaran berkat selesainya season 1 di episodenya yang ke-8. Ya, cinta segitiga mereka nyatanya belum berakhir dan masih berlanjut di season 2 nya yang entah kapan akan ditayangkan Netflix.

Kisah cinta yang nyatanya tak sesederhana dering notifikasi Love Alarm. Karena ada kompleksitas tertentu yang membuat suara dering notifikasi tak berarti apapun dibandingkan suara hati.

Nuansa "Black Mirror" dengan Kemasan Drama Korea

Netflix.com
Netflix.com
Meskipun teknologi dalam aplikasi Love Alarm cenderung futuristik dan nampaknya belum akan terealisasi akhir-akhir ini, namun setidaknya kita bisa terhubung dengan kondisi dan efek samping dibalik penggunaan aplikasi tersebut, yang nyatanya juga sangat relevan dengan kehidupan sosial akhir-akhir ini.

Seperti kita tahu, dating app seperti Tinder contohnya, saat ini begitu diminati banyak orang baik tua ataupun muda. Kemudahan mencari pasangan hanya dengan satu genggaman, membuat siapapun penasaran untuk mencoba.

Baik yang sekadar iseng ataupun yang memiliki tujuan mencari pasangan serius, semua berkumpul dalam satu ekosistem pencarian pasangan online tersebut dan berlomba-lomba menampilkan sisi terbaiknya baik dari tampilan foto maupun isian kolom profilnya. Semua hal tersebut dilakukan demi terpilihnya mereka di antara ribuan pengguna lain.

Netflix.com
Netflix.com
Namun kemudahan tersebut bukan berarti tanpa efek samping bukan? Kasus wanita/pria yang dimata-matai pasangan yang ditemuinya lewat dating app, pemerkosaan bahkan pembunuhan, menjadi sedikit contoh dari sisi gelap penggunaan dating app tersebut. Bahkan tak sedikit yang depresi karena tak kunjung dapat pasangan lewat aplikasi tersebut.

Meskipun tak dipungkiri, sisi positifnya juga cukup banyak berkat meningkatnya tren pasangan menikah dimana mereka saling bertemu karena aplikasi kencan tersebut.

Dan semua hal tersebut bermuara pada satu hal. Secanggih-canggihnya Tinder dan aplikasi sejenis lainnya, memang tak bisa mengecek secara langsung soal perasaan cinta masing-masing penggunanya. Profil foto dan biodata diri tentu tak bisa menjadi jaminan bahwa kita akan dengan mudah mendapat pasangan yang cocok dan sesuai dengan pribadi kita.

Dering Love Alarm ketika ada 2 orang saling jatuh cinta (Netflix.com)
Dering Love Alarm ketika ada 2 orang saling jatuh cinta (Netflix.com)
Nah, sedikit berbeda dengan dating app macam tinder dan kawan-kawan, Love Alarm yang entah bagaimana teknologinya, mampu menghubungkan perasaan cinta dan pikiran penggunanya ke dalam aplikasi tersebut. Untuk kemudian semuanya bersinergi menghidupkan alarm kala benih-benih cinta muncul diantara dua orang yang berdekatan.

Sisi positifnya tentu saja pengguna akan senang jika banyak love alarm yang berbunyi dan terkirim ke ponselnya. Sementara sisi negatifnya tentu muncul kala seseorang tak kunjung mendapatkan dering cinta tersebut di ponselnya. Dimana hal ini mampu membuat seseorang depresi karena merasa tak dicintai siapapun.

Sisi gelap love alarm (Netflix.com)
Sisi gelap love alarm (Netflix.com)
Maka kejadian bunuh diri massal akibat Love Alarm -termasuk insiden bunuh diri pengembangnya- dan munculnya gerakan anti-Love Alarm kemudian, menjadi gambaran kelam tentang bagaimana aplikasi yang sejatinya ditujukan untuk menggapai cinta, pada akhirnya harus menelan korban jiwa yang merasa kehilangan cinta.

Dan layaknya Black Mirror, serial ini juga seakan memberikan pertanyaan kepada kita terkait sisi gelap tren dating app yang mungkin akan jauh lebih personal seperti Love Alarm ini di masa depan;

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun